Ok. Ga guna minta maaf karena gw lama updatenya. Tapi...
Maaaafffffffff banget :"(
Sekarang udah update lagi nih. Dosa tertebus. Wkwkwk.
Chapter ini gw desikasikan untuk readers gw yang aktif komen dan vote yang ga bisa ge sebutin atu-atu. Dan juga buat temen-temen gw yang nyata. Yang juga udah bergabung di story gw. Wkwkwk.. halo dhiannp96 reikapuspita3
Okay readers.. i love you so much. And enjoy the story
Dont forget to voment!!
Love you xx
Berjalan melewati pintu ruangan yang menyekap kami, aku, Harry dan Niall pun meninggalkan Zayn. Harry berjalan di depanku dan Niall di belakangku. Tanganku terasa berat memegang senjata ini, takut lesatan peluru yang keluar nanti dari pistol ini akan membuatku memiliki status sebagai pembunuh.
Ketika hampir mendekati pintu keluar dari kontainer besar ini aku pun memutar kepalaku ke belakang dan mencoba mengintip di balik punggung Niall. Kemudian aku mendapati Zayn yang berjalan membelakangi kami dengan sedikit tegang ke arah pintu yang berjarak sekitar lima belas meter dari ruangan tempatku di sekap.
Tidak langsung masuk, Zayn memutar tubuhnya dan mengawasi kepergianku, Harry dan Niall. Mendapatkan anggukan dari Zayn aku pun mantap keluar dari kontainer ini.
"Kendall, tetaplah disini. Pegang senjatamu dengan erat. Aku dan Niall akan menghabisi mereka dengan tangan kosong. Selain untuk tidak memancing Liam dan penjaga lain, hal ini akan mengehemat peluru. Seperti yang di katakan Zein, tiga pria yang berada di depan kontainer ini memiliki senjata kosong, ini tidak akan sulit. Tugas mu hanya satu. Awasi musuh yang berjarak jauh. Gunakan senjata itu jika ada yang mendekat. Tanpa berpikir panjang. Kendall, gunakan senjata ini tanpa keraguan atau jika tidak senjata ini justru yang akan membahayakanmu, bukan musuhmu. Kau mengerti?"
"Tapi aku juga bisa bela diri. Aku pernah mengikuti karate."
"Tapi itu sudah bertahun-tahun lalu. Aku mohon. Jangan mendebat ku kali ini."
"Harry benar, nona. Ini tidak semudah yang kau bayangkan."
"Kau meremehkanku?"
"Bukan. Bukan seperti itu maksudku. Demi Tuhan. Akan ku penuhi semua permintaanmu nanti setelah semua ini selesai. Tapi kali ini, tolong dengarkan saja Harry."
Kami berbisik mendebatkan hal yang seharusnya tidak perlu di permasalahkan.
Menatap mereka geram aku pun pasrah dengan keputusan yang mereka buat untuk diriku.
"Baiklah." Jawabku yakin pada Harry. Namun tidak bisa di pungkiri, jantungku saat ini benar-benar berdegup sangat kencang karena memikirkan keselamatan dari mereka. Namun kali ini aku tidak bisa membantah Harry atau pelarian ini akan sia-sia.
Kembali aku melihat ke dalam.
Zayn sepertinya bersiap untuk masuk ke dalam.
"Niall." Ajak Harry berbisik pada Niall yang di balas anggukan kepala oleh Niall.
Aku melempar pandanganku ke seluruh ruang kontainer ini dan
Gotcha!
Saat aku melihat ke dinding kontainer yang berada persis di sebelah kiri ku akupun mendapati sebuah linggis.
"Harry.." panggilku pelan sambil melirik ke arah linggis tersebut.
"Niall. Ambilah. Kau membutuhkan itu." Perintah Harry.

KAMU SEDANG MEMBACA
Night Changes
Fanfiction(Ongoing) Ketika seorang pria dan seorang gadis yang sempat menjalin romansa masa kecil di pertemukan kembali dalam keadaan yang berbeda. Masalah yang beruntun ternyata menyeret mereka dalam keputusan-keputusan yang tidak menguntungkan. Kesetiaan y...