Chapter 17

2.6K 119 18
                                    

Dont forget to voment guys!!
Enjoy!!








Semalaman aku tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan apa yang akan Harry perbuat terhadap Zayn.

Terpaksa, aku harus meliburkan diri dari kuliahku untuk berjaga-jaga terhadap Harry.

Ku lirik Harry yang tidur di sebelahku dengan posisi tengkurap dan wajahnya menghadapku.

Haruskah ku bangunkan? Mengingat seharusnya dia pergi ke kantor hari ini.

Aku pun mendudukan diriku di kasur.

"Har.. Harry.. Bangunlah. Atau kau akan terlambat ke kantor sayang."

Harry pun menggeliat.

"Jam berapa sekarang?" Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Tujuh."

Perlahan Harry mencoba untuk membuka matanya sempurna kemudian mengibaskan selimut dan mendudukan dirinya di kasur.

Lalu dia mencium bibirku singkat.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Better. Kau mau ku buatkan sarapan?" Tawarku

"Tidak. Tidak usah. Aku akan makan di kantor saja." Dan tiba-tiba aku terdiam.

Oh God! Aku harus mencegah Harry.

Seketika aku di kejutkan oleh ucapan Harry.

"Kau istirahatlah. Tidak usah pikirkan untuk masuk kuliah."

Oh Harry aku tidak bodoh. Aku tahu bahwa kau tahu bukan kuliahlah yang sedang aku pikirkan, tapi Zayn. Apa yang akan kau lakukan padanya?

"Baiklah. Aku akan istirahat."

Tidak akan. Aku tidak akan lengah.

Harry pun bangkit dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.

Dia akan berangkat dari sini, dari apartmentku. Semalam setelah Louis pulang dia mengambil sebagian bajunya untuk di taruh di closet apartmentku. Dan dia juga membawa sebagian bajuku ke apartmentnya. Ini dilakukan agar aku ataupun dia bisa pindah-pindah sesuai keinginan, ingin tidur di apartmentku atau apartmentnya.

Dia sudah memintaku untuk tinggal di apartmentnya saja, tapi aku rasa itu tidak tepat. Kita belum meresmikan hubungan ini. Maksudku menikah.

Bagaimana jika Louis datang? Aku tentu harus memiliki tempat yang membuat Louis memiliki privasi denganku.

Oh jangan harap Louis akan berbagi akan diriku terhadap orang lain.

Ah sudahlah. Aku belum memiliki pikiran yang dalam tentang hal itu.

Menikah? Yang benar saja.

Aku baru bertemu dengannya lagi. Setelah bertahun-tahun pasti banyak hal yang sudah terjadi. Ada hal yang yang berubah, ada sesuatu yang berkurang dan ada beberapa yang bertambah.

Dan aku rasa kita masih memiliki cukup waktu untuk menggali semua itu sebelum memastikan kapan untuk menikah.

Tentu, aku ingin sekali hidup bersamanya.

Segalanya mungkin bisa berubah. Tapi tidak denganku terhadapnya.

Kemudian tak lama setelah aku berkutat dengan pikiranku, aku mendengar suara pintu kamar mandi yang dibuka, Harry sudah selesai mandi.

Dia keluar dengan melingkarkan handuk sebatas pinggangnya dan satu handuk lagi bergantung di pundaknya. Dia mengusap rambutnya yang basah menggunakan handuk tersebut.

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang