Chapter 29

2.2K 105 26
                                    

Yang voment readers nya itu itu aja. Yang baca padahal ada lebih dari seratus.

Huft

Malang sekali nasibku.

Tapi karena gw sayang kalian, dan menghargai keaktifan dari beberapa readers gw, jadi gw bakal tetep lanjut.

*slay*

Well enjoy!

Di dedikasikan untuk pasif readers..

Happy reading!!

I love you guys!! Xx





Sekarang aku dan Kendall sudah sampai di apartment. Aku melihat raut wajah kecewa darinya. Aku mengerti dia begitu penasaran.

"Akan ku antar kau ke kamar. Dan aku akan membuatkan makanan untuk makan siang mu." Ujar Kendall memegangi tanganku tapi tidak melihatku, padahal jelas aku menatap nya.

Aku tidak tahu harus mengatakan apa  padanya. Aku tidak ingin dia memikirkan hal ini. Dan aku tidak ingin dia salah paham.

Lalu aku merasakan Kendall menarik tanganku, menuju kamar. Setelah di dalam kamar, tepat di depan tempat tidurku, akupun memberhentikan tubuhku.

"Kenny.." panggilku lembut sambil menangkap ke dua bahunya lalu memutarkan tubuhnya padaku.

Tetap, dia tidak melihatku. Dia hanya membuang muka dariku.

Brengsek!

"Hey lihat aku."

Di hanya diam dan melesatkan pandangannya ke sisi kirinya.

Oh ayolah! Aku berada jelas di depannya.

"Baiklah. Kau ingin tahu apa yang terjadi, bukan?"

Mendengar aku mengatakan itu dengan cepat dia mengalihkan pandangannya padaku. Dia menatapku penuh harap. Dia benar-benar ingin mengetahui semuanya.

Seketika aku melihat anggukan dari kepalanya.

"Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Tapi biar ku pastikan bahwa kau mengingat suatu hal. Sekarang, duduklah."

Aku memegangi bahunya dan mendudukan tubuhnya di tempat tidur bersamaan denganku. Untuk membuatnya nyaman aku menggenggam tangannya dan ku letakkan di pangkuannya.

"Kau ingat dengan Liam? Liam Payne?"

Dan Kendall mengangguk.

"Dia adalah rekan bisnis ku-.."

"Dan apakah dia Liam yang menolongmu saat kau kabur meninggalkan rumah ayahmu dulu?"

Kendall's POV

Mendengar itu Harry pun terkejut.

Tapi di dalam ke terkejutannya aku juga melihat kekesalan.

"Grandpa?" Tanya nya dingin

"Ya. Dia menceritakan apa yang kau alami dulu. Sejak kita berpisah."

Harry melepas genggaman tangannya dari ku dan menyapukan jarinya ke rambutnya frustasi.

"Kenapa? Apa itu adalah sesuatu yang salah? Aku tidak boleh mengetahui tentangmu? Kita sudah cukup untuk masa bodoh dengan cerita di lain sisi kehidupan kita. Ini saat kita untuk terbuka, Harry. Di kehidupan ini tidak ada hanya ada kau dan aku. Aku tidak ingin menyesal seperti dulu. Dimana aku buta tentang dirimu. Itu sangat merugikan ku." Jelasku padanya.

"Sekarang lanjutkan, ada apa dengan Liam."

Dan tiba-tiba Harry diam mematung.

"Dia dan anak buahnya yang melakulan ini padaku."

Night ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang