Pagi Hari yg cerah, Boruto terbangun akibat suara yg begitu berisik dari lantai bawah. Suara yg sangat familiar di telinganya. Suara Sarada sedang bercengkrama dengan orang yg juga sangat ia kenal.
"Samui, ambil barang-barang di bagasi Mobil. Ada yg ketinggaan"
"Baik tuan Sasuke,"
"Nagato, bisa Bantu Sarada membawakan barang-barangnya. Dia keras kepala sekali"
"Ini ringan dan mudah. Aku tidak perlu bantuan"
"Boruto di mana, apa dia tidak mau menyambut kedatangan Kita"
"Naruto, jalannya pelan-pelan saja, kau kan baru pertama kali pakai Tongkat"
"Tuan Sasuke, ada telepon dari Suna, Katanya istri anda mau berbicara"
"ya, bilang tunggu dulu. Aku mau ke kamar mandi. Hey Naruto, aku pinjam toiletmu"
Suara ribut itu membuat Boruto membuka Matanya lebar-lebar "ayah, ayah sudah pulang" batin Boruto Bahagia. Ia pun dengan segera keluar kamar dan berlari menuju ruang tamu.
Tanpa melihat kondisi dan situasi, Boruto langsung saja menghampiri Naruto dan memeluknya. Untung saja ada Hinata di samping Naruto sehingga saat Boruto memeluknya dengan mendadak, Hinata dapat menahan tubuh Naruto agar tidak jatuh.
"akhirnya Ayah pulang. Aku sudah Rindu." Ucap Boruto sambil memeluk sang ayah. "Apa ayah baik-baik saja?" tanya Boruto menatap Sang ayah. "ya, ayah baik-baik saja. Pengobatan di Negara itu sangat hebat. Sekarang tinggal tunggu pemulihan total" ucap Naruto.
Boruto melepas pelukannya. Naruto lalu melihat sekita "Di mana Himawari. Apa dia masih tidur?" tanya Naruto. "Bukannya ayah dan paman Sasuke meminta pengawal untuk mengungsikannya ke desa Kakek" ucap Boruto.
"Bukan ayah, tapi ibu yang menyarankan. Ayahmu saat itu lagi tidur" ucap Hinata. Sasuke yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung mendatangi Keluarga Uzumaki yg sedang kumpul itu. "Sebaiknya Himawari tetap di sana sampai kondisi kita saat ini tertangani" ucap Sasuke.
"umm, ya. Itu ide yang bagus" ucap Naruto. "Apa aku dan Sarada juga akan di ungsikan ke sana?" tanya Boruto. "Tidak, kalian berdua adalah target mereka." ucap Sasuke.
"kenapa Boruto dan Sarada yang mereka Incar. Padahal mereka tidak mengetahui apa-apa." ucap Hinata.
Dan di saat Boruto, Sasuke, Naruto, dan Hinata melakukan pembicaraan, Sarada sedang asik membuka oleh-oleh yang di bawakan ayahnya. Sebuah Tablet terbaru buatan luar Negeri yg sangat bagus dan canggih. Tablet yang selama ini ia inginkan.
::==::==::
Siang hari, kini saatnya makan siang. Para pengawal sudah tidak bisa sesantai kemarin. Kini mereka harus berjaga di sekitar rumah, Memantau dari jendela, Berkeliling, dan Mengamankan Pintu. Mereka sudah tidak bisa lagi menonton Tv, dan melakukan hal santai lainnya karena Sasuke telah kembali.
Di meja makan, Keluarga itu menikmati santapan yg di buatkan Hinata. Boruto benar-benar merindukan masakan buatan ibunya. Ia melahap makanan itu dengan rakus membuat ia harus di pukul kepalanya oleh Naruto dan di omeli Sasuke.
Di sebelahnya, Sarada makan dengan sangat lambat. Tentu saja lambat karena ia makan sambil bermain ponselnya. Sasuke ingin menegurnya, tapi ia tidak punya keberanian untuk merusak acara makan ini. Karena ia yakin, Sarada yang saat ini sedang bahagia jika di tegur pasti akan langsung ngambek (marah).
Setelah selesai makan, Sasuke dan Naruto bercengkerama di ikuti Hinata. Boruto hanya bisa menatap bosan sebuah obrolan yang terdengar begitu membosankan. Sementara Sarada dengan asiknya memainkan Ponsel barunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Baru
Fanfictionini adalah sebuah sekuel dari fanfiction dengan judul Si Miskin Boruto. bisa di search di Fanfiction.Net ------------------------ Cinta, siapa yang tak mengenal kata itu. begitu Indah. mendengar kata itu bagaikan berada di laguna berair biru...