Di Indonesia memanglah sudah malam namun, di konoha matahari masih menyinari kota itu dengan cahaya penuh suka citanya. Saat itu hari sudah menjelang sore. Aktifitas kendaraan pun terlihat mulai padat karena merupakan jam pulang sekolah dan juga kantor.
Di konoha waktu sudah menunjukan pukul 16.30 sementara di Indonesia sudah menunjukan sekitar pukul 23.30. karena di Konoha masih sore, masih nampak kesibukan kota terutama di gedung Techconnec.
Di ruangannya, Sasuke sedang duduk sambil membaca sebuah kertas yang di letakan di map berwarna merah. Sementara Naruto sedang berada di hadapannya dan sedang mengetik sesuatu di ponselnya. Melihat sedari tadi Naruto sibuk dengan ponselnya, Sasuke yang penasaran akhirnya bertanya.
"Kau sedang apa, dari tadi tinggal sibuk dengan ponselmu, kau mengirim pesan untuk siapa?" Tanya Sasuke. "Aku sedang mengirim pesan untuk Boruto. dari kemarin aku berusaha meneleponnya tapi tidak di angkat. Bahkan malah tidak tersambung. Aku penasaran, apa ia sudah tiba di tempat tujuan apa belum," jawab Naruto. "Um, beberapa hari yang lalu Sarada menerima telepon dari Boruto, katanya ia sudah di Jakarta, mungkin ia masih belum tiba di tempat tujuannya," ucap Sasuke.
"Jakarta? Itu di mana?" Tanya Naruto. Sasuke langsung meletakan telapak tangannya di dahi mengetahui seberapa bodohnya teman masa kecilnya itu. "Kau kan pegang ponsel, coba cari di internet, cari letak Jakarta, ibu kota Indonesia, kau ini keterlaluan bodohnya. Masa ibu kota paling terkenal di dunia itu kau tidak tahu," ucap Sasuke.
Naruto pun mengetik sesuatu di ponselnya lalu setelah beberapa detik kemudian, Naruto berkata "Oh..Jakarta, kukira itu di mana, ternyata ibu kota negara Indonesia. Aku lupa, padahal kemarin aku membaca berita bahwa Jakarta banjir lagi, aku jadi hawatir, apa Boruto masih berada di sana saat ada banjir," ucap Naruto. "Tidak semua wilayah Jakarta terkena Banjir Naruto, biasanya yang dekat drainase atau sungai saja, apa kau tidak pernah membaca berita sampai habis, apa mungkin kau hanya baca judulnya saja," ucap Sasuke.
"Hehe, berita itu memang aku Cuma baca judulnya, aku tidak niat untuk membaca berita," ucap Naruto dan Sasuke hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Kita kembali ke topik utama saja, jadi ada 15 menara di Wilayah konoha yang harus di ganti?" Tanya Sasuke. "Ya, besi-besi penyangganya kulihat banyak yang keropos dan berkarat. Jika tidak di ganti, akan menimbulkan bencana dan kerugian yang besar," ucap Naruto.
"Dari laporan yang kau berikan ini, 15 menara itu memang menara lama, sudah ada semenjak kepemimpinan ayahku, memang sudah layak di ganti, tapi mungkin selama proses itu berlangsung, transmisi sinyal akan terganggu, dan kemungkinan terbesar akan mengganggu kinerja menara-menara yang lain," ucap Sasuke. "Tenang saja, untuk mengatasi itu, aku dan timku akan membuat menara semi-permanen dari kayu di dekat menara yang akan di ganti, jadi dengan begitu, tidak ada gangguan yang perlu di hawatirkan," ucap Naruto.
"Terkadang kau memang bisa pintar, sayangnya pintarnya itu kadang-kadang," ucap Sasuke dengan nada menyindir. "Huh, diamlah," ujar Naruto yang sepertinya nampak kesal dengan perkataan Naruto. "Kita sudah terlalu tua untuk saling mengejek, lebih baik kita bertingkah selayaknya saja, bukankah yang yang bilang itu padaku, Sasuke," ucap Naruto. "Yah, kau ada benarnya juga, apalagi mungkin beberapa tahun lagi kita akan memiliki cucu," ucap Sasuke.
"Kau benar Sasuke, kita tidak perlu melakukan perjodohan untuk mereka karena sepertinya mereka berdua memang jodoh, walau jika ku ingat pengalaman mereka dulu itu bisa di bilang pertemuan yang unik," ucap Naruto. "Aku jarang berada di sisi Sarada, jadi aku kurang mengetahui kehidupannya. Saat aku mendengar ia di beri surat panggilan jelas membuatku marah, ingin aku datang untuk memenuhi panggilan itu, namun kesibukan menghalangi," ucap Sasuke.
"Itulah resikonya menjadi ayah yang sangat sibuk, kebetulan saat Boruto mendapat surat panggilan pertama, aku sedang mengambil cuti selama 2 minggu karena tertimpa balok di tempat kerja, awalnya aku senang karena anakku di panggil karena berkelahi, itu artinya kan Boruto anak lelaki sejati. Namun saat kutahu lawannya Sarada yang merupakan seorang perempuan di tambah dalam perkelahian itu Boruto kalah, membuatku malu dan rasanya ingin mengembalikan Boruto ke dalam rahim Hinata," ucap Naruto sambil ketawa sendiri. Sasuke yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum dan sedikit tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Baru
Fanfictionini adalah sebuah sekuel dari fanfiction dengan judul Si Miskin Boruto. bisa di search di Fanfiction.Net ------------------------ Cinta, siapa yang tak mengenal kata itu. begitu Indah. mendengar kata itu bagaikan berada di laguna berair biru...