Bab 22 : Kenyataan Yang Tak Diduga

662 27 5
                                    

Matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat. Namun, perjalanan menuju Pegunungan Jayawijaya masih berlanjut. Di Helikopter, Boruto sedang duduk sambil memainkan ponselnya dan sesekali melihat pemandangan di dari jendela. Boruto sangat menyayangkan kelalaiannya dalam membawa Power bank dan mengisi Daya ponselnya sewaktu di pangkalan udara markas Sakhuri di jayapura.

"Sial, aku selalu lupa untuk mengisi daya ponselku," gerutu Boruto. "Di markas nanti ada listrik, kau santai saja. Tapi, sayangnya ponsel hanya di perbolehkan di gunakan di dalam kamar. Selain itu, ponsel di larang di pakai atau bahkan di larang membawanya ke luar kamar, selama berada di markas kami," ucap Hashirama.

"Apa? Ini pasti akan membosankan. Syukur aku hanya di kontrak 2 tahun," ucap Boruto. "Pasti lama kelamaan kau akan terbiasa, hanya hitungan waktu agar kau bisa terbiasa dengan situasi keamanan yang ketat itu," ucap Hashirama.

Boruto pun kembali bersandar dan menutup matanya setelah meletakan ponselnya kembali ke dalam tasnya. "Apa masih lama? Pantatku sudah kram," tanya Boruto. "Itu dia, gedung BARI sudah terlihat di depan mata kita, kita sudah dekat," ucap Hashirama. Mata Boruto langsung terbuka lebar dan melihat ke arah Gedung itu. "Mulai sekarang, jangan asal bicara atau membicarakan Sakhuri sebelum kita tiba di markas," tambah Hashirama.

"Satu lagi, aku hampir lupa mengatakannya padamu. Sakhuri ada 2 kepanjangan, pertama adalah Satuan Khusus Republik Indonesia, dan Singkatan kedua adalah Satuan Keamanan BARI," ucap Hashirama lagi.

Sebuah gedung menjulang tinggi dengan kaca berwarna gelap dan bagian luar gedung yang full Light membuat gedung itu terlihat sangatlah megah. Tak jauh dari gedung itu, ada bandara tempat mereka akan mendarat di salah satu helipad.

::==::==::

Setelah heli mendapat di salah satu helipad, Boruto memegang semua barang-barangnya dan bersiap untuk keluar dari heli. "Boruto, bersiaplah saat membuka pintu, kau akan mengalami perubahan suhu yang mendadak. Seharusnya kita tadi membawa jaket tebal," ucap Hashirama.

"Perubahan suhu, tapi di dalam sini, tidak terasa dingin, apa kau bercanda?" tanya Boruto. "Kau memang sepertinya ketinggalan zaman Boruto, di era modern seperti ini pastinya manusia bisa mengakali cuaca dingin di dalam kendaraan," jawab Hashirama. "Tapi jika dingin sepertinya benar, aku melihat adanya salju di sekitar," ucap Boruto.

"Kita keluar setelah jemputan kita tiba, jika kau belum percaya kalau di luar dingin, sebaiknya kau menunggu di luar," ucap Hashirama. "Baiklah, aku percaya.., apa di sana itu kendaraan kita?" tanya Boruto. "Ya, ayo keluar. Heli ini mau di bawa ke tempat servis," ucap Hashirama lalu membuka pintu.

Begitu pintu terbuka, Boruto merasakan kulitnya seperti di siram air es. "D..dingin," kata Boruto mengigil. Perlahan, Boruto membuka pintu untuk ia keluar. Rasanya hawa dingin itu berhasil menembus tulangnya. Namun, Hashirama terlihat santai saat berdiri di luar helikopter. Ia bahkan berjalan seperti tak merasakan dingin.

"Masuklah ke mobil cepat jika kau tidak mau lama-lama di sini," ucap Hashirama. Boruto pun mengikuti saran Hashirama dan masuk ke mobil pertama. Setelah hashirama naik, mobil di jalankan menuju Gedung BARI yang berjarak 1 Km dari bandara.

Setelah tiba di depan gerbang, Hashirama menunjukan kartu identitasnya dan Kontrak kerja Boruto seorang penjaga dengan tulisan Sakhuri di beberapa bagian seragamnya. "Apa penjaga itu juga adalah bagian dari Sakhuri, jika tidak salah, Sakhuri itu pasukan keamanan BARI. Apa mungkin dia itu anggota Sakhuri, atau Cuma keamanan Biasa," batin Boruto.

::==::==::

Setelah berada di lobi, Boruto mengagumi semua yang berada di sana. Di lobi itu, Para karyawan terlihat sangat sibuk. Beberapa keamanan dengan seragam bertuliskan Sakhuri pun terlihat sedang berjaga.

Kehidupan BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang