Di halaman belakang, beberapa orang tengah menikmati makan malam yang tidak biasa dengan lahap. Sang komandan Sakhuri pun juga terlihat lahap dan sangat menikmati makanan buatan Istri Naruto dan Sasuke.
Hinata dan Sakura pun muncul dan mengarahkan Boruto dan Sarada ke meja makan. "Bu, aku mau makan di dalam saja," ucap Sarada. "Baiklah, ibu akan ambilkan, kau dan Boruto tunggu sebentar," ucap Sakura.
"Boruto, bagaimana tanganmu, masih sakit?" tanya Naruto yang langsung membuat Boruto meringis dan memegang tangannya. "Karena ayah bertanya, tiba-tiba aku merasakan sakit," ucap Boruto. "Loh, kok begitu, aneh," ucap Naruto. "Paling biusnya habis," ucap Sasuke.
"Kalau masih sakit, aku akan bilang medis untuk menyuntikan bius lagi di lenganmu," ucap Hashirama. "Tidak perlu, kalau di bius lagi nanti Boruto tidak akan terbiasa dengan lukanya," ucap Naruto. "Kau benar Naruto, memang kalau kita terluka, kita harus membiasakan diri menahan sakit dari luka tersebut, karena perlahan, kita akan terbiasa dengan rasa sakit itu," Sasuke pun melengkapi perkataan Naruto.
"Jika boleh jujur, gado-gado buatan Nyonya Uzumaki dan Nyonya Uchiha membuat saya teringat kampung halaman," ucap Hashirama. Dengan cepat, Hinata pun tersipu malu atas pujian sang komandan. "Rasanya sangat mirip dengan gado-gado di daerah asal saya, hanya saja sekarang penjual makanan ini sudah sangat jarang," Lanjut Hashirama.
"Ini juga karena saya memakai Resep dari ibu saya, nenek Boruto," ucap Hinata. "Oh ya, pantas saja, pasti resep itu juga berasal dari nenek dari nenek anda," ucap Hashirama. "Ya begitulah, kata ibu saya itu resep turun temurun keluarga saya," ucap Hinata.
Di saat Hashirama sedang berbicara dengan Hinata, beberapa anggota Sakhuri berdiri dengan tegak dan berkata "Izin melapor komandan, kami telah selesai, izin meninggalkan tempat. kami akan menggantikan posisi anggota yang lain," ucap Mereka bersamaan dengan suara keras yang membuat Boruto, Sarada, Naruto dan Sakura kaget.
Sakura pun memberikan sepiring Gado-gado kepada Sarada. Hinata lalu memberikan sepiring Gado-gado yang sudah ia pegang sedari tadi kepada Boruto. Boruto dan Sarada pun berjalan masuk menuju rumah untuk melangsungkan acara makan malam mereka.
Hinata pun berjalan menyusul Boruto namun di hentikan oleh Sakura yang berkata "Kau mau kemana, Hinata?" tanya Sakura. "Anu, aku mau menyuap Boruto, tangannya kan masih sakit, mungkin ia akan sedikit kesulitan," ucap Hinata. "Kalau begitu tunggu aku, aku mau menemani kalian," ucap Sakura lalu menyusul Hinata dengan membawa sebuah piring yang telah berisi gado-gado.
::==::==::
Setelah Sasuke, Naruto, Itachi, dan Hashirama selesai makan, mereka berbicara. Hashirama lah yang membuka percakapan dengan berkata "Bagaimana dengan penawaranku untuk memperkerjakan Boruto di markas kami," ucap Hashirama.
Naruto dan Sasuke pun terdiam. "Kenapa diam, atau bagaimana kalau Sarada juga kami kontrak di markas kami," tambah Hashirama. Naruto dan Sasuke pun bertatapan lalu bersama menatap Itachi dengan tujuan meminta pendapat. "Kenapa menatapku, mereka anak kalian, kalian berdua yang memutuskan," ucap Itachi.
"Jika Sarada berada di markas kami, ia akan aman, Para Mafia tidak akan mengetahui keberadaannya," ucap Hashirama. "Begini, kami telah merencanakan untuk menyetujui kalian mengontrak Boruto di markas kalian, tapi tidak untuk Sarada," ucap Naruto.
"Ya, Naruto benar, kami berencana untuk memisahkan mereka berdua agar Techconnec tidak jatuh ketangan mereka dan nyawa mereka terutama Boruto tidak harus terus terancam," ucap Sasuke.
"Jadi bagaimana ini, Saya jadi bingung dengan perkataan anda, kalian mau memisahkan mereka berdua, bukannya kalian tahu kalau mereka berdua punya perasaan yang kuat" ucap Hashirama heran. "Begini, aku telah memikirkan perkataan yang hari ini Boruto lontarkan dari mulutnya sewaktu kami berada di gudang," ucap Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Baru
Fanfictionini adalah sebuah sekuel dari fanfiction dengan judul Si Miskin Boruto. bisa di search di Fanfiction.Net ------------------------ Cinta, siapa yang tak mengenal kata itu. begitu Indah. mendengar kata itu bagaikan berada di laguna berair biru...