Bab 54 : Persiapan Pernikahan

2.5K 36 1
                                    

Sarada mengusap matanya yang telah meneteskan beberapa tetes air mata kebahagiaan, "Ya Boruto, aku juga tulus mecintaimu. Meskipun dulu kita bermusuhan, dan pertemuan pertama kita bersama keluarga kita di tempat ini telah merubah segalanya," kata Sarada.

"Aku bahagia bisa mengenalmu sedekat ini, dan aku mau berterima kasih atas semua ejekan yang pernah kau lontarkan padaku. Hal itu telah membuatku semakin dekat mengenal dirimu," berhenti sejenak melihati cincin yang kini telah Sarada kenakan lalu berkata, "Cincin itu juga adalah bukti bahwa kita siap melanjutkan jenjang berikutnya."

"Terima kasih, Boruto," kata Sarada sambil memegang telapak tangan Boruto yang berada di atas meja.

:

:

:

Kencan di malam spesial beberapa hari yang lalu begitu membekas dalam hati dan pikiran Boruto. Sejak saat itu ia merasa sangat spesial di dalam kehidupan Uchiha Sarada. Hal terakhir yang perlu ia lakukan adalah meminta restu dari kedua orang tua Sarada untuk menikahi gadis yang dulunya adalah orang yang paling ia benci di sekolah. Namun karena berbagai kejadian tak tertuga, pada akhirnya mereka mengubah pandangan satu sama lain.

DI suatu malam, kedua kepala keluarga di dampingi istri masing-masing mengadakan rapat tanpa sepengetahuan Boruto maupun Sarada. Rapat itu sangatlah spesial karena membahas topik yang sangat menarik yang akan menentukan keberlangsungan kekerabatan kedua keluarga itu di masa depan. Tepat sekali, kedua keluarga itu sedang mendiskusikan mengenai Boruto dan Sarada yang sebentar lagi akan menikah.

Hari sebelumnya memang Boruto telah datang bersama kedua orang tuanya serta adik kesayangannya ke rumah Sarada untuk menemui kedua orang tua gadis tersebut. Di hari itu, Boruto telah mendeklarasikan bahwa ia telah siap untuk meminang gadis semata wayang pemilik perusahaan komunikasi terbesar di dunia itu.

Jadi setelah hari itu, Sasuke mengundang keluarga Uzumaki kembali untuk mengadakan rapat di kediaman Uchiha. Di rapat kali ini, mereka akan memutuskan tanggal pernikahan dan lokasi serta konsep pernikahan.

"Pertama, mari kita tentukan tanggal pernikahan mereka?"

"Aku sudah memutuskan," kata Sasuke. "Kita bisa menggelarnya 3 minggu lagi. tepatnya tanggal 6 Mei. Tanggal itu bertepatan dengan hari libur Nasional. Jika di rayakan pada hari itu, maka presentasi kehadiran tamu penting akan lebih besar karena pada umumnya mereka tidak sibuk sehingga bisa menghadirinya," ujar Sasuke.

"Humm, aku setuju. Itu ide bagus. Jadi siapa saja tamu penting yang ingin kau undang?" tanya Naruto.

"Tentu klien-klien penting. Dan juga beberapa teman. Dan aku juga berencana mengundang Si kurang ajar Hashirama itu," ucap Sasuke yang langsung mendapat tatapan dari semua orang di ruang rapat itu tentu dengan ekspresi yang berbeda.

"Ya, tentu saja kau harus undang dia, Sasuke. Dia yang nyaris membuat putraku mati di Amegakure. Aku ingin memberinya sebuah pelajaran," ucap Naruto.

"Sekarang di mana pernikahan itu akan di gelar? Dan seperti apa konsepnya?" tanya Sakura. "Sarada pernah bilang padaku kalau ia tidak mau jika pernikahannya di adakan dengan sangat mewah."

"Bagaimana kalau kita adakan di luar ruangan," kata Hinata.

"Ide bagus, Hinata. Tapi di mana tepatnya kita akan mengadakan pernikahan itu?" tanya Sakura.

"Tempatnya harus luas, bukan begitu Sasuke?" tanya Naruto.

"Dulu sewaktu aku menikah, kami mengadakannya di halaman belakang Techconnec yang luas dan masih hijau. Namun sekarang sudah menjadi parkiran berlapiskan aspal hitam. Tidak mungkin kita adakan di sana," ucap Sasuke.

Kehidupan BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang