Bab 50 : Keberangkatan Boruto

676 18 1
                                    

"Aku sama sekali tidak menduganya," ucap Sasuke.

"Awalnya kukira Boruto akan mencium Sarada, tapi ternyata hanya mengecup dahinya," ucap Naruto.

"Setelah ini pasti akan semakin berat kerinduan Sarada bila itu terjadi. Momen ini pasti tidak akan mudah ia lupakan," ucap Sarada.

"Ya, sama seperti momen di mana istrimu menghajarmu habis-habisan. Pasti sulit untuk kau lupakan," ucap Naruto.

"Diam kau bodoh," ujar Sasuke.

:

:

:

30 menit sudah berlalu semenjak kapal Boruto meninggalkan pelabuhan. Entah mengapa Sarada masih ingin menatap Kepergian kapal Boruto yang sudah hampir tak nampak lagi. Ia telah menerima sesuatu yang menurutnya indah. Dan tak akan mudah baginya untuk melupakannya.

Naruto, Sasuke, Sakura, dan Hinata masih setia menunggu Sarada dan Rama yang masih menatap Kepergian kapal yang di tumpangi oleh Boruto dan Sarah. Rama dan Sarada memang tidak berdiri berdekatan, mereka berdiri di tempat yang berbeda sambil menatap Kepergian kapal tersebut.

"Boruto," mengusap dahinya seraya merapikan rambut dan posisi kaca matanya, "kutunggu kau kembali ke Konoha," batin Sarada sambil memasang senyum dan wajah gembira. Setelah itu ia pun berbalik dan berjalan ke arah mobilnya yang berada di samping mobil Sasuke.

"Kita pulang," ucap Sasuke saat Sarada berada di samping mobilnya. "Ayah, aku mau ke rumah Anjelye. Katanya dia sedang berada di Konoha sekarang. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Aku juga mau mengajak Chochou," ucap Sarada.

"Silakan, tapi jangan pulang malam-malam. Besok kita sekeluarga harus menghadiri sebuah pertemuan penting di luar kota," ujar Sasuke lalu menutup kaca mobil kala Sarada sudah memasuki mobilnya.

Mendengar suara mobil di nyalakan, Rama pun segera berlari ke arah mobil Sarada. "Sarada, kenapa kau tidak panggil aku kalau kau mau pergi? Syukur aku tidak melamun," kata Rama.

"Masuklah, aku antar kau ke apartemenmu. Aku mau menemui Anjelye yang baru pulang dari luar negeri dari kemarin malam," ucap Sarada.

"Kalau begitu cepatlah antar aku pulang. Perutku sudah rindu kamar mandi," ujar Rama sambil memegangi perutnya. Sarada pun hanya bisa menggeleng saja.

::==::==::

Setelah mengantar Rama pulang, Sarada pun dengar cepat melaju ke arah rumah Anjelye. Tiba-tiba saat berhenti karena lampu lalu lintas sedang berwarna merah, Chochou meneleponnya.

"Sarada, kau di mana?"

"Aku masih di jalan,"

"Cepatlah, kita sudah menunggumu dari tadi,"

"Maaf, aku tadi habis mengantar B..." terhenti dan berpikir sejenak, "kedatangan Boruto kan belum di ketahui banyak orang. Tidak mungkin aku menceritakannya pada Anjelye dan Chochou," batin Sarada.

"Sarada, mengantar apa?"

"Ah, aku tadi habis mengantar barang ke pelabuhan. Aku baru saja mengantar beberapa komponen menara Techconnec untuk di bawa ke kota lain," ucap Sarada.

"Ooo, cepatlah datang sebelum kita semua sibuk dengan urusan masing-masing,"

"Oke, aku jalan dulu. Lampu lalu lintas sudah mau menjadi hijau, sampai jumpa di sana,"

Sarada pun kembali melanjutkan perjalanannya ketika lampu sudah berganti warna menjadi hijau. Ia mengemudikan mobilnya dengan cepat agar lebih cepat tiba di rumah Anjelye. Di tengah perjalanan ia berpikir sejenak, "sekarang aku bebas. Mafia sudah di bereskan. Sekarang aku kembali bebas ke mana saja seperti dulu. Tapi sayangnya, sekarang aku punya tanggung jawab besar di kantorku. Mungkin sebentar lagi aku akan menjadi ketua di instansi tempatku bekerja. Dan artinya aku akan semakin sibuk. Aku sudah tidak bisa berpergian seenaknya."

Kehidupan BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang