Prolog

16K 700 31
                                    

NB: Sebelum lanjut baca jangan lupa trailernya di play ya hehe...

Oh iya tolong tulis kapan kalian mulai baca Adipati, dan nemu cerita Adipati dari mana. Tolong pake banget. Saia kepo 😂

Jangan lupa add di reading stories kalian. Komen sama vote juga boleh loh. Happy reading 😊

::: Prolog :::

"Guys dengerin, gue pengen ngomong sesuatu hal penting sama kalian bertiga."

Ketiga orang yang sedang bersenda gurau satu sama lain itu sontak saja menghentikan tawanya, melirik pada sosok laki- laki yang sedang sibuk melingkari tanggal 30 September di kalender yang tertempel di dinding kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiga orang yang sedang bersenda gurau satu sama lain itu sontak saja menghentikan tawanya, melirik pada sosok laki- laki yang sedang sibuk melingkari tanggal 30 September di kalender yang tertempel di dinding kamarnya.

Dengan senyum lebar dan juga pipi yang memerah dia memberanikan diri berbalik untuk menatap ketiga sahabatnya.

"Jadi gini,  dulu gue pernah nazar gak akan pacaran sampai gue umur 16 tahun, dan ditanggal 30 september nanti umur gue udah genap 16 tahun. Di malam ulang tahun gue tanggal 30 itu gue harus punya pacar. Kalau semisal malam itu gue gak berhasil, semua keinginan lo bertiga bakal gue kabulin. Apa pun itu."

Ketiga sahabatnya saling melirik satu sama lain. Melemparkan tatapan penuh makna yang hanya diketahui oleh tiga orang itu. Senyum licik mulai terpatri diwajah tiga laki- laki itu sebelum mereka serempak bertos ria dan juga tersenyum lebar.

"Dan cewek itu gak boleh fans lo. Apalagi cewek gila yang suka sama lo? Deal?" Sahut salah satu dari mereka yang bernama Gara.

Laki- laki dengan celana bokser bergambar naruto yang sedang berciuman dengan hinata itu sempat membelalakan matanya saat mendengar itu. Dia menggeleng cepat dan mendekati ketiga sahabatnya yang duduk di karpet kamarnya.

"Gak bisa. Semua cewek di sekolahan kan semuanya suka sama gue? Cewek mana sih yang gak suka sama seorang Adipati?" ucapnya bangga.

"Iya mereka suka sama lo karena lo ganteng. Karena lo pemain basket. Karena lo populer disekolahan. Kita pengen lo cari pacar yang nerima lo apa adanya, yang mau lo ajak  makan nasi kucing sambel teri yang harganya seribu limaratus perak di warungnya Babe Rawis, yang mau nganter lo ke toilet malam- malam, yang mau ngebeliin lo permen karet rasa strowbery, dan yang penting, mau menerima segala kekurangan lo. Gimana?"

Cowok bernama Adipati atau biasa dipanggil Didit itu meneguk ludahnya, "Gue yang nazar kok kalian yang ngatur?" Protesnya sebal.

"Kita udah deal dan lo gak boleh nolak. Inget lo sendiri yang ngomong nazar. Kita cuma mengarahkan nazar lo supaya lebih pas lagi." Tukas laki- laki bernama Peter.

"Mengarahkan gigi lo njepat. Ini mah namanya jebakan batman."

"Udah lah Dit terima aja. Siapa tau lo beneran dapetin cewek yang bisa nerima lo apa adanya." Tambah laki- laki berparas cantik bernama Arkan.

Didit mengela nafas lalu mengangguk lemah. Kalau Arkan udah bertitah entah kenapa dia jadi merasa adem dan menjadi lebih penurut dibanding sebelumnya. Mungkin karena bawaan Arkan yang santai juga terlalu kalem membuat Didit tidak tega untuk tidak menuruti omongannya. Karena yang Didit tahu diantara mereka berempat Arkan lah yang paling waras.

"Lo masih punya waktu tiga bulan Dit. Gunain waktu lo itu sebaik- baiknya karena kita bakal minta sesuatu yang gak terduga."

Didit mencebik, "Tai emang kalian bertiga." Ucapnya lalu merebahkan dirinya ke kasur, mengacuhkan tiga temannya yang lain.

"DIDIT SEMPAK LO KENAPA NYANGKUT DI SETRIKAAN GUE? AMBIL SEKARANG GAK ATAU GUE BAKAR SEMPAK LO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"DIDIT SEMPAK LO KENAPA NYANGKUT DI SETRIKAAN GUE? AMBIL SEKARANG GAK ATAU GUE BAKAR SEMPAK LO. CEPETAN!"

Suara yang di duga berasal dari kamar sebelah Didit mulai terdengar mengoncangkan dinding- dinding kamar Didit. Didit hanya mendegus mendengar itu. Ketiga temannya hanya saling pandang detik berikutnya deru tawa pun mulai memenuhi kamar Didit.

"Sabar yo cah bagus, hidup emang banyak cobaan." Ucap Peter saat pandangannya jatuh pada Didit yang mulai beranjak dari kasur menuju pintu kamarnya.

Didit mengacungkan jari tengahnya menatap Peter sebal.

"DIDIT LO BUDEK YA? CEPETAN AMBIL KAKAK MAU NYETRIKA!"

Dan Didit pun menghilang dibalik pintu menuju suara toa yang berada di samping kamarnya. Ketiga sahabatnya hanya terkekeh geli lalu kembali melanjutkan aktivitasnya masing- masing.



🔎Bantul 18 Febuari 2017

He Is Adipati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang