31 :: Adik Yang Baik

1.6K 98 0
                                    

Hari ini hari minggu. Sebenarnya Didit ingin pergi ke rumah Peter karena entah kenapa ia ingin sekali bertemu dengan sahabatnya itu. Ditambah lagi semalam Gara menginap di rumahnya Peter membuat Didit ingin segera mengunjungi sahabatnya. Didit hanya ingin menanyakan kenapa mereka berdua tidak mengajak Didit untuk menginap. Semalam Didit hanya mendekam di kamarnya dan ingin keluar namun sahabatnya sangat sulit untuk dihubungi.

Didit merasa sangat kesal. Dia merasa tidak dianggap sahabat lagi.

"Awas aja lo berdua nanti. Bakal gue jejelin behanya selena!" Didit sedang menyisir rambut cepaknya sembari melihat foto idiot Gara dan Peter. Seolah- olah sedang berbicara dengan sahabatnya.

"Oh gue tahu! Gue jejelin behanya Dhira aja gimana? Terutama buat lo Gar!" Didit meledek pada foto Gara yang sedang nyengir kuda membuat rasa kesal Didit semakin memuncak. Pasalnya wajah nyengir Gara itu benar- benar menyebalkan.

[Foto Gara yang dilihat Didit]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Foto Gara yang dilihat Didit]

"Kalau buat lo Pety gue gak bakal kasih hukuman terlalu banyak. Yeahhh lo kan kalkulator berjalan gue, mana berani gue macem- macem sama kepala lo yang pintar luar biasa itu. Nanti kalau lo bego otomatis gue juga jadi bego masalahnya." Lagi- lagi Didit berkata kepada foto Peter yang sedang tersenyum cool. Peter itu memang tidak pernah berpose idiot seperti Gara dan dirinya. Katanya wibawanya sebagai anak pintar di sma Taruna akan turun jika ia berfoto dengan pose idiot.

[Foto Pety yang dilihat Didit]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Foto Pety yang dilihat Didit]

Setelah rabutnya di sisir rapi, Didit segera keluar dari kamarnya. Sebelum itu ia meraih kunci mobil beserta ponsel yang sedari tadi tergeletak di atas meja belajarnya. Sambil menutup pintu kamarnya, Didit berniat untuk menghubungi Peter terlebih dahulu soal kedatangannya. Tidak lupa ia juga memesan agar disiapkan sesaji berupa nasi goreng lengkap dengan ayam goreng yang bertaburan di atasnya.

"Rapi bener. Mau kemana pagi- pagi gini?"

Dhira muncul dari kamarnya yang hampir mengagetkan Didit. Pasalnya rambut kakak kandungnya itu acak- acakan dan juga semrawut memenuhi kepalanya yang kecil. Persis dengan nenek lampir yang dulu ada di film- film.

He Is Adipati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang