Ara terus berlari keluar dari warung Babe Rawis. Langkahnya terasa berat dan ia harus tetap berlari untuk menjauhi warung itu.
Menyusuri jalan trotoar, Ara terus mengayuhkan langkahnya. Satu tangannya menutupi setengah wajahnya karena air mata itu terus membanjiri pipi dengan brengseknya.
Hari sudah beranjak petang dan mendung yang sedari tadi menghiasi langit tampak sedang berbahagia karena sebentar lagi mereka akan ikut merayakan pesta kesedihan Ara.
Masih beranikah dia menemuiku setelah semua ini terjadi padaku?
Masih beranikah ia mengucapkan kata maaf disaat kata itu sudah aku anggap tidak ada lagi artinya?
Ara menggigit bibir dalamnya. Menahan isakannya agar tidak tercipta, yang paling parah adalah membuat dirinya sebagai tontonan gratis oleh orang- orang yang berlalu lalang mencari tempat teduh karena gerimis mulai membasahi jalanan.
Rasa sakit itu kembali mengerogoti hati Ara tanpa bisa ia kendalikan. Ara tahu semua ini pasti akan berakhir secara mengenaskan kalau ia tidak segera mencari tampat teduh karena hujan sudah turun dengan begitu derasanya. Biar saja. Ara ingin melebur rasa sakit itu bersama hujan. Melebur air matanya menjadi satu kesatuan oleh rintikan hujan agar tidak ada satupun orang yang mengetahui kalau sekarang ia sedang menangis. Kalau sekarang ia sedang hancur.
Banyak orang bilang memaafkan itu adalah hal yang sangat mudah. Banyak orang bilang setelah memaafkan seseorang kita akan menjadi pribadi yang lebih ikhlas dalam menjalani kehidupan ini. Masa lalu memanglah pahit, oleh sebab itu kita harus mengambil pembelajaran agar masa lalu itu tidak terulang kembali di masa depan.
Mungkin Ara bisa memaafkan atas semua perilaku yang selama ini ia dapatkan. Mungkin Ara akan menerima itu dan mengikhlaskannya.
Tetapi bukan itu poin masalahnya. Yang menjadi masalah terbesar Ara adalah hatinya. Hatinya tidak akan pernah bohong jika luka itu sudah membuat sesuatu di dalam sana patah bahkan berongga. Bahkan luka itu belum juga kering hingga kata maaf terucap. Walaupun kata maaf itu sudah yang ke seribu kalinya ia ucapkan untuk Ara hal itu tidak akan menyembuhkan luka yang belum mengering di hati Ara, sebaliknya, akan menambah luka baru yang sudah pasti akan selalu Ara ingat.
Semua itu tidak mudah. Tidak semudah siang yang berganti malam oleh susutnya waktu. Tidak semudah embun yang mengering karena teriknya matahari. Begitupula memaafkan. Semua luka tidak akan cepat mengering walau kata maaf sudah diucapkan. Tidak akan pernah terlupa walau sang waktu menekamnya.
Seperti kertas kosong yang terkena tinta hitam. Tidak akan pernah hilang bagaimanapun caranya kita akan menghapus tinta itu. Jikalau bisa, sudah pasti akan meninggalkan jejak. Dan jejak itu tidak akan pernah hilang. Begitupula dengan hati Ara. Hatinya yang dulu bersih tanpa noda, kini terdapat bercak kemerahan yang selalu membuatnya merasa berdenyut perih. Membuat hatinya yang semula utuh kini berlubang. Meninggalkan rasa sakit yang setiap detik selalu ia rasakan.
"Jangan berdiri seperti orang bodoh. Berbalik lah dan lihat aku."
Suara yang biasanya terdengar lucu itu kini berubah menjadi tegas. Tanpa membalikkan tubuhnya, Ara sangat tahu betul itu suara siapa.
"Ara... "
Ara sudah tidak bisa menahannya lagi. Tidak dalam detik- detik ini hingga sebuah isakan lolos dari bibir mungilnya yang mulai membiru karena kedinginan. Bahu perempuan itu bergetar, kedua telapak tangannya terkepal erat.
"Jangan nangis di tengah jalan. Aku gak punya kekuatan super jika nanti ada sebuah mobil yang menabrak kita."
Aroma ini, Ara sangat tahu betul aroma citrus yang akhir- akhir ini menjadi favoritnya. Entah kapan laki- laki itu melakukannya, namun yang Ara tahu tangan kokoh laki- laki itu sudah melingkupi kedua bahunya yang bergetar. Laki- laki itu memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalanya pada kepala Ara.

KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Adipati [END]
Roman pour Adolescents[BOOK TWO] Private Acak Boyfriend Goals Series "Aku sayang kamu Ara. Menjad pacar mu adalah sesuatu yang saat ini aku inginkan. Bahkan dalam mimpi sekalipun. Karena aku sangat ingin melindungi kamu sebagaimana kamu melindungi ku. Aku ingin status ya...