"Ananda hamil bi."
Makan malam yang semula berjalan dengan suasana hangat dan bahagia seketika berubah menjadi mencekam. Perubahan itu berjalan seiringan dengan wajah Bowo yang semakin lama semakin dingin. Tidak ada lagi senyum di bibirnya saat matanya bertemu tatap dengan Ananda. Tidak ada lagi pancaran kasih sayang nan lembut saat mata coklat itu menatap sosok putri kesayangannya yang sekarang sedang menangis dalam diam.
Ananda mengigit bibir dalamnya. Ia tahu malam ini semua harapan dan juga kebahagiaannya akan musnah seiring dengan ungkapan menyakitkan yang baru saja ia lontarkan kepada kedua orang tuanya. Disisi lain, ia tidak ingin menyimpan ini terlalu lama. Ia tidak bisa.
Ada janin yang tumbuh di dalam rahimnya. Janin yang berkembang dan tubuh hingga janin itu sudah ditiupkan nyawa. Janin yang kelak akan menjadi buah hatinya di masa mendatang. Janin yang tidak akan lama lagi merubah seluruh hidup Ananda.
Isakan lolos keluar begitu saja dari bibir Ananda yang mungil. Ananda tahu pasti kedua orang tuanya amat sangat shock dan juga kecewa karena perkataannya tadi. Ananda terus menunduk dengan kedua tangannya yang gemetar di atas pahanya. Ia sangat takut. Takut dengan kenyataan yang saat ini sedang menertawakan kekalahannya.
"Ananda jangan bercanda. Umi gak suka. Ayo dilanjutkan lagi makannya." Umi yang sedaritadi terdiam pun angkat bicara. Hatinya sangat sakit saat mendengar penuturan putri sulungnya itu. Ia sangat yakin putrinya yang selalu di damba- dambakan oleh suaminya itu tidak akan pernah mengecewakan mereka berdua.
"Ananda hamil umi. Ananda gak bohong."
Sendok yang tadinya di gengam kuat oleh umi Latifah akhirnya terjatuh juga. Suara sendok terjatuh itu mengudara memenuhi ruangan yang saat ini ditempati oleh mereka. Latifah menatap putri kesayangannya dengan tatapan nanar. Ia tahu jika putrinya sekarang juga merasakan sakit melebihi apa yang saat ini ia rasakan.
"Abi sudah kenyang mi. Abi masuk ke kamar dulu." Bowo meletakkan sendoknya di samping piring, berdiri acuh lalu mulai meninggalkan meja makan.
Ananda sangat tahu jika saat ini abinya tidak lagi menganggapnya ada. Dengan langkah cepat Ananda menyusul Bowo kemudian memeluk tubuh pria paruh baya itu dengan begitu eratnya.
"Maafin Ananda bi. Maafin Ananda." Ananda berucap berulang- ulang dengan tangis yang semakin pecah.
"Minggir." Ucap Bowo dingin dan ketus. Bahkan Bowo tidak perlu repot- repot untuk memeluk balik Ananda seperti yang dahulu ia lakukan ketika Ananda sedih karena dijahili oleh teman- temannya.
Ananda semakin mengeratkan pelukannya dengan kata maaf yang terus meluncur di bibirnya. Remaja yang mulai beranjak dewasa itu hanya tidak ingin abinya pergi meninggalkannya dan yang paling parah adalah membencinya karena kenyataan pahit yang tadi ia ucapkan.
Bowo sudah sangat marah dengan apa yang di lakukan Ananda saat ini. Kata maaf yang terus diucapkan oleh putrinya sama sekali tidak bisa menghilangkan rasa kecewa dan juga amarah yang saat ini melingkupi dirinya.
"Jangan kotori tubuh saya dengan pelukanmu. Cepat menyingkir dari tubuh saya sekarang juga!" Bowo menyentak tangan Ananda dengan begitu kasar sehingga pelukan itu terlepas dari tubuhnya. Sentakan kasar itu membuat tubuh Ananda jatuh tersungkur dengan kepala yang terbentur lantai yang keras dan dingin.
Rasa sakit yang kini memenuhi kepala Ananda segera ia enyahkan karena saat ini Ananda sedang berusaha berdiri dan kembali mengejar abinya. Namun karena rasa sakit itu terlalu menyakitkan, Ananda hanya bisa meraih kaki abinya kemudian memeluknya erat.
"Maafin Ananda abi... " Ucap Ananda dengan air mata yang kini membasahi pipi bahkan sampai kerudung yang saat ini ia kenakan.
Bowo tetap melanjutkan langkahnya, sekali- kali laki- laki paru baya itu menyentak keras langkahnya, agar Ananda melepaskan pelukan di kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Adipati [END]
Teen Fiction[BOOK TWO] Private Acak Boyfriend Goals Series "Aku sayang kamu Ara. Menjad pacar mu adalah sesuatu yang saat ini aku inginkan. Bahkan dalam mimpi sekalipun. Karena aku sangat ingin melindungi kamu sebagaimana kamu melindungi ku. Aku ingin status ya...