SEBELAS

3.2K 246 33
                                    

Ray menyesap perlahan teh hangat yang berada di tangannya, lalu kembali menatap dalam Divya yang kini duduk di hadapannya, tampak tenang dengan mata yang tertuju pada luar jendela restoran ini seraya menunggu Ray membuka pembicaraan di antara mereka.

"Ayo kita hentikan pertunangan ini," ucap Ray akhirnya membuat Divya menatap dengan mata yang sedikit melebar, cukup terkejut dengan kalimat yang baru saja ia dengar. "Aku akan bilang pada Kakek jika kita tidak pernah saling mencintai. Hubungan kita tidak pernah lebih dari seorang teman. Aku yakin Kakek pasti mengerti."

"Kau tidak bercanda kan?"

"Aku akan mengatur makan siang bersama antara keluargaku dan keluargamu. Kita akan membicarakan semuanya disana."

Divya bernapas lega dengan senyum kecil yang terkembang di sudut bibirnya, menarik Ray untuk ikut tertawa kecil saat melihat ekspresi senang dari gadis itu.

"Kau tidak takut ekspresi seperti apa yang akan diberikan Ayahmu? Mungkin Kakek bisa saja menerima, tapi bagaimana dengan Ayahmu?"

"Aku yang akan bilang, jika aku tidak ingin bertunangan denganmu. Selanjutnya kau bisa menjelaskan semuanya. Aku yakin Papa bisa mengerti."

"Tapi aku tidak yakin. Kecuali kita punya solusi untuk itu."

Divya mengernyit, kembali menatap bingung ke arah Ray yang masih tampak tenang.

"Aku akan membuatmu bertunangan dengan Jay. Bagaimanapun aku bukan satu-satunya pewaris di SEAN GROUP. Jay akan mendapatkan sebagiannya. Aku pikir Ayahmu tidak akan masalah jika ini terjadi."

"Apa maksudmu? Aku dan Jay? Kau memutuskan pertunangan kita. Lalu kau membuat Jay .."

"Kau menyukainya kan?"

Divya terdiam, seakan membenarkan pertanyaan tersebut tanpa bisa menjawab apapun.

"Aku tau kau menyukainya. Sejak kecil kau menyukai Jay, dan sampai sekarangpun tetap sama. Aku bisa membuat Jay menjadi tunanganmu. Dan aku .. aku juga sudah punya pilihan untuk itu. Pada akhirnya pertunangan tidak akan dibatalkan Div. Kau akan bertunangan dengan Jay, dan aku dengan seseorang yang akan aku pilih. Hanya dengan cara ini, kita bisa memutuskan pertunangan tanpa menyebabkan masalah apapun."

"Lalu bagaimana dengan Jay? Kau pikir semua ini semudah itu?" tanya Divya tidak percaya. Membuat Jay bertunangan dengannya? Itu sama saja seperti membuat Jay terjerat dan terperangkap di dalam hal yang mungkin tidak dia inginkan.

Ray menatap dalam Divya sesaat, lalu kembali meminum tehnya. "Dia pasti akan setuju," ucapnya dengan setenang mungkin, sangat percaya jika Jay akan menyetujui keputusan ini. Entah dengan cara apa, Ray hanya percaya jika Jay tidak akan pernah menolak jika ia yang meminta. Meskipun itu harus mengorbankan dirinya sendiri.

***

Seperti yang sudah Ray rencanakan sebelumnya. Setelah pembicaraannya dengan Divya kemarin dan berakhir dengan persetujuan Divya. Hari Ini, Ray mengatur pertemuan antara keluarga Divya dan Keluarganya di sebuah ruangan VIP restoran yang cukup mewah.

Tidak banyak, mereka hanya berlima saat ini. Divya yang bersama sang Ayah – Om Chandra. Lalu Ray yang bersama Kakek dan Jay. Sebenarnya, Divya belum sepenuhnya setuju kemarin. Dia sangat senang jika benar pertunangan mereka akan dibatalkan. Mengingat sampai saat ini pun Divya tidak pernah memiliki perasaan yang lebih terhadap Ray. Tapi, keputusan untuk melibatkan Jay di dalamnya?

MR. PHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang