Hubungan kami tidaklah istimewa. Berbanding terbalik dengan spekulasi orang-orang di sekeliling kami. Aku dan dia hanyalah sebatas sahabat. Alih-alih kekasih seperti yang aku inginkan selama ini.
Selalu saja ada tembok besar setebal ribuan lapis baja tak kasat mata yang menghalangi jalan kami untuk menjadi semakin dekat setiap harinya.
Setiap aku ingin melewati batas itu, ada saja alasan tak masuk akal yang mencoba memisahkan. Sudah tak terhitung jumlahnya kapan aku menerjang untuk bisa merekatkan hubungan kami.
Aku dan dia.
Selalu dan setiap detiknya ingin ku'rubah agar bisa meluluh, lalu akhirnya hanya menjadi 1 kata. Kita.Oh, begitu romantisnya kata itu jika ia yang mengucapkannya di depan mataku.
Aku adalah seorang wanita dengan daya imajinasi tinggi. Dan dia adalah seorang lelaki dengan daya tarik tinggi.
Aku mampu menjadikan setiap obyek yang ku'anggap kontras menjadi sebuah imajinasi.
Dia mampu menjadikan setiap cela yang ia anggap kurang menjadi sebuah kesempurnaan.
Yap, bukankah kami adalah pasangan yang cocok dan saling melengkapi?!
Sekali lagi, itu semua hanyalah sebatas imajinasiku semata. Nyatanya, dua hal yang berbeda, tidak mudah untuk bisa disatukan. And i know that.
Kenzo Factorrsy.
Nama lelaki yang sedari dulu mengisi setiap sendi-sendi kehidupanku. Satu-satunya orang yang mengerti aku luar dalam.Bagaimana aku bisa hidup tanpa dirinya? Terdengar klise memang. Tapi itulah kenyataannya. Bagaimana aku bisa hidup tanpa Kenzo di sisiku?
Suara sorak sorai penonton seakan memecah gendang telingaku. Melihat anak-anak dari SMA Cendana Muda bertepuk tangan dan berteriak saat melihat Bintang sekolah mereka mencetak gol untuk sekian kalinya. Aku tersenyum tipis.
Huh, kau berhasil lagi Ken.
Skor akhir 4-2. Mengeluarkan SMA Cendana Muda sebagai pemenang 'bettle futsal' bulan ini.
Entah aku harus bahagia atau sedih sekarang. Bahagia karena Kenzo berhasil mengharumkan nama sekolahnya dalam battle kali ini, lagi. Dan sedih karena sekolahku-lah yang menjadi lawannya. Itu artinya, anak-anak dari SMA Bakti Bangsa nama sekolahku yang berhasil ia kalahkan.
Iya, terdengar miris memang. Sialnya, aku sudah membuat kesepakatan dengan Kenzo semalam, apabila ia berhasil mencetak gol lebih dari 2 dalam battle kali ini, aku akan mentraktirnya makan siang sebanyak apapun yang ia suka.
Bukti nyata, ia mencetak 3 angka tadi dan itu artinya, aku kalah. Nasib memang selalu tak berpihak baik padaku jika berhubungan dengan Kenzo.
Oh, lihatlah senyuman meremehkan yang ia tunjukkan padaku kali ini, sedetik setelah wasit mengumumkan kemenangan sekolahnya.
Dan aku benci-suka itu.
~ ~ ~ ~
Sepasang muda-mudi dengan seragam berbeda itu memasuki cafe mussical dengan senyum yang bertengger di wajah mereka masing-masing.
Sementara si cowok memesan makanan, cewek dengan lesung pipit di wajahnya itu mencari tempat duduk yang selalu ia inginkan... dan gotcha?! Tepat seperti yang ia inginkan. Pojok dekat jendela. Tempat favorit si cewek kala mengunjungi cafe ini.
Senyuman manis masih menghias wajah si cewek. Menunggu selang beberapa menit, cowok itu tadi datang, masih dengan senyuman yang sama.
"Apa yang kau pesan? Jangan yang mahal-mahal, uang tabunganku pasti terkuras banyak nanti." Wajahnya tertekuk kala kalimat itu keluar dari mulutnya. Merasa sedikit kesal mungkin karena cowok di depannya hanya tersenyum tanpa menghiraukan ucapannya sama sekali.
Di tangannya, sudah terdapat sebuah novel dengan isi yang cukup tebal. Tidak membutuhkan waktu lama bagi si cewek untuk segera terlarut dalam bacaannya. Melihat itu, si cowok hanya berde-cih pelan.
"Masih pentingkah membaca buku, saat aku berada di hadapanmu, Hazel?" mendengar nada menggoda dari ucapan si cowok, Hazel hanya memutar bola matanya pelan.
"Diamlah Kenzo. Memangnya kenapa jika aku membaca sekarang?" ucap Hazel masih dengan fokus sepenuhnya pada bacaan di tangannya.
"Sepertinya, harus ku'tekankan sekali lagi padamu, Hazelnut Camilla. Bahwa lelaki dihadapanmu ini adalah Kenzo Factorrsy. Wanted guy SMA Cendana Muda yang terkenal." Dengan membanggakan diri, Kenzo meraih novel Hazel dan dengan segera menyembunyikannya.
Untung saja Hazel adalah sosok yang tegar dan penuh kesabaran, bisa-bisa wajah tampan Kenzo akan langsung lecet dimana-mana, karena mendapat serangan dari kuku-kuku panjang dan terawat Hazelnut Camilla.
"Hm... okay, apalagi sekarang?" Dengan tangan yang ditopangkan sepenuhnya pada meja, dan mata coklat madu milik Hazel yang menatap intens Kenzo, cewek itu bersiap mendengarkan apapun yang akan Kenzo bicarakan kali ini.
Melihat itu, Kenzo membelai pelan rambut Hazel dan membisikkan kalimat kecil penuh makna kepadanya. Entah mengapa membuat kedua pipi Hazel merona merah, "manisnya Hezelnut."
"Jadi, apa yang kau inginkan saat ulang tahunmu 2 minggu lagi, Hazelnut?"
~ ~ ~ ~
Seriously, dari ribuan kalimat penuh keromantisan lainnya, kalimat itu yang Kenzo Factorrsy lontarkan padaku kali ini?
Padahal dari segi suasana, tempat dan keadaan sudah sangat mendukung sekali untuk beromantis-romantisan ria denganku. Emang dasar Kenzo bodoh?!
"Apa?! Kau menanyakan hadiah ulang tahun pada orang-yang-akan-berulang-tahun begitu, Kenzo?" Aku marah. Bagaimana tidak, aku pikir lelaki ini akan bicara serius padaku bukannya malah bicara yang tak penting seperti ini.
Maksudku 'bicara serius' adalah seperti membisikkan kalimat-kalimat romantis penuh makna padaku, atau membisikkan kalimat-kalimat rayuan maut yang memabukkan hati. Well, menurutku itulah definisi dari bicara serius kali ini.
"Ya, memang. Apakah salah?" Ia berucap seakan aku yang sedang bermasalah saat ini. Memang yah, wajah tak bisa menentukan segalanya.
Ckckck, Aku jadi teringat kata pepatah saat ini, don't judge people by their face. Setidaknya hampir-hampir mirip seperti itulah.
"Tentu saja salah, Kenzooo. Mana ada orang yang akan memberikan hadiah ulang tahun bertanya dulu, 'kamu pengennya apa?' Huh, itu sangat menyebalkan, you know?"
Entah apa yang lucu dari kalimatku tadi, bukannya menyesal Kenzo malah tersenyum tidak jelas dihadapanku kali ini.
"Memangnya kenapa kamu tanya gitu? Kayak ulang tahunku penting aja kali ini." Sedikit sedih saat mengucapkan kalimat terakhir. Aku ingat sebelum-sebelumnya, Kenzo tak pernah memberikanku hadiah saat aku berulang tahun.
"Karena kamu akan berur 18 tahun dua minggu lagi. Dan saat itulah takdirku untuk mengubahnya, Hazelnut. Hadiah dariku? Akan sangat mengagetkanmu nanti."
~ ~ ~ ~
Gimana nih buat part 1,
menarikkah?Vote+comment for more--->
Salam Grace?!
KAMU SEDANG MEMBACA
[MWS:2] Werewolf Mate
Werewolf*Modern Werewolf Story* Hazelnut Camelia sama sekali tidak percaya akan kalimat yang sebelumnya di lontarkan lelaki di depannya ini. Dimana ia adalah sahabat masa kecil Hazel bahkan hingga saat ini. Hazel tahu Kenzo Factorrsy sudah sangat melewati b...