Part 42 - Masa Lalu

437 32 2
                                    

A/N: angkat tangan buat kalian yg pas liat judulnya, langsung auto nyanyi 😆😆

Playlist buat part ini...

Maunya sih, dangdut yg itu yaa, tapi gajadi hmm, btw enjoy with this story guys 😊

~~~~

🎼I'm coming round and now my vision is so clear

🎼If I could change my state of mind, then I would disappear
🎼The love I get from you is something I can not chance
🎼And I could let you slip away, without a second glance

🎼Why can not I realize I'm fighting for my life?

🎼Woaaaah, Woaaaah!

🎼Why can not I realize I'm fighting for my life?

🎼Woaaaah, Woaaaah!

🎼This is like a flashback
🎼This is like a dream
🎼This is like all the Things You can fit inside a memory

Calvin Harris - Flashback

****


"Kesel banget deh sama Miss Tyas, udah tau muridnya pada gak jago grammer malah disuruh hafalin kamus. Nyebelin banget?!" Ucap seorang wanita sambil menyeruput minuman yang tersedia diatas meja.

Setelahnya yang terdengar hanya gerutuan panjang akibat bibir atasnya melepuh. Bodohnya ia lalai meminum minuman yang masih mengepulkan uap panasnya itu, karena terlalu semangat merutuki salah satu gurunya di sekolah.

Terdengar suara dari arah seberang. Lelaki didepannya hanya bisa terkekeh pelan. Menyaksikan wajah 'tersiksa' wanita yang saat ini beribu kali terlihat lebih 'menyedihkan' dari sebelumnya. Ia masih tetap setia memainkan ponsel pintarnya tanpa merespon kejadian yang wanita itu alami.

Hening untuk sejenak.

Si wanita sibuk memasukkan satu kata dan kata lain kedalam memori otaknya. Tak jarang
dahinya berkerut halus. Kala menemukan kata sulit baginya. Juga kedua netra kelabu yang tertutup, seakan menghayati makna terdalam buku kecil berisi ilmu dari bahasa lain itu.

Cukup lama hening itu terjadi, sekitar 1 jam, eh tidak tentu saja. Hanya 10 menit jeda sejenak tanpa kata. Namun mampu memberikan ketenangan bagi kedua insan yang sibuk dengan dunianya sendiri itu. Meja kecil yang menghalangi mereka seakan tak menjadi alasan untuk keduanya bermain dengan senyuman tipis diujung mulut. Memberikan tanda keharmonisan hubungan yang tak melulu ricuh akan gaduh, melainkan penuh akan rasa haru yang mendalami sendu.

Memang. Jika orang lain melihat, Hazel dan Kenzo tak ayal seperti dua orang asing yang terpaksa duduk berdampingan diatas meja dan kursi. Saling menghadap pada satu titik yang sama, namun seakan tak melihat orang di seberangnya. Tak ada satupun alasan, orang bisa beranggapan bahwa mereka adalah sepasang sahabat yang saling tersenyum didalam hati masing-masing karena kedekatan yang teruntai keterdiaman ini.

Ya, tak seorangpun.

Tiba-tiba saja...

Terasa di ujung telinga hembusan napas hangat menerpa permukaan kulit Hazel dengan penuh aura dominasi. Belum lagi terpasaan surai hitam miliknya sendiri yang beterbangan halus karena alasan yang sama, membuat napas Hazel tiba-tiba terdengar putus-putus. Berkebalikan dengan suara napas yang berderu kencang, jantungnya malah memompa hebat. Seperti sehabis lari marathon berpuluh-puluh kilo meter. Yang mana semakin menambah pening kepala juga suasana yang mulai menghitam ini.

Bahkan tangannya yang masih menggenggam kamus lunglai tak berdaya diatas meja. Tak kuasa menahan beban yang tak semestinya terasa selemas ini terjadi. Hazel tau siapa pelakunya. Orang yang menjadi penyebab kekacauan dalam dirinya terjadi. Matanya tak dapat lagi menangkap sosok yang semula duduk didepannya. Karena tentu saja, kursi itu kosong. Menyisahkan ruang hampa yang hanya beberapa menit lalu terisi. Oleh sesosok lelaki tampan yang semestinya saag ini berada disana. Alih-alih duduk manis sambil bermain ponsel, ia malah berada disini. Tepat dibelakangnya berada. Berjarak dekat, ah, sangat dekat. Melebihi area kedekatan mereka sebelumnya.

Sumpah! Hazel berani bersumpah! Jantungnya pastk akan lompat dari tempatnya kala suara Kenzo mengintrupsi dengan penuh intimidasi. Ia berkata...

"Hazelnut Camelia..."

...dengan penuh penekanaan juga suara dalamnya yang memikat hati.

"Aku..."

...entah apa yang Hazel rasakan, namun satu yang pasti, wanita itu.... Berantakan.

"Aku ingin..."

...detik itu juga, Hazel mempunyai sedikit saja harapan. Harapan terlarang yang ia tahu tak semestinya dimiliku. Namun... Apa daya, perasaan perempuan tak bisa diatur sedemikian mudahnya. Bahkan oleh sang pemiliknya sendiri.

"Hazel, aku ingin..."

'Ingin apa, Kenzo? Katakan padaku! Jangan buat penasaran seperti ini!'

"Haz-"

"Ingin apa Kenzo?!" Hazel sudah tak bisa lagi menyembunyikan suara penuh penasarannya. Ia bahkan yakin apa yang akan Kenzo ucapkan ini pasti akan sangat mengejutkan. Pasti!

Tapi... Tunggu.

Ini adalah Kenzo. Bukan lelaki lain. Kejutan yang ia maksud pasti... Memiliki arti tersendiri yang-

Belum sempat Hazel bermonolog dalam hati, suara lain Kenzo berkata.

"Hazel, aku ingin pergi ke toilet. Byee!" lantas ia pergi begitu saja. Setengah berlari menuju arah dalam cafe.

Huh! Seharusnya Hazel sadari itu sedari tadi.

Menyebalkan!

Tbc!

[MWS:2] Werewolf Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang