- - Part 18 - - Escape

3K 231 20
                                    

Aku terbangun tepat saat jam menunjukkan waktu tengah malam. Diatas ranjang dan kamar yang sama. Nampaknya ada seseorang yang telah menemukanku jatuh pingsan tadi. Namun entahlah, aku tetap merasa khawatir berada di dalam ruangan ini sendirian. Perasaanku mengatakan, akan ada sebuah bencana besar yang akan menimpa kehidupanku dalam waktu dekat ini.

Seutas senyuman lirih terbit diwajahku kala kulihat sesuatu yang tertancap di tangan kananku. Ini adalah infus. Nampaknya benda sialan ini yang telah membuat diriku kembali fresh dalam waktu yang lumayan singkat.

Aku benci mengatakan ini,  tapi firasatku mengatakan, ini bukanlah penculikan. Mana ada seorang penculik yang bersedia menangani sandera nya yang sedang sakit terlebih pingsan seperti diriku?

Kucoba menarik paksa infus yang ada di tanganku sekuat tenaga.

"Aaakhh..." suara lirihan kecilku menggema di ruangan ini. Terdapat luka robek kecil menghiasi tanganku. Berdenyut dan terasa perih dalam waktu bersamaan. Darah yang keluar berjatuhan dan mengotori ranjang serta lantai kamar.

Kepalaku memutar ke kanan dan ke kiri, mencari barang atau benda apapun yang dapat membantuku menutupi luka ini. Tapi sial... Tidak ada satupun yang dapat kupergunakan.

Kemudian dengan terpaksa, kurobek secara paksa pakaian yang saat ini kugunakan. Dress putih yang semula menjuntai cantik hingga sebatas mata kakiku sekarang nampak mengenaskan. Menyisahkan dress koyak yang panjangnya hingga bagian atas lututku.

Robekan kain ini ku balutkan secara menyeluruh, menahan rasa sakit yang ada. Berharap agar darah yang keluar bisa tertahan. Oh tuhan, sakit sekali. Entah setan apa yang sedang merasuki diriku tadi, mengapa aku bisa senekat ini? Kurasa ini semua berkat stress yang bertumpul dalam pikiranku sejak 'tinggal' di tempat ini.

Napasku naik turun, darah di tanganku tak kunjung berhenti. Malah terus menetes membasahi apapun yang berada di bawahnya. Bahkan ranjang yang ku tempati ini telah ternodai oleh cairan dari darahku sendiri. Warna putihnya bercampur dengan warna merah darahku.

"Oh tuhan, kuatkan diriku?! Aku harus segera melarikan diri dari tempat ini. Apapun yang terjadi." ucapku menguatlan diri.

Dengan segala tekad yang ada dalam diri, ku langkahkan kaki untuk turun dari ranjang menuji lemari kayu besar di ujung ruangan. Membuka dan mencari sesuatu yang kupikir bisa kupakai sebagai alat untuk kabur dari rumah ini. Kutahan sekuat tenaga rasa sakit dan perih yang menjalar di sekujur tubuh akibat luka robek di tangan ini. Berharap ada setitik saja energi serta kekuatan yang timbul dalam diriku untuk bisa menjalankan misi melarikan diri kali ini.

Aku tidak mau mati sia-sia di tangan si penculik. Aku sadar bahwa hidupku sangatlah berharga. Tak kan kubiarkan orang lain mengacaukannya. Terlebih sudah tidak ada harapan bagi diriku untuk menunggu Kenzo menyelamatkanku dari penculik biadab ini. Ia mungkin saja sudah tak memperdulikanku lagi. Lelaki sialan itu pasti sedang berbahagia dengan Miranda karena kepergianku, aku pasti bagaikan benalu dalam hidupnya selama ini.

Oh tuhan...

Membayangkan Kenzo yang berbahagia tanpa diriku saja sidah membuatku sangat sedih dan terpuruk. Lihat saja, air mata yang turun dari kedua kelopak mataku ini. Mereka menjadi saksi bisu betapa berharganya Kenzo bagi diriku. Ia lebih dari sekedar sahabat, kurasa. Aku paham akan hal itu.

Dan setelah sekian lama mencari, di berbagai lemari serta laci yang ada di dalam ruangan, aku menemukan berbagai hal yang bisa kugunakan untuk melarikan diri. Tak sia-sia menahan sakit di tangan jika semudah ini caranya.

Kain, aku membutuhkannya sebanyak dan sepanjang mungkin. Mulai dari selimut, sprei, gorden, hingga kain-kain lain yang kutemukan di lemari tadi, ku ikat sedemikian rupa. Menghasilkan kain panjang yang kokoh dan cukup kuat untuk menopang berat badanku nanti.

Ya, aku akan menggunakan benda ini sebagai tali. Agar aku bisa segera keluar dari ruangan yang berada di lantai 2 rumah megah ini.

Setelah memastikan kekuatan yang ada pada kain, kulangkahkan kakiku menuju balkon. Melihat sejenak suasana sekitar sambil mengendap-endap. Berharap tidak ada orang yang mengetahui aksiku kali ini.

Kulihat dua orang berseragam serba hitam duduk sambil berjaga di depan gerbang keluar-masuk rumah ini. Jaraknya yang jauh membuat aktifitasku yang sedang memasangkan kain pada salah satu tiang menjadi tidak terlihat. Tanganku sedikit gemetar tatkala salah seorang dari kedua penjaga itu melihat ke arah kamar ini, akupun dengan sigap segera bersembunyi di balik tiang dan berharap agar cara ini berhasil mengelabui penjaga berbadan gelap itu.

Kulirik penjaga itu melalui sedikit cela yang ada. Okey, sepertinya berhasil?! Karena sekarang ia sudah tidak melihat ke arah kamar ini lagi. Hatiku kian berdegup kencang saat akan melakukan langkah terakhir. Yakni memanjat turun, yang berjarak sekitar 50 sampai 60 meter dari ketinggian ini.

Tapi tiba-tiba...

Kudengar suara langkah kaki dari arah depan pintu, bukan, bukan hanya sekedar langkah kaki satu orang. Ini terdengar seperti lebih dari 3 langkah kaki.

Sial?!

Rencanaku bisa gagal kalau orang-orang itu masuk ke dalam kamar ini dan menemukanku sedang berusaha kabur dari tempat ini. Oh tuhan! Tolong aku?! Apa yang harus aku lakukan.

Akhirnya, aku lebih memilih untuk segera memanjat turun. Mengalahkan berbagai resiko yang ada.

Sambil sedikit menutup mata, aku mulai turun dengan mengandalkan sisa keberanian dalam diriku. Saat semakin dekat dengan tanah, aku mendongakkan kepalaku ke arah atas. Dan disana... Oh tidak?!

Tuhan... Tolong katakan ini hanya mimpi?!

Bagaimana bisa?

Bagaimana bisa lelaki itu dan para gerombolannya ada disana?

Berdiri di atas balkon kamar tempat dimana aku diculik? Dia berdiri tegap memandang ke arah dimana diriku berpijak saat ini. Matanya menyuarakan api serta amarah yang membara. Berwarna merah darah dengan tangan mengapal, ia terlihat sangat marah. Amarah yang tentu saja di arahkan padaku.

Tapi...

Bagaimana bisa?

Seorang Kenzo Factorrsy berada di tempat ini?!!

Jangan-jangan...

Lelaki itu...

Akupun memutuskan untuk segera berlari dengan sekuat tenaga menuju pintu keluar gerbang rumah ini. Berusaha menyelamatkan diri dengan sisa-sisa harga diri yang ada.

~~~~

Nice to see U again, guys.
Grace udah lama nggak muncul yaa, special buat nulis persembahan ini buat kalian?!

Find me on ig : sarahrmdhnia34

Lovelove

-gracesar34

[MWS:2] Werewolf Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang