- - Part 20 - - Sang Penolong

2.8K 196 9
                                    

"Aakhhh!!!" suaraku tercekat kala sebuah batu dengan ujungnya yang lancip menancap tepat di telapak kakiku. Memuntahkan darah segar yang mampu membuatku meradang manahan sakit. Oh tuhan, cobaan apalagi ini?!

Tidak cukupkah rasa sakit pada luka robek di tangan kananku? Mengapa sekarang harus ditambah bahkan di bagian dimana tubuhku harus ekstra kuat untuk bisa segera keluar dari hutan ini, kakiku.

Mataku mengerjap kasar, tangan kiriku berusaha menutupi luka ini bahkan hanya dengan berbekal kain bagian bawah gaun tidurku yang tersisa. Tak menperdulikan sama sekali kesterilan yang ada, utamanya kali ini hanya kekuatan untuk bisa segera melarikan diri dari hutan menyeramkan ini.

Sudah dua kali diriku terdampar mengenaskan di dalam tempat yang sama. Tanpa ada penolong yang bersedia menolong. Aku harus kuat, aku harus kuat?!! Dengan merapalkan kata itu dalam hati, kucoba untuk sedikit menguatkan hati dan pikiranku. Berharap ada setitik saja rasa keberanian dalam diri untuk bisa menghadapi kepahitan hidup yang ada.

Tidak ada lagi yang bisa kuharapkan dalam hidupku, aku sangat sadar akan hal itu. Tidak ada lagi. Harapan terakhirku sudah pupus dengan kepergian dirinya dalam hidupku. Andaikan saja lelaki itu tak berubah, mungkin kehidupanku akan tetap seperti dulu. Penuh emangat serta bahagia. Namun yang aku tahu, kenyataan memanglah sangat mengerikan untuk dijalani. Masalah seakan tak mempunyai ujung, segala rintangan bahkan tak memiliki arah dan tujuan.

Siapakah yang harus kusalahkan sekarang, takdir ataukah dirinya, Kenzo Factorrsy?!

Ini bukan salah takdir, ataupun salah diriku, Hazel. Semua ini terjadi bukan tanpa alasan...

Mataku melotot tajam kala kudengar sebuah suara melintas kasar dalam indra pendengaranku. Apa ini? Kulihat sekitaran tempat dimana diriku berdiri kesakitan. Sepi. Hening. Tidak ada siapapun. Lantas...

Oh tidak, kurasa aku mendengarnya bukan dari telinga. Melainkan dari alam bawah sadarku sendiri?!

"Siapa itu? Siapa yang berbicara??!!"
Tanyaku yang hanya dijawab kesunyian hutan. Oh tuhan, sudah cukup cobaan beruntun darimu untukku. Jangan kau tambah dengan sakit dalam jiwaku. Aku belum mau menjadi gila?! Tidak mau?!!

Kau tidak akan merasakan sakit seperti ini, jika mengikuti apa yang kukatakan, Hazel?!

"Kumohon, berhentilah berbicara padaku!!"

Mengapa? Apa kau takut padaku?

"Tidak!"

Apa kau tak mengenali diriku walau lewat suaraku saja?

"Siapa dirimu? Aku tak membutuhkanmu sama sekali?! Sekarang, pergi dan jangan ganggu aku?!!!"

Mengertilah, Hazel, tidak ada yang bisa kau lakukan sekarang....

Napasku memburu. Air mata berjatuhan membasahi wajah dan pakaianku. Apa arti ini semua?

Kakiku mulai melemah. Tak bisa lagi melangkah walau hanya satu langkah saja. Tubuhku jatuh terduduk dengan cara yang sangat mengenaskan. Kedua tanganku luruh di samping tubuh, tak ada lagi tenaga.

Percaya dan ikuti apa yang ku perintahkan, maka hidupmu akan jauh lebih baik daripada bersama Kenzo.

Semula aku berpikir suara itu adapah milik Kenzo, namun semua itu terbantahkan kala kudengar selanjutnya ia berkata lagi.

Kau ingin lepas dari kekangan Kenzo, bukan?

'Tidak.' alam bawah sadarku menjawab.

Bohong?! Kau sudah muak dengan segala tingkah laku Kenzo padamu. Mengapa semua ini terjadi jika bukan karena Kenzo? Apa kau bisa menjawabnya, Hazelnut Camelia? Jika tidak, bagaimana bisa kau lebih memilih kabur daripada bersaing dengan Miranda untuk memperebutkan hati Kenzo? Jawab!

[MWS:2] Werewolf Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang