- - Part 5 - - That Joking

4.3K 368 7
                                    

Sialan.

Sudah berjam-jam sedari bangun tadi, umpatan demi umpatan selalu aku lontarkan dalam kamar ini. Walaupun hanya keheningan malam yang mencekam yang aku terima, aku tak peduli.

Entah kemana Kenzo sialan Factorrsy itu berada. Setelah menculik dan membawaku ke tempat antah berantah ini, ia menghilang seenak jidatnya.

Dan yang lebih parahnya lagi, aku terkunci dalam kamar maha megah ini, sendirian.

Satu hal yang paling aku benci, satu kata yang paling aku hindari, beberapa susunan kata dari huruf ber-abjad yang paling aku takuti.

Sendirian.

Aku bisa melakukan hal gila jika aku sendirian. Aku bisa lepas kendali, lepas kontrol, lepas emosi jika aku sendirian.

Sedari kecil, aku dibesarkan oleh keluarga yang sangat mencintai dan menyayangiku layaknya seorang anak emas. Tak akan pernah ada yang berani mengacuhkanku, dulu. Sebelum kejadian mengenaskan yang mengakibatkan kematian kedua orang tuaku terjadi.

Aku benci sendirian.
Aku benci ditinggalkan.
Aku benci... dilupakan.

Itulah mengapa aku selalu membuat orang-orang disekelilingku bahagia, dengan harapan mereka akan betah hidup bersamaku. Tidak peduli mereka membenciku dibelakang.

Dan, sekarang apa?

Kenzo menculikku.
Perlu beberapa detik untuk menyadari kenyataan menyeramkan ini, saat pertama kali aku terbangun. Masih belum percaya jika Kenzo berani melakukannya.

Awas saja dia, ketemu nanti jangan harap maaf dariku.

Ingin menangis rasanya, saat tahu bahwa di ruangan indah selayaknya kamar mewah hotel Bintang lima ini, aku sendirian.

Inilah kelemahanku, titik dimana aku akan sangat sensitif.

Interior design kamar ini saja tak mampu membuat hatiku tenang. Jujur, tempat ini adalah kamar impianku. Impian setiap wanita, bahkan.

Merasa aneh, bagaimana bisa Kenzo membawaku kemari. Sementara aku tahu, lelaki itu tidak sehebat tampangnya. Huh, terdengar sombong.

Lamunanku buyar saat telingaku menangkap suara gagang pintu yang diputar terbuka. Oh Bagus, itu artinya aku tidak akan terkunci dalam kamar ini sendirian. Minimal, ada seseorang yang akan berhadapan denganku.

Siapapun itu aku tak peduli, meski aku berharap orang itu adalah Kenzo. Aku sudah tidak sabar untuk memarahinya.

Terdengar langkah kaki memasuki ruangan ini. Setiap langkahnya menghentak marmer dibawahnya, seakan menantang siapapun yang berani beradu pandang.

Hingga akhirnya, sosok tegas dengan tatapan mata penuh pesona itu datang. Dia, Kenzo.

"Kau... sudah bangun."

Suaranya...
Entah ini hanya aku atau pendengaranku yang sedikit banyak bermasalah, tapi sosok menyerupai Kenzo itu mempunyai nada suara yang halus membelai telingaku.

Aku mengerjapkan mata pelan, saat suara Kenzo gagal masuk ke dalam pencernaan otakku.

Ada apa ini?!
Untuk pertama kalinya aku merasa seperti ini.

Suara Kenzo, berbeda dari sebelum sebelumnya. Maksudku, ini beribu kali lebih menawan.

Sedikit serak dengan gaya bicara penuh wibaya dan tanggung jawab.

Pipiku memanas.
Saat sebersit ingatan nakal hinggap di pikiranku. Tentang aku dan Kenzo berduaan di ruangan ini, dengan suaranya yang mempesona. Oh tuhan, gadis batinku berteriak girang.

Entah mengapa, Kenzo terlihat sangat tampan dimataku saat ini.

"Ak-aku tak, tak ap-a." Ucapku pelan dengan keguguran luar biasa.

Mata tajam miliknya seakan mempunyai cahaya laser, sanggup melubangi diriku saat ini juga.

Hembusan napasku berkejaran. Seketika dilanda kecemasan yang membludak dalam diriku.

Jantungku berdetak kencang. 2 kali lebih parah dari sebelumnya. Iramanya membuat kepalaku pusing. Sedikit malu karena terpesona dengan Kenzo. Lelaki yang notabenenya adalah sahabatku sendiri.

"Kemarilah."
Tangannya terulur dihadapanku. Membuat pandanganku langsung menangkap hal ganjil yang ada pada dirinya.

"Tato-tato itu..."
Ucapku tanpa sadar menyuarakan apa yang ada dalam pikiran. Kenzo terkekeh pelan. Menyadari kebingunganku akan hal-hal yang aneh ini.

"Tak perlu bingung, Hazel. Aku akan menjelaskan semuanya, tapi nanti. Sekarang ikutlah bersamaku?!" Ucapnya memerintah. Di buat sedikit menganga karena pengendalian diri yang sangat sempurna untuk ukuran seorang lelaki sepertinya.

Ia tak memakai atasan apapun saat ini. Dengan celana berbahan kulit yang terlihat halus menempel di kedua kakinya, Kenzo terus menatapku seperti menyuarakan untuk diriku segera melangkah mendekat ke arahnya.

Oh, tidak semudah itu, tuan perusak kencan!! Dewi batinku bermonolog.

Seringai penuh kewaspadaan segera muncul pada kedua sisi bibirku. Menampilkan wajah setengah berangku padanya.

Namun sepertinya semua itu berakhir sia-sia. Nyatanya Kenzo tetap berdiri, menatapku tanpa tergoyahkan oleh ekspresi yang aku tunjukkan.

"Jangan berusaha untuk menakutiku dengan ekspresi konyolmu itu, Hazel. Kau tahu aku tidak sedang bercanda." Ucapnya dengan wajah yang setengah memerah. Seperti menahan diri untuk tidak berteriak marah padaku.

Oh tidak, ini bahaya.
Kenzo adalah orang yang suka bercanda. Tapi jika sudah marah, jangan tanyakan bagaimana menakutkannya ia saat itu.

"Sekarang kemarilah dan ikut bersamaku?!"

Detik itu juga, aku memutuskan untuk tidak pernah mengajaknya bercanda lagi.

~ ~ ~ ~

Keep vote and comment guys😊

Find me on ig : sarahrmdhnia34

Salam Grace?!

[MWS:2] Werewolf Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang