Bisa kudengar suara geraman dalam yang sangat familiar membelai telingaku ringan. Seperti suara seseorang yang teramat sangat penting bagi diriku. Tapi tidak! Itu tidak mungkin dirinya!
"Ggghhhhhrrr..."
Itu tidak mungkin suara Kenzo!
~~~~
Tubuhku bergetar hebat. Ketakutan karena suara geraman itu kian mendekat padaku. Aku ingin berlari. Kemana saja asalkan tidak berada di tempat ini. Satu tempat berjarak dekat dengan sesuatu yang sangat kubenci bukanlah hal bagus. Mengingat kedua kakiku yang terasa memberat seperti tertancap diatas lantai tanpa bisa kugerakkan sedikitpun semakin menambah runyam perasaanku.
Kuhela napas kasar. Tangisanku entah sejak kapan turun semakin menambah gejolak ketakutan. Kepalaku tak bisa kugerakkan, Begitupun dengan sekujur tubuhku. Kaku, seperti mati rasa. Yang bisa kulakukan hanya menangis. Tanpa suara. Kerongkonganku tersumbat napasku yang bergerak naik turun tak beraturan.
Kenzo... Dimanakah dirimu? Hanya satu yang ada dalam pikiranku saat ini. Ya, Kenzo. Dimanakah lelaki itu? Hanya dirinya yang bisa menyelamatkanku dari sesuatu yang masih berjalan mendekat padaku itu.
Aku bisa mendengar deru napas berat yang terdengar tersengal-sengal dalam jarak ini. Bahkan bau tubuh khas yang terasa begitu familiar bagiku. Aroma menyejukkan yang seketika dapat menenangkanku. Aku seperti mengenal bau tubuh ini. Perpaduan kayu manis dengan mint yang berpadu kuat. Kenzo... Ya! Tidak salah lagi. Aku mencium aroma tubuh yang sama seperti yang Kenzo punya. Namun dengan sekali tebas kesadaran kembali menyeruak dalam. Tidak mungkin. Sosok menyeramkan ini jelas bukanlah Kenzo.
Hewan buas berbulu hitam, kuku panjang dengan cakar tajam, serta tubuh raksasa tiga kali lipat dari manusia biasa ini sangatlah menyeramkan. Mana mungkin aku menyamakannya dengan lelaki itu. Ini jelas efek samping dari tidur palsu itu, aku terlalu banyak bermimpi dan berkhayal. Mungkin aku sudah gila jika menyamakan antara Kenzo dan juga serigala ini.
Bayang-bayang masa lalu yang menyakitkan kembali hadir membawa memory buruk bagiku. Aku semakin terisak hebat. Melihat kilasan kejadian yang semakin memperburuk keadaan tubuhku. Memory itu datang memenuhi pikiran. Terlihat buram. Namun membawa rasa takut yang kian mendominasi. Aku tahu peristiwa ini. Lama kelamaan membawa kembali ingatanku yang hilang tentang kejadian beberapa tahun silam. Darah dan kematian adalah satu-satunya yang masih dapat kuketahui dan kuingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MWS:2] Werewolf Mate
Werewolf*Modern Werewolf Story* Hazelnut Camelia sama sekali tidak percaya akan kalimat yang sebelumnya di lontarkan lelaki di depannya ini. Dimana ia adalah sahabat masa kecil Hazel bahkan hingga saat ini. Hazel tahu Kenzo Factorrsy sudah sangat melewati b...