- - Part 27 - - Sangat Berharga

1.2K 95 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~~

Mungkin ekspresiku sudah menunjukkan perasaanku dengan sangat jelas sekarang. Aku tak dapat menutupi raut wajahku kala perkataan Kenzo mampu membuatku terdiam membeku dengan segala spekulasi yang ada. Ini hanya aku, atau memang pertanyaan itu ditujukan sengaja untuk membuatku berpikir keras tentang maksud pertanyaan tiba-tibanya itu. Air mataku surut seakan tersedot secara paksa. Sekali lagi kulihat sorot kelabunya yang masih memancarkan cahaya kelamnya. 'Apa maksudmu Kenzo?' ingin sekali kusuarakan kata hatiku itu, namun mulutku kelu tak dapat bergerak lebih banyak lagi. Yang kulakukan hanya diam dengan mata yang memerah dengan sorot hampa.

"Sudah tiga hari..."

Aku menunggu ia selesai mengucapkan perkataannya. Suaranya serak, menunjukkan betapa sulitnya baginya berbicara padaku saat ini. Bahkan hanya dengan melihat tangannya yang masih setia melungkupi tangan kecilku, aku tahu ia berusaha keras menetralkan emosinya yang sedang ia tahan agar tak melebur terlalu banyak padaku.

"Sudah tiga hari, kamu tak sadarkan diri, Hazel."

Mataku membulat sempurna. Jelas terlalu shock dengan ucapannya yang sangat diluar dugaan. Netraku bersitatap dengan matanya yang balas memandangku. Beberapa detik terasa sangat mendebarkan untukku. Tak ada balasan suara dariku. Entahlah. Aku bingung menanggapi ucapannya yang terasa mengganjal sudut hatiku. Aku terdiam. Begitu juga dengan dirinya. Ia memberiku waktu untuk mencerna Perkataannya. Napasku memburu seiring dengannya yang bercerita lebih panjang. Tiga hari tak sadarkan diri? Apakah itu benar? Begitu lama dari sekedar yang kubayangkan sebelumnya.

"Miranda menemukanku jatuh pingsan dalam kamar beberapa hari lalu."

Nama itu... Entah mengapa hatiku berdetak kian cepat. Aku tahu ini adalah perasaan benci ketika mendengar Kenzo mengucapkan nama perempuan yang sudah memberikan efek buruk pada lelaki didepanku ini. Aku masih mengingat dengan jelas, raut wajah penuh emosi Kenzo karena membela wanita itu. Bahkan ia menamparku yang tak melakukan kesalahan apapun kala itu.

Mataku mulai berkaca. Suasana hatiku berubah hebat. Aku sama sekali tak bisa mengubah ekspresiku yang tak bisa menyembunyikan ketidaksukaanku atas ucapan Kenzo yang melibatkan Miranda. Ia berkata seakan-akan wanita itu adalah penyelamat yang telah menyelamatkanku dari sebuah masalah besar.

[MWS:2] Werewolf Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang