"Kau penyihir, Right?"
Ucapku secara gamblang pada wanita cantik yang sedari tadi sedang mengagumi cat kuning pucat pada kuku terawatnya.Kulihat ia sedikit shock kala mendengar perkataan ku, hanya selisih beberapa detik saja, perubahan pada wajahnya berubah. Seperti menutupi kenyataan mengenai sesuatu, yang aku tidak harus tahu apa itu.
Hm, pengendalian diri yang patut diacungi jempol.
"Tentu saja, Babe. Kau seharusnya tahu itu, tanpa harus bertanya. Ada apa ini, heh?" Masih dengan gayanya yang penuh canda, ia menjawab tanpa ada raut wajah tegang sedikit pun.
Aku yakin, lihat saja setelah ini, ia pasti tak akan berkutik setelah mendengar ucapanku.
"Aku-"
"Oh, no no no. Apapun yang keluar dari mulut manismu itu, jelas bukanlah suatu hal yang menarik indra pendengaran ku, Babe. Aku tahu itu. Jadi stop! Bertanya macam-macam hal yang sudah pasti berujung merepotkan diriku. Okay?! Lebih baik kau makan saja kue itu, aku susah payah membuatnya untukmu. Jika kau mau berterima kasih, cukup kunci mulutmu itu rapat-rapat. Dan jangan mengajakku bicara!"
Setelahnya, ia meninggalkanku sendirian. Entah pergi kemana tujuannya menghilang kali ini. Tapi satu hal yang kutahu, ia mengetahui kepingan dari masa lalu tergelapku.
Ia berusaha menutupinya.
Dan aku berjanji, aku akan membujuknya untuk menceritakan langsung mengenai kepingan ingatan yang telah hilang itu.
Apapun konsekuensi yang ada.
~~~~
"Kau tahu dimana Kenzo?"
Sudah sehari berlalu, namun lelaki itu tak menunjukkan batang hidungnya padaku. Ia menghilang. Tanpa menitipkan pesan apapun padaku.
Oh, lihatlah. Siapa yang sangat menyebalkan sekarang.
"Dia tak mengatakannya padamu?"
Sore hari dengan suasana cerah, sangat cocok untuk pergi menikmati secangkir kopi atau teh di cafe unik pinggir hutan seperti Vektor ini.
Sama seperti pemikiran pengunjung cafe yang mulai memadati tempat yang Miranda miliki ini. Hanya saja, diantara seantero cafe yang luasnya tak terlalu besar ini, tak ada satu orang pun yang kukenal akrab untuk dapat berbincang dan menghabiskan kebosanan yang melanda. Hanya satu orang, Kenzo. Dan saat ini ia menghilang, atau malah, pergi membuangku begitu saja?
Oh, god! Apa yang harus kulakukan jika hal itu memang benar-benar terjadi?!
"Hellow... sweety, kau tidak tiba-tiba saja menjadi gila kan? Kenapa ekspresi mu jadi terlihat sangat menakutkan seperti itu?"
Aku baru tersadar, jika sudah melamun terlalu lama. "Oh, maafkan aku. Apa... yang kau katakan tadi?"
"Soal Kenzo, apa benar ia tak berpamitan padamu kemana ia pergi saat ini? Hmm?"
Tiba-tiba saja, suasana di dalam dapur cafe ini terasa menggelitik hatiku. Panas membara dengan berbagai pertanyaan aneh yang muncul begitu saja dalam benakku.
"Kemana ia pergi? Sungguh, ia tak mengatakan apapun padaku."
Tarik napas...
Buang...
Tarik...
Buang...
Tarik napas...
"Ia pergi mengunjungi Mister dan Miss Camelia. Di puncak bukit Clevierk berada. Mmm...-"
"Pemakaman kedua orang tuamu, Hazel."
~~~~
Segini dulu yah..
Jangan banyak-banyak, nanti muntah lagi, hehe...Find me on ig : sarahrmdhnia34
Gantung banget yaa endingnya?
>_<Salam Grace?!
KAMU SEDANG MEMBACA
[MWS:2] Werewolf Mate
Werewolf*Modern Werewolf Story* Hazelnut Camelia sama sekali tidak percaya akan kalimat yang sebelumnya di lontarkan lelaki di depannya ini. Dimana ia adalah sahabat masa kecil Hazel bahkan hingga saat ini. Hazel tahu Kenzo Factorrsy sudah sangat melewati b...