Kegelapan semakin lama menekan kesadaranku. Namun bukan itu yang membuat jantungku berderap kencang seakan sehabis lari maraton puluhan kilometer. Melainkan sebuah elusan lembut dikepalaku. Juga kurasakan kehangatan membungkus tubuh ringkihku. Membawaku semakin dalam dengan kenyaman.
Aman. Nyaman. Dan tentram.Aku sudah kembali!
Hatiku berteriak bahagia saat sebuah rasa familiar yang selama ini kurasakan datang kembali menyelimuti diriku. Rasa yang selama ini kurindukan dalam alam bawah sadarku.
Aku ingin membuka mata, namun kedua kelopak mataku seakan bekerja sama untuk melawan balik diriku. Terasa memberat setiap kali kucoba untuk membukanya. Detik demi detik berlalu, aku masih diambang batas kesadaran. Tanpa kuasa.
Kepalaku terasa sangat pusing saat ini. Tepatnya dibagian belakang, sakit yang membuatku ingin sekali membenturkannya ke dinding, sampai berdarah dan kepalaku pecah kalau bisa. Atau bahkan menabrakkan diriku sendiri ke tengah jalan agar bisa tertabrak mobil atau apapun itu lalu mati seketika. Akibat tak kuat menahan rasa sakit itu lebih lama lagi.
Aku meringis kian jelas.
Aku yakin kedua alisku saat ini sudah mengkerut seakan menyatu, mataku kupejamkan lebih dalam lagi yang otomatis menahanku di kegelapan tak berujung, bibirku menipis menahan erangan kesakitan agar tak meluncur keluar dari mulutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MWS:2] Werewolf Mate
Werewolf*Modern Werewolf Story* Hazelnut Camelia sama sekali tidak percaya akan kalimat yang sebelumnya di lontarkan lelaki di depannya ini. Dimana ia adalah sahabat masa kecil Hazel bahkan hingga saat ini. Hazel tahu Kenzo Factorrsy sudah sangat melewati b...