Mungkin memang benar, semua yang kurasakan sekarang adalah definisi dari arti tentang sebuah kata resah. Entah berasal darimana perasaan ini mulai timbul, aku tak tahu.
Sejak aku memutuskan untuk duduk tepat di sampingnya?
Sejak aku mulai merasakan untuk akan memaafkannya?
Sejak aku mulai membuka diri untuk mendengarkan tiap perkataannya?
Entahlah.
Semua nampak abu-abu bagiku. Bahkan kurasakan bahwa aku tidak lagi bisa mempercayai perkataan lelaki yang saat ini duduk tepat di depanku. Kepercayaan itu telah hilang. Sudah lama musnah. Namun anehnya sedikit banyak ruang dalam hatiku masih terus menerus mempercayainya. Bahkan setelah mendengar perkataannya yang terdengar sangat janggal juga sangat tidak masuk akal itu, hatiku... Tetap mempercayainya.Akupun bahkan sudah tidak mempercayai diriku sendiri. Bagaimana bisa aku membiarkan diriku sendiri duduk manis ditempat seperti ini dengan ia yang terus menerus menatapku dengan pandangan yang membuatku bingung sekaligus tersentuh dengan waktu yang bersamaan.
Entahlah.
Aku menganggap diriku bodoh. Karena entah sudah yang keberapa kalinya masuk kedalam jeratan palsu milik lelaki itu. Ah, ingin rasanya aku menangis. Namun tatapan darinya yang menusuk namun sekaligus terasa lembut itu semakin memanjakan hatiku yang sedari dulu selalu jadi pendukung setianya. Bahkan ia tak kunjung beralih kepercayaan saat aku, yang notabennya pemilik hati sudah mulai terbuai dengan tiap omong kosong yang lelaki ini lontarkan.Apa yang tadi dirinya katakan?
Aku...
Semua yang telah kulewati selama ini hanyalah terjadi dalam otakku saja?Apa dia pikir aku gila?
Apa dia pikir aku mudah terpedaya?
Jika memang benar...
Oh Tuhan, betapa jahatnya lelaki ini.
Lelaki yang sedari dulu menjadi poros kehidupanku tega mengatakan hal yang sungguh sangat menyakiti perasaanku.Apa secara tidak langsung ia telah menganggapku gila?
Padahal sudah jelas ia yang secara tiba-tiba mengajakku ke tempat ini. Cafe setengah rumah milik seorang perempuan yang entah sejak kapan terasa sangat membenciku melebihi benciku pada dirinya. Ia yang kurasakan turut andil begitu besar pada perubahan sifat lelaki ini.
Dan...
Walaupun sempat tertunda, akhirnya terjadi juga.
Perbincangan ini... Harus terjadi. Sekarang atau tidak sama sekali.
Karena perkataannyalah yang akan menentukan hubungan kami kedepannya...
***
Akhirnya bisa publish next chapter juga. Aku mau ngucapin terima kasih buat semua teman-teman yang udah support aku baik di dunia orange ini maupun di dunia nyata. Kalian yang terbaik :)
Terutama buat kalian yang selalu setia baca ceritaku walaupun jarang update. Makasii banget. Oh iya, komen dong menurut kalian gimana part ini? Komen juga next chapter yang kalian inginkan itu seperti apa?
Aku pasti bakalan baca dan jawab satu persatu :p
Jangan lupa tekan bintang yaa..
See U Soon
KAMU SEDANG MEMBACA
[MWS:2] Werewolf Mate
Werewolf*Modern Werewolf Story* Hazelnut Camelia sama sekali tidak percaya akan kalimat yang sebelumnya di lontarkan lelaki di depannya ini. Dimana ia adalah sahabat masa kecil Hazel bahkan hingga saat ini. Hazel tahu Kenzo Factorrsy sudah sangat melewati b...