Lip Balm - Aizome Kento

911 101 15
                                    

Requested by Misamime

Laki-laki yang senang mempermainkan hati banyak wanita tentunya ada di mana saja. Jumlahnya tidak sedikit. Termasuk ada di sekitarmu. Yakni Aizome Kento, tetanggamu, kini sedang memangku seorang gadis di ruang tamu. Kejadian barusan tentunya bukan pemandangan baru, jadi kau hanya bisa menghela napas. Lagi pula ia bukan kekasihmu.

Ada sebuah alasan kelam ketika teman kecilmu tumbuh menjadi lelaki superbinal yang senang bermain bersama perempuan seperti ini. Namun, kau merasa tak bisa berbuat apa-apa. Untuk menghentikan akan sulit, merasa tidak berhak akan hatinya yang membeku.

Tanpa merasa canggung, kau berucap, "Kento, aku mau pinjam mesin pemotong rumput."

Namun, kau tidak merasa bersalah sama sekali. Lagi pula sang tuan rumah memang tidak mengunci pintunya.

Lip Balm
Playboy! Aizome Kento x Reader
B-Project © MAGES, Yukihiro Utako
Note: AU, OOC. Typo(s).
Rate: T [PG-15]
By agashii-san
.
.
.

"Yo, [Name]," sapa Kento tersenyum, "sebentar, ya."

Ia berbisik sekilas kepada gadis yang ada di pangkuannya lalu dengan berat hati memulangkan diri. Ketika gadis asing itu pulang, kau justru merasa lebih senang. Namun, kau tidak ingin berceloteh banyak akan tingkahnya.

"Nih," ujar Kento menyerahkan mesin pemotong rumput. "Apa kau akan memotongnya sendirian?"

Kau mengangguk. "Iya. Terima kasih."

Meskipun teman kecil yang bertetangga, kau berusaha tidak mengusik hidupnya. Meskipun kau tahu luka yang Kento alami semasa kecil. Ketika Kento kecil menangis begitu jelas dalam kesendirian karena sang ibu yang jarang berpulang ke rumah. Kondisi keluarga yang begitu rumit, juga membiarkan pemuda itu haus akan perhatian.

Menghiburnya di masa kini takkan pernah bisa sama dengan masa lalu. Meski merasa dirimu pengecut, kau tahu hal itu. Kento bergerak sendiri atas kemauannya. Selama ia yakin hatinya masih bisa dilipuri kasih sayang semu, menjadi sebuah ketergantungan yang berkepanjangan.

Kento memegang pergelangan tanganmu. "Mau kubantu? Mumpung aku tidak ada kesibukan."

Alih-alih mengiyakan bantuan, kau bertanya, "Kenapa tadi kau memulangkan gadis itu?"

Kento mengangkat bahu. "Karena aku sudah bosan terhadapnya."

Meskipun Kento kerap membawa gadis ke rumah, Kento selalu bersikap ramah kepadamu. Mungkin karena kalian bertetangga. Atau karena semasa kecil ia memang sering bertamu karena ibunya menitipkan dirinya.

Tak punya pilihan lain, kau berkata, "Kalau kau tidak keberatan dan memang ingin, silakan saja."

Kento menata sedikit letak poni biru cerahnya lalu berkata, "Kau tidak akan menyesali kemampuanku. Lihat saja."

• • •

Hari yang panas berakhir sejuk oleh segelas teh es. Kau dan Kento duduk bersebelahan di ruang tamu. Di sana juga terdapat keponakanmu yang masih berusia balita--- tengah bermain beberapa balok plastik rumah-rumahan. Dibandingkan rumah Kento yang sepi, rumahmu lebih ribut karena sejumlah anggota keluarga yang mampir.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang