Mawar [Part. 2] - Aizome Kento

462 59 26
                                    

Mengelus permukaan bibir bawah [Name], Kento tersenyum penuh keyakinan.

"Baiklah. Mari lakukan sekarang. Ciuman pertamamu kepadaku."

Manik [Name] membola penuh. Panik, kaki [Name] pun mundur beberapa langkah. Tanpa sadar, tubuhnya sudah bersandar di meja.

"Tunggu! Apa tidak ada solusi lain? Misalnya ... menggosok genteng toko?"

Kento menaikkan satu alis. "Kutukanku bukan kebohongan. Ini karena ulah ayahku yang nekad membunuh rubah berdarah murni."

Bila tidak berhubungan dengan skinship, [Name] sebenarnya sama sekali tidak keberatan. Termasuk usul tidak masuk akalnya barusan tetap siap ia lakukan. Meskipun dilakukan subuh hari sekalipun.

"Kalau boleh tahu ... sudah sejak kapan kau menjadi rubah?" tanya [Name].

Kento memberi senyuman getir. Gadis itu terlalu ingin tahu. Tapi karena dialah satu-satunya yang sudah menangkap basah dirinya, ia tidak punya pilihan.

"Saat aku berusia lima belas. Setiap bulan purnama tiba, aku harus mengorbankan setangkai mawar dan tetesan darah agar bisa kembali ke wujud ini."

Kento membalik kemeja putih hingga siku. Sarung tangan hitamnya. Banyak bekas luka iris memenuhi hingga lengan. Luka terbarunya di jari telunjuk; berbalut plester.

"Ini ... luka yang diperbuat dirimu sendiri? Bagaimana bisa?" [Name] menekap sebagian wajahnya.

Mengulur kembali dan menutupi luka tadi, Kento hanya tersenyum lemah.

"Dengan sebuah ciuman darimu, aku tidak perlu melukai diri lagi. Tapi ...."

[Name] menanti lanjutan kata pemuda itu.

"Kau tak menyukaiku, 'kan? Jadi, lupakan saja permintaanku barusan. Aku tidak murni mendesakmu."

Daripada memaksa kehendak, Kento tidak mau gadis itu menghilang darinya. Meninggalkan dirinya dalam kesendirian.

Mawar - Last Part

Pair: Jeweller! Beast! Aizome Kento x Accessory maker! Beauty! Reader

B-project (c) MAGES

Plot by agashii-san
.

.

.

Menopang dagu, [Name] menatap gamang sebuah buku yang tidak tergores seaksara pun. Ia ingin membantu. Lagi pula, Kento sudah tidak pernah menyinggung ayahnya. Ia merasa harus berutang budi. Meski itu harus dibalas dengan kerja paksa.

"Apa benar-benar tidak ada solusi lain yang bisa kulakukan?" [Name] mengacak rambut.

Beralih dari rambut, gadis itu hendak meraba bibirnya. Bila tadi mengiakan tawaran Kento, apa yang akan terjadi? Ia penasaran, tetapi rasa takut juga melanda batinnya. Meskipun terlalu bermimpi, ia mengingini ciuman itu saat pernikahan dengan lelaki impiannya kelak.

Jemari [Name] meraba bandul mawar berlapis kaca. Saat pertama kali ia melihat warna mawar merah yang segar merona.

Tapi kini terlihat keganjilan.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang