Part ini didedikasikan kepada Kakak empat hariku (30/8), aga_alana. Wish-nya sudah lengkap di message board.
Gambar spesial di media. Semoga makin sayang sama babang Kazu ♡ ♡ ♡
Ini. Super. Duper. Ultra. Telat ;;3
× × ×
Kepercayaan diri tidak mudah didapatkan. Ketika hadir bukan karena sikap congkak. Apalagi bersikap minder. Tidak terlihat sebab lahir di dalam hati. Kemudian hanya bisa dijaga oleh sang pemilik batin.
Manik [Name] berbinar saat mendapati sepasang rekan dansa yang menari. Terutama sorot seorang wanita paruh baya bermata indah dan disegani seisi perkumpulan. Ibu kandungnya.
Kaki gemulai menciptakan gerakan estetika. Bersama pria yang siap sedia menuntun--- ayah [Name]. Pantulan chandelier memancar sempurna. Menggambarkan sisi elegan dari sebuah perkumpulan formal.
[Name] sering kali keluar dari ruang dansa. Bukan karena tidak suka. Tapi terkadang merasa dirinya kurang pantas. Paras biasa-biasa saja. Tubuh tidak semampai. Padahal ibunya bersedia mengajarinya atau memberikan didikan dari instruktur ahli.
Sekali lagi, sikap kurang percaya diri menghancurkan hati sang gadis. Ia takut. Ia ragu. Ia tidak percaya dengan diri sendiri. Segala asumsi negatif itu tertuang dalam-dalam. Menguburi masa depan indahnya.
"Kenapa tidak berdansa?"
[Name] menopang dagu dan duduk di rerumputan taman. Menyendiri. Ternyata ada orang lain yang menyadari tempat favoritnya--- meski tidak sering dijamah pendatang--- tidak mau terisap darah oleh gigitan nyamuk.
Lelaki berambut oranye itu berpakaian rapi--- setelan jas keabu-abuan. Manik hijau yang mempesona. Gaya rambut yang ditata rapi. Seperti lelaki tampan kebanyakan dalam komik cantik. Tidak heran, bila dilirik terlalu lama bisa saja salah tingkah.
"Ti-tidak bisa berdansa. Lagi pula aku hanya akan menghancurkan suasana," jawab [Name] mengerucutkan bibir.
Lelaki itu memilih duduk di sebelah [Name]. Ia tersenyum tipis begitu mengambil selembar kertas dari saku celana. Mungkin sisa dari struk belanjaan. Tidak berkata apa-apa, jemarinya lantas sibuk melipat kertas.
Hingga terangkai sebuah perahu.
"Ternyata kertas sekecil itu bisa juga." [Name] terpukau begitu melihat proses melipat hingga akhir.
Lelaki berambut oranye itu menyahut, "Tentu. Kalau mau mencoba pasti bisa. Omong-omong, aku Masunaga Kazuna, tapi kau bisa memanggilku Kazu."
Jemari Kazuna terulur begitu yakin. [Name] bergeming sejenak. Berkenalan pun bisa saja akan berakhir melupakan. Bisa saja Kazuna hanya tamu. Kemudian semua pertemuan ini berlalu sebagai memori. Terhapuskan.
"Um, [Full Name]. Panggil saja [Name]."
Tapi dia tidak tahu bila setiap lipatan kreatif itu berlanjut. Termasuk perasaannya pula.
Bintang
Pair: Instructor! Masunaga Kazuna x Inferior! Pupil! Reader
Rate: T
B-Project (c) MAGES
By agashii-san
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦
FanfictionSingkat kalimat, buku ini bertujuan mewarnai hatimu; sang pembaca yang ingin terhibur dengan kisah yang senang maupun sedih. Siap berfantasi? Klik baca, ya. Semoga kamu suka ❤️ × × × Disclaimer: B-Project © MAGES Pairs: B-Project various x Reader R...