Ikat Rambut - Osari Hikaru

697 68 14
                                    

Requested by KuroiDaimond

Musim panas.

Bagi siswa yang harus mengikuti kelas tambahan karena mendapat nilai buruk, musim panas adalah masa-masa menyedihkan karena nilai merah. Gadis itu harus siap melepaskan pantai, festival, dan pria tampan. Ya, khusus poin ketiga tentunya serius menurut [Name]. 

Karena nilai buruk, ia tidak punya keberanian untuk mengikuti acara kencan buta. Misinya mendapatkan pacar di tahun kedua sekolah menengah atas. Belum lagi, siswa yang akan bertemu dengan teman-temannya berasal dari sekolah berinteligensi tinggi.

Ketimbang nilai [Name] terselamatkan lebih cepat, sang guru lebih suka memberinya pekerjaan fisik yang menyedihkan--- membersihkan kolam yang kotor karena terkontaminasi guguran daun dan ranting pepohonan--- tidak lupa dengan lumut. Dan tidak ada jaring yang tersedia. Itu artinya, bila tidak ada alternatif lain, [Name] harus menggunakan tangan untuk memungut sampah kolam.

Namun, membersihkan kolam tidak harus diselesaikan dalam hari itu juga. Batas waktunya hanya selama mengikuti kelas tambahan. [Name] ingin saja bolos, tetapi ia tidak mau menerima panggilan orangtua.

Ternyata hanya ada enam orang di luar dirinya yang menunggu kelas dengan ekspresi malas. Gadis itu memilih letak bangku favoritnya--- terletak dua baris paling belakang di sebelah jendela. Pelajaran di mulai. Teman-temannya memberi sekumpulan buku catatan agar ia bisa lulus dari nilai merah secepatnya. Meskipun bosan, ia akan berusaha.

"Summimaseeeeen (Maaf), saya telat, ya?!" seru pemuda berambut gondrong kehijauan membuka pintu kelas lebar-lebar.

Alis [Name] mengerut.

Siapa pemuda heboh ini? Oh, mungkin ia salah masuk kelas.

Ikat Rambut
Pair: Sick! High Schooler! Osari Hikaru x High Schooler! Reader
NOTE: AU. OOC. TYPO
B-Project © MAGES, Yukihiro Utako
By agashii-san

.

.

.

Ternyata dugaan [Name] salah. Hikaru ternyata adalah penghuni baru yang seringkali absen dari aktivitas di kelas. Hal itu disadarinya ketika sang guru memukul pelan puncak kepala Hikaru dengan buku.

"Hikaru-kun, saya kan sudah beritahu jadwalnya waktu itu. Cepat masuk," tegur Yamato-sensei.

Hikaru mengaduh pelan lalu takut-takut menuju ruang kelas yang asing. Ia mencari kursi ternyaman dan mendapati [Name] telah duduk di sana. Namun, masih ada kursi di sebelahnya--- dan itu artinya, tidak ada jendela.

"Yah," ucap Hikaru kecewa. "Aku kan mau di sana."

[Name] mendengus. "Aku duluan. Siapa yang cepat, dia yang dapat."

Hikaru hanya bisa bersungut dengan sedih. Toh, [Name] tidak terluluhkan akan tatapan Hikaru.

Hikaru memilih mengalah dan duduk di sebelah [Name]. Mungkin ia sadar bahwa semakin mendesak, justru ia akan diusir secara tidak hormat. Ia mendapati [Name] memiliki helaian rambut yang panjang dibiarkan tergerai bebas hingga sedada, bertiupkan angin yang melambai lembut. 

"Rambutmu panjang juga ya," ujar Hikaru menopang dagu. Membiarkan bolpoin tersemat di antara hidung dan bibirnya.

[Name] menyelipkan helaian rambut ke belakang telinga. "Memang. Yang jelas lebih panjang rambutku."

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang