Kitakore + MooNs: Classmate Crush

713 59 39
                                    

Bagaimana kalau mereka jadi teman sekelasmu?

Check it out!

Warning: au! setting, minor typo.

Plot © agashii-san

B-project © MAGES

- Kitakore -
--------------------

××Kitakado Tomohisa××

His profile as student in one sentence:

Baik hati, ramah, naif; akibatnya sering jadi sasaran pinjaman PR, dan populer karena statusnya sebagai anak kepala sekolah.

Secret talk with him: sweet invitation!

[Name] terus menguap beberapa kali lantaran pelajaran matematika terasa amat menyulitkan. Ia tidak sempat mencatat apapun. Karena tidak mengerti, jendela kelas menjadi peraduan kebosanan. Masih ada setengah jam hingga kelas dinyatakan berakhir untuk hari ini.

"Baik, kalau begitu, kita ada kuis. Satu kelompok dua orang."

Beberapa siswa sudah mulai sibuk mencari teman sekelompok yang bisa menyelesaikan jeratan kuis matematika. Teman sebangkumu, lelaki bernama Kitakado Tomohisa sudah dikerubungi ramai-ramai; didominasi kaum hawa. [Name] mendengus karena kerusuhan yang kelewat berisik.

"Aku memilih [Name]-san sebagai teman mengerjakan kuis bersama. Maaf teman-teman."

Iris [Name] terbelalak, seketika menoleh ke arah kanan; Tomohisa, ketua kelas yang merupakan teman sebangku. Sebenarnya, ia tidak begitu berani berinteraksi dengan laki-laki itu. Begitu bersinar, disukai orang-orang, dan menawan. Bila dibandingkan, dia seketika merasa hanyalah puing abu.

"Kau serius?" [Name] bertanya, tak percaya.

Tomohisa mengangguk lalu berdiri. Bangku yang berjarak kini merapat. Teman-teman sekelas yang ingin sekelompok dengannya hanya bisa pasrah dan memilih teman kelompok lain.

"Dengar, aku ini sama sekali tidak memahami matematika. Bahkan, tadi penjelasan barusan tidak kudengar sedikitpun. Lihat, catatan materi ini saja kosong." [Name] kembali meyakinkan Tomohisa bahwa sekelompok dengannya takkan membawa keuntungan apapun.

Tomohisa menyugar rambut putihnya yang tertiup angin dari jendela tak jauh dari posisi [Name] duduk. "Aku tahu. Tapi orang yang ingin kuajak sekelompok hanya [Name]-san."

Sekretaris kelas mulai membagi-bagikan kertas soal kuis. [Name] pun tertegun begitu menyadari jumlah nomor soal esai tergolong cukup banyak; sepuluh soal. Bila dikerjakan sendirian, ia sendiri tidak yakin akan keburu untuk diselesaikan.

"Kenapa aku? Kalau memilihku ... soal-soal ini tidak akan selesai hari ini. Sensei juga pasti akan menahan kita pulang hingga selesai mengerjakan semuanya."

Tomohisa mengangguk, mulai menyiapkan secarik kertas dan bolpoin. "Tidak apa-apa. Kalau kau merasa tidak enak hati, cukup menemaniku pulang bersama sepulang sekolah. Bagaimana?"

"Ka-kalau begitu ... mohon bantuannya."

[Name] tidak kuasa menolak. Karena terdorong menjadi sosok yang berguna, ia berusaha memahami materi soal-soal kuis. Bermodalkan penjelasan seadanya dari papan hitam yang penuh dengan coretan kapur. Tomohisa selalu punya taktik tersendiri – terutama mendekati [Name] sebagai crush-nya sekaligus menjadi sedikit lebih rajin.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang