Kitakore + MooNs: Things

756 61 25
                                    

Special drabble karena saya ultah semalam xD (26/8)

Enjoy! Happy reading!

Kitakore

Kitakado Tomohisa - Cangkir
(Reader as his girlfriend - based on part 20)

Pantulan dari chandelier menyinari kumpulan cangkir beragam model. Rata-rata merupakan bahan porselen dengan warna dasar putih. Siapa lagi yang punya hobi mengoleksi benda serupa ... terkecuali hanya seorang Kitakado Tomohisa?

"Kumpulan cangkirmu banyak sekali. Mungkin bisa dipajang ke dalam museum," ucapmu terpukau.

Banyak di antaranya dikhususkan untuk pengguna kelas atas. Kau yakin gaji bulanan pekerjaan sambilanmu pun tidak cukup untuk membeli salah satu cangkir itu. Tapi semua cangkir itu punya satu fungsi yang sama; semakin cantik ketika terisi cairan cokelat kemerahan. Teh merah klasik yang diseduh dalam teko baja.

"Pilihlah satu," kata Tomohisa membuka lebih lebar rak yang setengah terbuka. "Yang mana saja, tak masalah."

Kau terkekeh pelan. "Tidak, tidak perlu. Semua cangkir ini pasti sangat mahal. Aku takut bila berakhir memecahkannya."

Terlihat ekspresi sedih dari Tomohisa. Ketahuilah, kau jadi tidak tega, meskipun tadi cukup yakin menolak secara halus.

"Mungkin aku egois, tapi ... kali ini saja."

Tanganmu akhirnya beralih memilih salah satu cangkir. Ada yang begitu ala bangsawan--- berlapis emas melingkar. Ukiran mawar. Namun, kau tidak memilih itu. Puluhan, bahkan ratusan cangkir bahkan mungkin saja ada yang tidak terpakai. Alhasil, kau mencari cangkir terdalam.

Uniknya, cangkir mungil putih itu bermotif hati yang menjadi satu. Bisa dipisahkan, tetapi akan berbentuk seperti retakan hati. Syok, kau lalu beralih memandang Tomohisa.

"Ca ... cangkirnya ada dua."

Tomohisa tersenyum lebar. "Tidak masalah. Saat kau datang ke rumahku lagi, mari minum bersama dengan cangkir yang sama. Disatukan juga tidak apa-apa."

Seketika, wajahmu merona akan ajakan yang sangat tidak terduga.

Korekuni Ryuuji - Handmade Eye Cover
(Reader as his classmate - based on part Gunting)

Matamu sembap. Segala kejadian yang terjadi seolah tidak baik. Menekanmu. Membiarkanmu didera lelah. Kau duduk merenung. Siku tertancap di meja belajar. Awan bergulung tebal bagaikan kapas.

"Menangis lagi?"

Kau menghela napas. "Kelilipan."

Ryuuji yang bertanya membalik kursi di hadapanmu. Kelas sedang kosong. Tahun ajaran berganti, tetapi kau kini menjabat sebagai sekretaris. Mengisi absen kelas.

Pipi pemuda imut itu menggembung bagaikan balon. Ia melihatmu kembali sibuk mencatat nama murid satu per satu. Baru satu bulan, artinya pencatatan ketidakhadiran mulai berubah-ubah.

"Aku kesal melihatmu bersendu."

Kau menoleh bingung. "Aku ... tak apa-apa. Sungguh. Kemarin aku kurang tidur. Makanya mataku jadi seperti ini."

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang