Telekinesis [Part.1] - Kitakado Tomohisa

514 53 30
                                    

Requested by AKRarachan18_

"Hati-hati, Kak," tutur adik bungsumu membawakan koper.

Tidak hanya berdua, sang bunda juga turut mengantarmu ke pintu utama. Kepergianmu bersama belasan mahasiswa lainnya menuju Paris selama tiga bulan sebagai pertukaran pelajar. Meskipun kau senang, tetapi hatimu pasti akan sangat merindukan suasana ibukota Jepang.

"Pasti. Aku akan sering mengontak kalian dengan video call di sana."

Mengangguk paham, ibumu masih mengerutkan dahi. Seakan ada satu hal yang kurang untuk disampaikan. Padahal sebuah sedan hitam metalik sudah menunggu di depan rumah. Siap mengantar menuju Narita International Airport.

"Ah, kini Ibu ingat!" Ibumu memegang bahu erat-erat. "Satu hal. Jangan lakukan hal bodoh."

Kau menghela napas. "Anakmu pintar, Bu. Kalau tidak, mana mungkin bisa lolos seleksi pertukaran pelajar?"

"Bukan soal akademik! Tapi soal tingkah laku. Kemampuan telekinesismu! Jangan sekali-sekali menunjukkannya di sana."

"Untuk apa juga kupamerkan di sana?" tanyamu balik, merasa heran sendiri.

"Tetap saja, jangan melakukannya. Atau kau akan dianggap gila. Mengerti?" tegur ibumu masih terus berceloteh.

Semasa SMA, kau pernah bergabung ke klub seni menyulap. Salah satu kemampuan telekinesis adalah teknik yang kaupelajari. Cukup lama, nyaris dua tahun lamanya. Meskipun bagi orang awam dianggap cenderung mistis, tetapi kemampuan pikiran itu bisa sangat membantu. Untuk orang-orang yang malas bergerak, terutama di pagi hari.

"Iya, iya. Aku berangkat."

Langkah demi langkah kaulalui dengan gontai. Namun, apapun yang terjadi di kehidupan seseorang memang semestinya selalu dipenuhi kejutan. Antara menghadapi dan menghindar, semuanya hanya bisa terjawab oleh keputusan.

Telekinesis
Pair: Landlord! Kitakado Tomohisa x Tenant! College student! Reader
B-project © MAGES
Plot © agashii-san
.
.
.

Perjalanan selama 12 jam 50 menit berlalu dengan sukses di lapangan bandara Charles De Gaulle. Kau melakukan pemanasan terhadap otot-ototmu yang kaku tanpa pergerakan. Sambil menunggu penumpang lainnya turun dari pesawat.

"Ah, lelahnya!" keluhmu kembali menguap. Namun, pipimu lantas dicolek dengan sebungkus lolipop. Jet lag siap melandamu.

"Nih, makan. Kantukmu menular kalau tidak ditutup," semprot temanmu, Korekuni Ryuuji.

Ia memang duduk di sebelahmu. Karena hanya dia satu-satunya yang sejurusan denganmu--- fashion design--- dan berparas cantik, tetapi sesungguhnya adalah pria tulen. Beberapa mahasiswa antar jurusan lainnya pun akan berkumpul saat pengambilan bagasi.

"Terima kasih," tuturmu mulai membuka bungkus permen rasa stroberi itu. "Kira-kira kita akan menumpang rumah siapa ya ...?"

Ryuuji bercerocos, "Sepertinya kau tidak membaca rincian tugas kita di sini. Bukan rumah, tapi mansion."

Manikmu membola. "E-eeeh?! Mansion? Orang kaya mana yang mau menampung pelajar asing seperti kita?"

"Tidak asing, sih. Yang bersedia juga orang Jepang. Ah, ya, apa kau tahu Kitakado Pharmacist?"

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang