Requested by AliciaF23
Sebuah taman sederhana sedang ramai dikunjungi penduduk desa. Saat hari minggu kebanyakan dihabiskan dengan bersantai-santai. Akan tetapi, ternyata ada sebuah insiden rutin. Seorang gadis berdiri di atas bangku panjang. Memegang secarik kertas hitam di atas putih.
"Aku memohon partisipasi kalian. Dibutuhkan seorang laki-laki."
Seorang wanita paruh baya mengernyitkan dahi. "Lagi-lagi dia ke sini. Sepertinya dia semakin menggila."
Bukan sekali dua kali [Name] telah bertindak seperti ini. Setiap hari minggu. Baik cerah maupun hujan, baik daun berguguran dan langit bersalju. Ia selalu ada dan menginginkan keadilan jiwa ibunya kembali ke asal.
"Kenapa harus laki-laki?" tanya anak kecil itu belum juga pergi, masih harus diseret oleh ibu yang tadi sempat menggerutu kesal.
"Nak, ayo kita pergi saja. Tidak penting."
"Jangan dengarkan. Semua orang menjauhi hutan itu, tetapi dia malah gigih ke sana."
Pedesaan memang memiliki pepohonan yang lebat. Namun, ada sebuah hutan di bagian tenggara yang amat disakralkan penduduk desa. Telah dianggap mistis sejak lama, ada sebuah segel bertali memanjang yang membatasi akses siapapun ke sana.
Beredar rumor kelam tentang hutan tenggara. Semua orang yang mencoba masuk tak pernah kembali. Ada yang berkata telah terbunuh jin, tersesat, atau mati kelaparan. Pihak keluarga korban terpaksa mengikhlaskan kepergian orang-orang untuk selama-lamanya.
[Name] menginginkan roh ibunya kembali. Beliau telah mati suri selama lima tahun. Sejak terjadi peristiwa misterius yang menyebabkan tokoh masyarakat kehilangan jiwanya. Ada rumor yang menyatakan desa tak lagi memberikan seserahan tumbal sehingga dikutuk saat itu. Miris memang, tetapi kepala desa tak bisa berbuat apa-apa. Banyak dari mereka yang mati suri dalam tiga tahun telah berakhir dikremasi. Hanya sedikit yang bertahan dan tetap terbaring sepanjang waktu.
"Aku akan menuruti apapun permintaan yang diinginkan laki-laki itu. Tapi, sebagai gantinya dia harus ikut menemukan guci roh ibuku."
Kerumunan yang tadi bergosip mulai bubar. Seperti minggu-minggu sebelumnya. Mereka hanya penasaran. Tidak ada yang peduli. Walaupun terdengar menjanjikan akan menuruti permintaan apapun, tetapi harga tawaran yang sebanding nyawa sangat berisiko tinggi.
[Name] mulai lelah berdiri. Ia memutuskan duduk sambil memeluk pigura foto ibunya beserta selebaran kertas kontrak. Ia sudah terbiasa diabaikan. Walaupun sudah terus berjuang, tetapi waktu terus berlalu dan itu artinya kesempatan dalam berjuang akan semakin tipis.
"Kau akan menuruti permintaan apapun, katamu?"
[Name] menatap ke arah bayangan yang datang menghampirinya. Ternyata seorang laki-laki berambut oranye dan iris emerald telah berdiri di hadapannya. Ia mengenakan setelan kemeja putih rapi dan celana kain hitam. Selayaknya cendekiawan terhormat.
Mereka pernah saling mengenal.
Laki-laki itu berasal dari kalangan prestisius.
Seorang putra kepala desa.
Masunaga Kazuna.
Hutan [Part 1] - Masunaga Kazuna
B-Project © MAGES
Story © agashii-san
Rate: T+ / [PG-15]
Pair: Masunaga Kazuna x Reader
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦
FanfictionSingkat kalimat, buku ini bertujuan mewarnai hatimu; sang pembaca yang ingin terhibur dengan kisah yang senang maupun sedih. Siap berfantasi? Klik baca, ya. Semoga kamu suka ❤️ × × × Disclaimer: B-Project © MAGES Pairs: B-Project various x Reader R...