Toko Boneka - Teramitsu Yuzuki

649 58 9
                                    

Requested by KanzakiYuu

"[Name]-chan, tolong kumpulkan tugasku, ya! Hari ini aku ada kencan berharga... jaa ne!"

"Ano... [Name]-san, tugas piketku digeserin sehari ya. Aku akan lebih rajin membersihkan kelas."

"Um, Ketua ..."

Gadis yang menjadi ketua kelas itu membanting setumpuk kertas di atas meja dalam kesendirian. Ia menahan diri. Sepertinya melebihi batasan yang mampu ia tampung. Menolak bukanlah hal yang mudah untuk ia lakukan.

Dan entah sampai kapan, ia bisa menanggung segalanya seorang diri dengan sedemikian beban yang menumpuk.

Toko Boneka
Pair: High Schooler! Teramitsu Yuzuki x Temperament!Reader
Note: AU, OOC, typo
B-Project © MAGES, Yukihiro Utako
By agashii-san

.
.
.

Menjadi ketua kelas kerap memegang tanggung jawab yang besar. Dianggap sebagai pemimpin yang siap untuk menjalankan tugas demi seisi kelas. Tentu saja pula, ada rekan-rekan seperjuangan. Contohnya saja seperti wakil ketua kelas, tetapi eksistensinya hanya dianggap seperti figur di kelas [Name]. Kadang ada, kadang tidak--- yakni seorang Teramitsu Yuzuki.

Yuzuki selalu hadir bila ada rapat yang dilangsungkan oleh wali kelas. Selain itu? Ia akan menghilang. Dan [Name] selalu tahu ke mana pemuda itu pergi ketika jam-jam pulang sekolah. Ke rumah asal sudah pasti destinasi terakhir dalam keseharian, tetapi kaki Yuzuki akan cenderung melangkah ke perpustakaan.

Pemuda serius itu juga cenderung melakukan apapun dengan telaten dan terorganisir. Nyaris tanpa cela. Hanya saja ia kurang ingin bersosialisasi. Tepatnya hanya seorang yang sedarah dengannya, yakni si kembaran Teramitsu Haruhi yang bisa tertawa dengan ucapan-ucapannya. Alasan dirinya menjadi wakil ketua kelas dikarenakan terpilih secara random kemudian mendapatkan suara terbanyak seisi kelas.

Setiap hari, nyaris [Name] dapati senja yang menyorotkan mentari bersemu jingga. Sibuk berkutat dengan segala kegiatan yang seharusnya bisa dilakukan oleh sejumlah orang agar tidak merasa berat. Ia ingin pula menerima tawaran temannya seperti makan ramen atau bermain di game centre. Tidak ingin ia terus terlanda sepinya sekolah hingga akhir tahun ajaran pertamanya di sekolah menengah atas.

Namun, entah dari mana yang bisa ia lakukan. Menolak? Ia khawatir akan dibenci dan tidak ada satupun teman yang menaruh kepercayaan terhadapnya. Semua pilihan yang terbersit di benak seolah serba salah. Maniknya meleleh buliran bening, membasahi kedua pipi. Disekanya terus, tetapi meninggalkan jejak linangan dari mata dan hidung yang memerah.

[Name] yakin seisi kelas sepenuhnya kosong. Kemudian, ia meluapkan keluh kesah dalam tangis hingga pukul enam petang dan saat itu juga petugas keamanan akan mengusirnya pulang. Menduga seperti itu, pada awalnya. Hingga sebuah pintu kelas digeser dari depan, menjedakan isakan yang sebelum siap menjadi-jadi.

Pemuda berambut hitam itu dari depan pintu bergeming mendapati [Name]. Begitu pula dengan gadis itu yang segera berpura-pura sibuk dengan kegiatan yang belum terselesaikan. Setelah ada jeda sejenak, Yuzuki langsung masuk ke kelas dengan langkah pelan.

"S-sudah mau pulang? Sore sekali?" tanya [Name] merasa harus memulai pembicaraan ketimbang tidak sama sekali.

Yuzuki menoleh meskipun [Name] tetap menulis daftar absen seperti biasa. Usai mengambil tas, Yuzuki memutar arah kursi yang ada di hadapan [Name]. Gadis itu mengerjap bingung.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang