Ketua [Part. 1] - Kaneshiro Goushi

641 65 33
                                    

Requested by seizumisafitri_

Buih yang mengapung. Rona biru mendominasi netra. Napas yang sesak. Kehilangan kendali. Semakin dalam. Mencapai titik terendah. Mata terpejam. Tidak kuasa menahan nyeri.

Namun, sang lelaki bersedia menarikmu penuh tenaga.

Membawa raga kembali menghirup oksigen.

"Sadarlah! Oi!"

Pipimu ditepuk beberapa kali.

Kau terbatuk-batuk seiring memuntahkan air yang tertelan. Perlahan oksigen kembali menyelubungi paru-paru. Namun, seolah air menenggelamkan jiwa, kesadaranmu hilang pula.

Ketua
Pair: Kaneshiro Goushi x Reader
B-project (c) MAGES
By agashii-san

.
.
.

"Syukurlah kau kembali hidup berkat CPR," ungkap gadis yang berasal dari jurusan keperawatan.

Berada di balik selimut hangat, kau bengong dengan wajah merona. Cardiopulmonary resusication--- napas buatan--- terjadi di luar kendalimu. Refleks, kau mengingat-ingat peristiwa sembari meraba bibir sendiri dengan wajah merona. Pelakunya samar-samar terdengar bersuara serak maskulin--- jadi, sudah pasti seorang laki-laki yang menolongmu.

"Aku ... tidak akan bisa menikah. Tidak bisa lagi," keluhmu merebah selimut hingga wajah.

Tapi meskipun timbul penyesalan, kau tetap harus berterima kasih. Kepada lelaki yang kembali membawamu bernapas.

× × ×

Sore itu, kau tergelincir dan berakhir tenggelam di kolam sedalam dua setengah meter. Sebuah kejadian bodoh. Apalagi seluruh aktivitas klub masih belum diselenggarakan secara pasti. Kampus baru buka tahun ajaran baru. Jadi, aktivitas perkuliahan dan klub akan berlangsung padat sekitar dua minggu ke depan.

Sebagai mahasiswi baru, kau tertarik mengelilingi seisi kampus sendirian agar tidak tersesat. Banyak mahasiswa yang sudah pulang usai mencatat jadwal kegiatan. Kampus kian menyepi. Dan, pelarianmu berakhir di kolam renang indoor.

"Ayah pasti akan mengomel karena pulang terlalu malam," keluhmu berjalan pelan.

Semburat jingga terlihat di angkasa. Kau berjalan menelusuri gerbang. Sebuah parkiran yang menyepi masih terlihat sesosok eksistensi.

"Apa kau baik-baik saja?"

Pertanyaan itu menjedakan langkahmu.

Lelaki itu dikaruniai rambut hitam yang kini setengah kering. Sebuah handuk mungil terlampir di sisi tengkuknya. Ia duduk di jok motor yang bukan miliknya.

"Aku ... tak apa-apa," jawabmu pelan.

Ternyata dugaanmu benar. Laki-laki.

"Baguslah. Jangan datang lagi ke kolam renang," tegur lelaki itu bangkit dari jok kemudian menjinjing gitar.

Lelaki itu mendahuluimu. Namun, kau tak langsung membiarkan lelaki itu pergi. Menyentuh sarung gitar miliknya.

"Ano, namaku [Full Name]. Dan aku mau bergabung di klub renang. Bisakah kau membantuku mendaftarkan diri?"

"Haaah?" Lelaki berambut hitam itu dibuat takjub olehmu. "Kau gadis gila. Paling-paling hanya bisa gaya batu."

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang