Kitakore + MooNs: Exciting White Day!

674 55 50
                                    

Apa yang akan mereka berikan kepadamu?

Check it outttt!

B-project © MAGES

Plot © agashii-san

Warning: au, ooc

× × ×

It's March. Spring comes. Love blossoms.

×××

Kitakore

×××

××Kitakado Tomohisa××

- perhatian -

Hari kasih sayang telah berlalu sebulan silam. Tiba hari putih; momen tepat bagi pemuda memberi kasih kepada gadis yang disukainya. Namun, [Name] tidak terpikir menjadi gadis yang menikmati momen itu.

Hari manis lantas berbuah masam bin kecut. Ia terlambat mengumpulkan laporan kepada guru sastra Jepang. Kalau saja auranya ramah, [Name] tidak segan untuk segera mengetuk pintu. Namun sebaliknya, ia sangat ketakutan karena terkenal killer.

Teman-teman [Name] disibukkan banyak momen manis. Cokelat misterius di dalam loker sepatu maupun laci bangku. [Name] tidak sempat memikirkan hal itu. Nilai akademiknya saat ini menjadi prioritas utamanya, tetapi kini nyali dirinya begitu ciut.

"Loh, [Name]-san?"

Iris gadis itu mendapati pemuda bertubuh jangkung yang disegani seisi sekolah. Kakak kelas yang dikagumi banyak gadis segala angkatan. Tidak hanya itu, dirinya dikenal baik oleh guru-guru.

Dirinya mengenal kakak kelas, Kitakado Tomohisa berkat kegiatan ekstrakulikuler astronomi yang diikutinya sejak tahun lalu.

"Ha-hai, Kak Tomo!" sapa [Name] kikuk lalu memberi jarak dari pintu kantor. "Mau masuk ruangan ini?"

Tomohisa membawa beberapa tumpukan buku. Kumpulan latihan soal yang baru saja dibereskan jam pelajaran sebelumnya.

"Iya. [Name]-san mau masuk juga?"

Tomohisa menyadari jemari [Name] telah bergetar kencang; seakan sudah memegang kliping berjilid selotip transparan selama hidupnya.

"Silakan saja, Kak. Saya ... nanti saja. Urusannya beda."

Tomohisa tersenyum hangat. "Mau kumpul tugas juga, 'kan? Tidak apa, kok."

[Name] menyeringai kaku. "Tapi saya terlambat mengumpulkan tugasnya. Sensei pasti akan sangat marah. Saya ... tidak sanggup menghadapinya."

Tidak tinggal diam, Tomohisa menaruh tumpukan buku itu di atas lantai. Membiarkan seluruh jemarinya bebas, lalu mengusap jemari [Name] yang memang sudah sebeku es batu. Gadis itu tertegun sejenak, tetapi merasakan kenyamanan dari usapan itu. Terutama di jari kelingking.

"Ada yang bilang mengusap jari-jari tertentu selama satu menit bisa melegakan perasaan negatif. Kalau diusap di jari kelingking meredakan kegelisahan," kata Tomohisa perlahan meninggikan suhu jemari [Name] hingga hangat kembali.

Kedua pipi [Name] merona padam. "Te-terima kasih."

Tomohisa kembali mengambil buku yang ditaruhnya sejenak. "Tidak masalah. Ayo masuk sama-sama."

Berada di belakang Tomohisa, guru sastra Jepang itu tampak sudah menanti mereka sejak lama. Berkat upaya sederhana Tomohisa, [Name] mencoba memberanikan diri. Segala kesalahan yang terjadi pasti akan membawa resiko. Alhasil, meskipun nilai tugasnya dikurangi, setidaknya laporannya tidak berakhir terbuang ke tong sampah.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang