MooNs: Plan

775 77 26
                                    

× 2nd part ×

MooNs

Masunaga Kazuna
Sepasang manik mengitari jalanan dari dalam ruangan. Bukan tanpa alasan, melainkan karena rintik-rintik membasahi bumi. Namun, kalian--- kau dan Kazuna tidak kebasahan karena sedang berada di dalam kafe. Semilir biji kopi bercampur susu menguar lembut diliputi alunan musik klasik.

"[Name], apa kau mau berpiknik bersamaku?" ajak Kazuna lalu menyesap kopi hitam yang mengepul.

Musim panas tentu saja akan terik ketimbang musim-musim lainnya, tetapi bukan berarti hujan tidak akan datang sedikitpun.

Kau menopang dagu. "Aku mau. Semoga saat kita berlibur tidak hujan seperti ini."

Kazuna menimbang-nimbang. "Begitukah? Aku akan memasang teru teru bozu di jendela kamarku. Kemudian saat piknik, aku akan menyiapkan tenda agar kita bisa berlindung sewaktu-waktu."

Refleks saja, wajahmu merona.

Tenda. Tenda. Tenda.

"Tu-tunggu. Kita... menginap selama piknik?" kejutmu memegang kedua pipi.

Kazuna terkekeh kecil. "Apa yang kaupikirkan, sih? Katanya mau belajar memancing, kan?"

Kau menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Memang, sih. Ah! Bagaimana kalau kita ke pantai saja?"

Mengulur alasan demi kesiapan jantung.

"Kau tidak suka berpiknik?" Kazuna memandangmu lekat-lekat dengan sepasang manik hijaunya.

Berusaha agar tidak tersedak akan frapuccino-mu sepintas, kau berkata, "Bu-bukan begitu."

Menyadari setengah berseru di dalam kafe, kau tertunduk penuh rasa malu. Memang pengunjung kafe tidak banyak, tetapi beberapa di antaranya melihat kalian. Kau sulit berbohong kepadanya. Sungguh. Mungkin karena merangkai alasan bukan keahlianmu.

Kazuna menepuk pelan puncak kepalamu. "Aku akan mengajak teman-temanku juga, bagaimana?"

Kau mendongak. "Ah... benar juga. Lebih ramai pasti lebih seru."

Terdapat sebuah bill yang telah diletakkan di meja, Kazuna membuka dompet lalu membayarkan sejumlah nominal yang tercantum kepada pelayan. Ia membukakan pintu utama kafe lebih dulu untukmu. Kemudian membuka payung yang tersimpan rapi di dalam ransel biru pekatnya.

"Tapi mereka tidak menginap. Pulang hari itu juga," gumam Kazuna.

Kau memiringkan kepala. "Kazuna, apa kau tadi berkata sesuatu?"

Kazuna mengusap dagu. "Hm? Bukan apa-apa."


Onzai Momotaro
"Momo-kun," panggilmu.

"Hm? Ada apa?" sahut Momotaro masih terbaring dengan sebuah buku menutupi wajahnya.

Kau duduk di lantai, menjadikan sofa tepat ia sedang berbaring sebagai sandaran.

"Apa kau tidak bosan hanya di rumah terus?" pancingmu akan liburan sembari menatap kosong televisi rumahnya yang tak menyala.

Momotaro tidak bisa tertidur meski ia malas bergerak. Sesekali ia mengipasi badannya dengan buku--- yakni ternyata majalah musim panas tahun lalu.

"Kunang-kunang."

Kau menoleh. "Eh?"

"Kembang api." Momotaro pun langsung duduk tegak.

Memutuskan duduk di sebelahnya, kau ikut melirik isi majalah itu.

"Sepertinya liburan saat malam hari lebih menyenangkan. Soalnya tidak panas." Momotaro menerawang ventilasi yang memancarkan sinar mentari yang masuk sedikit.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang