Taman Bermain - Miroku Shingari

724 64 18
                                    

Requested by putriyuuki

   MENJADI donatur sebenarnya tidak pernah masuk dalam daftar kegiatan [Full Name]. Awalnya, [Name] hanya sekadar ingin memberi sekumpulan buku yang sesak di rak. Sang Bibi bersedia mencarikan panti asuhan yang mau menerima. Sesederhana itu, demi alasan rak bukunya kembali lapang untuk diisi novel baru.


.

.

.

Taman Bermain
Pair: Bear Figure!Miroku Shingari x Donator! Reader
B-Project © MAGES, A-1 Pictures
Note: AU, typos, OOC
By agashii-san
.
.
.


   Tuan boneka itu memberikan permen lolipop dari keranjang rotan kepada anak-anak panti. [Name] menaruh kumpulan buku yang sudah diikat dengan tali plastik pun penasaran. Anak-anak itu berterimakasih kepada tuan boneka. Beberapa saling berebut.

   "Kak Miroku, tidak panas pakai kepala boneka terus?"

   "Ini musim yang sangat panaaas, loh!"

   "Buka! Buka! Buka!"

   [Name] melihat anak-anak berkisar masih bersekolah di bangku sekolah dasar sibuk membujuk sang pemberi permen. Mereka memeluk kaki sang tuan boneka, menggoyang-goyang kaki jenjang raksasa itu. Sang tuan boneka kewalahan lalu merentangkan tangan--- menyuruh mereka tenang.

   Pemandangan itu menarik perhatian [Name], meskipun semua buku-buku itu belum selesai diangkut dari mobil boks. Hanya tinggal waktu hingga sang bibi sengaja meninggalkannya di panti. [Name] tampak penasaran. Akankah di dalamnya adalah pria paruh baya yang senang menghibur anak-anak? Namun, biasanya anak-anak mudah merasa canggung bila berada di dekat orang dewasa.

   Karena bujukan itu semakin keras, kepala boneka beruang itu terlepas oleh sang pemiliknya. Terlihat helaian rambut keabuan yang sedikit basah oleh cucuran keringat. Iris biru lautnya menyipit karena teriknya sinar mentari.

   "Ternyata masih bisa ketebak. Kalian pandai sekali," ujar pemuda yang disebut Miroku itu memasang ekpresi kalem.

  "Tentu saja, lagi pula aneh sekali kalau tiba-tiba ada beruang di panti!" ledek anak panti terkekeh.

  "Terima kasih, Kak Miroku!" ujar seluruh anak panti serempak lalu berebut bersalaman dengan Miroku.

   Melihat pemandangan hangat itu, [Name] merasa harinya jauh lebih baik. Ia mengira ke panti hanyalah tempat yang hanya dipenuhi kesedihan. Namun, sebaliknya, mereka yang senasib bisa berbahagia. Sesederhana itu.

   "Ayo, jangan melamun terus," ujar bibi menyikut lengan [Name] lalu lebih dulu pergi ke pintu utama.

   [Name] menyudahi tontonan itu dari jauh. Ia kembali mengangkat buku kiloan, tetapi lantas tergopoh-gopoh karena menggunakan kedua tangan sekaligus. Miroku yang berdiri dari kejauhan melihat ternyata berjalan ke arah [Name]. Mengusir pemikiran bahwa arahnya memang searah dengan pintu utama panti, [Name] berpura-pura tidak melihat Miroku.

  "Sini, saya bantu bawa." Tangan besar itu terulur tanpa keragu-raguan.

   [Name] mendongak. Mengerjap bengong. Dilihat semakin dekat, tuan boneka itu justru lebih menawan. Gugup, buku yang digenggamnya melemah seketika, dengan malang berakhir jatuh menimpa jari kakinya.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang