THRIVE + KiLLER KiNG: kabedon (?)

933 76 88
                                    

Special for 1k+ votes part 2~

THRIVE

Ashuu Yuuta
Sebuah kotak kaca berisi penuh ragam boneka imut menarik perhatianmu. Yuuta sontak berhenti melangkah. Melihatmu begitu tertarik, ia mengambil koin dari saku celananya.

"Hm? [Name]-chan mau boneka yang mana?"

Kau menggeleng cepat. "A-aku cuma lihat, kok. Tidak bermaksud ...."

Seukir senyuman menghias wajah Yuuta. "Ayolah. Bebas yang mana saja."

Tidak bisa berdebat lebih, kau menunjuk boneka domba putih. Meskipun ada banyak jenis hewan yang menggemaskan, tetapi perhatianmu tertuju satu-satunya terhadap jenis itu. Yuuta memasang raut antusias.

Sebuah koin dimasukkan ke dalam lubang mesin. Ia menggeser alat pengait penuh hati-hati. Kau menatapnya harap-harap cemas. Akan tetapi pengaitnya tidak semudah itu mengabulkan harapan.

"Yaaah," keluh Yuuta mengerucutkan bibir, "coba lagi, deh."

"Jangan memaksakan diri, ya," katamu tersenyum lembut.

Lelaki berambut merah muda itu memberi cengiran lebar. "Tidak sama sekali bila boneka itu bisa memberi senyumanmu."

"Kau bisa saja," tukasmu ikut memandang boneka dari luar kotak kaca itu.

Namun, Yuuta tidak langsung mencoba dengan koin berikut. Ia berada di belakangmu. Tangan kanannya berada di atas kepalamu.

"Kalau ... seandainya aku berhasil mendapatkan boneka itu ...," tutur Yuuta terdengar gugup.

Kau menoleh. Ternyata lelaki itu sungguh dekat denganmu. Tidak jadi menoleh, tetapi masih tetap mendengar lelaki itu melanjutkan kata-katanya.

"Berikan ciuman di pipiku, ya." Yuuta menunjuk pipinya dengan kikuk.

Manikmu terbelalak--- syok. Tidak mampu merespons, Yuuta kembali menyelipkan koin berikut dengan optimis. Entah karena atas dasar hoki atau apa, boneka keinginanmu jatuh dengan selamat.

"Yatta!" Yuuta berseru kegirangan lalu berlari mengelilingi claw machine bagaikan bocah.

[Name], jantungmu ... baik-baik saja, 'kan?

Aizome Kento
"[Name] ... sepertinya ada yang beda darimu, ya?"

Kau mengernyitkan dahi. "Ha?"

Kento tersenyum penuh misteri. "Kau tampil lebih manis daripada biasanya."

Pipimu bersemu merah. "Sama saja, kok."

Karena kalah taruhan, kau harus memasak di apartemennya. Sebuah apron putih melekat di tubuhmu. Sebenarnya pakaianmu sederhana pula--- kemeja [Favorite color] dipadukan dengan rok hitam selutut.

Godaan Kento bukan lagi hal baru untukmu. Lelaki itu menata poni birunya sesekali. Menganggap angin lalu, kau kembali mencari bahan makanan di dalam kabinet. Rambutmu yang dikucir tinggi--- menampilkan tengkuk--- meninggalkan jejak sensual. Meski model rambut pony tail sesungguhnya demi memudahkanmu dalam memasak.

Kento bangkit dari kursi. "Apa kau sengaja memancingku?"

Berhasil mendapat bubuk merica, kau menoleh riang. Tetapi Kento sengaja menghalang aksesmu berpindah tempat. Tangan kirinya beralih menutup kabinet. Mau tidak mau, kau berhadapan dengan tubuh bidangnya.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang