Lukisan [Part. 1] - Onzai Momotaro

453 56 16
                                    

Requested by YuzuNishikawa

"Aku membunuh ibuku sendiri."

Sang penyidik bersama rekannya mengernyitkan dahi. Tepat hari pemakaman, tepat suasana sedang berduka, pengakuan itu diucapkan dari suara parau sang gadis. Meski tiada air mata menitik pun, mereka yakin ucapan itu diutarakan dengan penuh penyesalan. Sang gadis berlutut. Ditemani puluhan buket bunga mawar putih dan papan ucapan duka.

"Apa Anda mengatakan yang sejujurnya? Kami perlu interogasi lebih lanjut," tanya lelaki bermanik emerald, Sekimura Mikado.

"Benar. Cepat tangkap aku! Hukum mati bila perlu!" titah gadis bernama [Full Name], yang Mikado ketahui dari salah satu pelayat saat bertugas dalam penyelidikan.

Di lain sisi, lelaki berambut merah yang bersama Mikado masih terus bergeming. Tetapi sepasang iris heterokromnya menatap lekat-lekat gadis yang dirundung duka mendalam. Memutuskan akan angkat bicara, ia pun berjongkok di hadapan [Name].

"Pembunuh yang sebenarnya tidak akan berani mengaku. Jernihkan pikiranmu sejenak."

Mikado menyela, merasa tidak tega, "Momotasu, kita tunda saja penyelidikan ini."

Tidak menanggapi, seorang Onzai Momotaro masih tetap berdiam di tempat. "Pembunuhan ini harus diselesaikan. Saya berjanji akan menemukannya, jadi jangan terus menyalahkan dirimu sendiri."

Momotaro beranjak dari pemakaman lalu pergi lebih dulu tanpa mengajak Mikado. Ia tidak mengharapkan respons [Name] yang sedang terluka. Ia hanya perlu menyelesaikan kasus ini dan beristirahat panjang. Itu yang diinginkan Momotaro selama menjadi polisi detektif.

Lukisan

Pair: Detecive! Police! Onzai Momotaro x Depressed! Artist! Reader

B-Project © MAGES

Plot © agashii-san

Rate: T+ [PG-15] / Semi Mature

 (bukan karena unsur lime/lemon, melainkan budaya yang tidak sesuai di Indonesia, mis: minum-minuman keras)

Warning: karakter OOC, typo

.

.

.

"Kau serius ingin mengambil kasus ini?" tanya Mikado mengendalikan kemudi setir. Ia baru saja bekerja sebagai rekan kerja Momotaro setelah dipindahkan ke Tokyo dari Fukuoka selama dua bulan terakhir. 

Momotaro mengangguk pelan. "Ini akan jadi kasus terakhirku sebelum mengambil cuti."

Menurut Mikado, Momotaro bisa saja mengambil kasus yang lebih mudah diselesaikan. Namun, lelaki itu punya pemikiran yang sulit ditebak. Mungkin karena "kasus terakhir" dengan penyelesaian yang lebih rumit akan terkesan lebih keren untuk dikerjakan. Tiada yang tahu kecuali menanyakannya secara langsung.

Kasus yang menewaskan ibu angkat [Full Name] terjadi empat hari silam. Akibat pemberitaan begitu viral hingga tersebar di berbagai media sosial. Para reporter berlomba-lomba menerbitkan berita dengan judul yang menarik perhatian. Mulai dari "Pameran Lukisan Berdarah", "Pembunuhan Tiada Notis", dan masih banyak lagi. Wanita paruh baya itu ambruk di tengah pameran dengan darah bercucuran.

𝐵-𝑝𝑟𝑜𝑗𝑒𝑐𝑡: 𝐷𝑟𝑒𝑎𝑚𝑦*𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang