Untuk nama orang tua Julian, Dick, dan Anne ada perubahan karena pada chapter 1 dan 14 berbeda nama. Harap maklum.
"Kau sekarang seperti hendak... memakanku, Jane." ujar Julian tersenyum menyeringai menatap Jane yang duduk diatas perutnya.
Jane merona mendengarnya. Namun, dia membalas senyuman Julian dengan tersenyum devil, membuat Julian bergidik. Lalu menarik dasi Julian dan mengikat kedua tangan pemilik dasi.
"Seriously? Why you..."
Jane tidak menjawab, memilih memainkan kancing baju Julian perlahan-lahan dan memutari kancing tersebut dengan jari telunjuk.
"Apa yang kau lakukan, Jane?" Tanya Julian mengangkat salah satu alisnya.
"Kau mau tahu?" Tanya Jane pelan dengan tersenyum padanya dan memegang kedua bahu Julian yang masih terlapis baju.
Julian menghela napas dengan wanita yang menduduki perutnya ini. Dia menggeleng padanya, karena sudah tahu apa keinginannya.
"Tapi, kau masih mengandung? Aku tidak mau melakukannya-" kata Julian yang terpotong karena wanita diatasnya menangis.
Mendengarnya membuat Jane menangis lagi, membuat Julian panik menatapnya. dia ingin memeluknya. Tapi, tangannya terikat dan masih dipegang istrinya.
"Kau ti-tidak ingin denganku la-lagi." Ucap Jane terisak.
"Bu-bukan begitu. Rentan untuk kandunganmu ketika usia kandunganmu seperti sekarang." Ucap Julian dengan hati-hati.
Jane dengan cemberut turun dari perutnya dan segera tidur disampingnya, hal itu membuat Julian terkekeh.
Tapi Julian ikut tidur disamping Jane dan menggerakkan pipi ke arahnya, membuat Jane menatapnya, "Astaga jangan begitu." Ucap dia terkekeh lagi melihatnya.
"Do it, Lian." Jane mengatakannya. "If not, I stay like this." Desis Jane membuat Julian menggeleng.
"Berbaliklah." Pinta Julian.
Jane dengan kesal berbalik, merasakan Julian menyelimuti mereka dan wajah pada bahunya. "Aku tidak akan melakukannya, meski aku sepertimu. Biarkan bayi kita lahir dengan sempurna. Mereka juga kebahagiaanku." Katanya membuat Jane tersenyum tanpa dia melihatnya.
XxxX
Paginya saat Hanny Thenfurd, Ibu dari Julian menuju meja makan didapati menantunya yang sedang mengaduk-ngaduk teh sambil tersenyum sendiri.
"Jane."
Jane yang melamun segera sadar ke dunianya kembali, setelah mendengar panggilan dari Ibu Julian. "Ah, ya ada apa, mom?"
Hanny menggeleng, "Melihat Jane tersenyum sepertinya ada yang mendapatkan service terbaik ya?" Tanya dia menggoda.
Jane menggeleng, "Tidak." Jawabnya tertawa pelan, lalu menyeruput sedikit teh didepannya.
Hanny duduk dan menatapnya, "Lalu apa yang membuatmu seperti tadi? Ceritakan pada mommy." Tanya dia penasaran.
"Tidak apa, mom. Just olny one words."
"Pagi, mom. Pagi, Jane." ucap Julian semangat yang sudah memakai baju santai, "Apa kalian me-" Julian berhenti saat melihat Ibunya dengan tatapan kesal terarah padanya.
"Kenapa, mom?" Tanya Julian penasaran.
Hanny terus menatapnya kesal dan berdiri, "Tidak apa." Lalu dia cemberut dan menuju dapur.
Lalu Julian menatap Jane bingung, tapi Jane hanya mengangkat bahu.
"Sudah. Sebaiknya kau duduk saja." Ucap Jane menepuk bahu Julian dan berdiri, "Aku akan membuatkan sarapan untukmu dan ayahmu. Sebaiknya kau panggil Ayahmu." Ucap Jane padanya.
Sekembalinya... sebelum duduk disamping Julian, ibunya masih menatapnya kesal.
Hal itu membuat Ayahnya Julian bingung.
"Ada apa dengannya? Tanya Jack bingung menatap istrinya terlihat kesal pada putra pertamanya. Dia bertanya pada Jane dengan pelan.
"Hanya hal kecil saja, dad. Jika dihibur pasti mom akan kembali senang." Jawab Jane memakan makanannya dengan santai.
Selesai makan, Julian tenggelam dalam pekerjaannya di laptop. Dia mengerjakan tugas dikamar. Dia tidak tahu jika Jane memasuki kamar dengan membawa teh hangat.
"Sebaiknya kau minum dulu, Julian." Ucap Jane tersenyum dengan membawakan nampan berisi gelas.
Tanpa menatapnya Julian menyuruhnya, "Kau letakkan saja dimeja, nanti diminum."
"Minum. Sekarang. Tanpa. Penolakan." Tegas Jane membuat Julian memutar bola mata dan mengambil teh tersebut dari Jane. Lalu dia meneguk teh digelas dengan perlahan.
Saat teh masih setengah, Julian berkata, "Sebaiknya kau bersiap saja Jane, siang kita akan pulang. Okay?" ucap Julian menarik Jane dengan tangan kiri dan mengecup keningnya sebentar.
Jane mengangguk, "Baiklah, kau habiskan tehnya. Nanti akan aku cuci jika selesai." Jawabnya tersenyum, masih dalam rangkulan Julian.
Julian menggeleng, "No! Serahkan pada maid, kau bereskan saja pakaian. Jika belum selesai akan aku bantu. Understand, Honey?"
Jane mengangguk patuh dan segera membereskan pakaian mereka untuk dimasukkan pada koper setelah Julian melepas rangkulannya.
--------x
Ini revisi baru ya, menggantikan cerita yang lawas.
Uuh, sepertinya masih banyak kasus yang harus dibuat. Mengingat sisa tiga chapter special yang belum ada.
Oke, sampai jumpa dichapter selanjutnya.
17/07/2017
![](https://img.wattpad.com/cover/68799921-288-k325620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Mystery / Thriller1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...