Jane terbangun dengan mata masih berat, namun saat bola matanya membuka sempurna dia mendapati Anne yang sedang tertidur disampingnya sambil terduduk dilantai dan kedua telapak tangan yang dijadikan alas kepalanya.
"Anne." Panggil Jane tersenyum kecil membelai rambut adik dari Julian tersebut, merasa rambutnya disentuh Anne terbangun.
Anne langsung memeluk erat setelah melihat Jane yang sudah bangun, Jane pun membalas pelukannya. Mungkin khawatir.
"Ooh! Aku bersyukur kau bangun, Jane." Ucap Anne tersenyum bahagia menatapnya setelah melepas pelukan.
Jane tersenyum pelan dan mengangguk, "Tapi, siapa yang mengangkatku dari kamar mandi dan memakaikanku baju?" Tanya dia ketika merasa baju ditubuhnya.
"Sang recepsionis dan aku yang memakaikanmu baju." Ucap Anne pelan. "Kenapa kau melakukannya, Jane?" Tanya Anne menatapnya seolah menuntut penjelasan.
Jane memandang arah lain, "Kau pasti tahu masa laluku, Anne. sebelum aku menikah dengan kakakmu." Lalu dia menatap Anne, "Dan masalah itu datang kembali." Ucapnya pelan tapi terlihat cairan dipelupuk matanya.
"Kau... bagaimana bisa?" Tanya Anne terperangah mendengar jawabannya.
"Kau bisa mengambil amplop cokelat dilemari pakaianku." Ucap Jane dingin, masih dengan cairan dipelupuk matanya.
Anne menggelengkan kepalanya dan menarik Jane kepelukannya, "Lupakan masalah lalu, Jane. lihat saja kenyataan sekarang yang jauh lebih baik. lagipula kau harusnya bersyukur jika keturunan kalian nanti akan melahirkan enam bulan lagi, bukan menyakitinya dengan air dingin."
Jane yang kaget pun melepaskan pelukan, "Tahu dari mana kau jika aku hamil?"
"Dokter yang mengatakannya pada kami. Tapi, untung dia sepertinya bayi yang kuat." Jawab Anne dengan nada gembira.
Dua kata untuk hatinya, senang dan terhibur. namun, dia merenung sedih lagi. Anne yang melihat perubahannya pun menyentuh pundaknya, "Tenang saja. kakak sudah aku suruh pulang."
Jane menatap Anne yang memandangnya dengan tersenyum tulus, "I'm sure my brother stay love you and beside you, Jane."
'I hope like that, Anne.' Batin Jane dalam hati dan tersenyum pelan menatap Anne.
-------
Karena dirundung penasaran pun membuat Bob datang sendiri ke rumah pasangan yang dikabarkan istrinya menghilang. Setelah menjelaskan maksud kedatangan rumahnya untuk meminjam salah satu rekaman lagu Dianna dirinya pun membuat Steven mengangguk dan mengambilkan salah satu VCD rekaman lagu Dianna dikamar mereka.
"Kau tidak ingin minum dulu?" Tanya Steven mengajaknya untuk masuk ke rumahnya setelah memberikan VCD pada Bob.
Bob menggeleng, "Tidak, kapan-kapan saja. terima kasih dan saya pamit pulang."
Steven mengangguk, "Baiklah. Hati-hati diperjalanan."
Bob hanya tersenyum kecil, lalu melangkah menuju Taksi yang menunggunya dan masuk. Setelah sampai didepan hotel dia hendak memasuki kamar. Tapi, seseorang memanggilnya.
"Bob, apa ditanganmu itu?" Tanya Jupiter yang tampaknya dari ruangan Jane.
Bob berhenti melangkah dan menjawab, "Cuma VCD, Jupe. tapi, ada apa dengan Jane? She's okay?"
Jupiter menggeleng, "Iya sekarang. tapi, siang tadi tidak." Jawabnya lalu beberapa langkah dari Bob.
Dilihat mereka Bob tampak memasuki kamar dengan Jupiter. Bob pun langsung berdiri didepan Jane, disisi kanannya.
"Kau baik-baik saja, Jane?" Tanya Bob tampak khawatir.
Jane mengangguk, "Now, I'm fine Bob." Ucapnya tersenyum pelan, "Thanks." Lanjutnya.
Bob menghela napas, "Ada apa denganmu, Jane? Tiba-tiba tidak sadarkan diri dilantai." Ucapnya menyilangkan kedua tangan didepan dadanya.
Julian yang tampak menatap Jane yang menunduk bergetar pun menjawab, "Hanya memori dahulu yang terputar kembali, Bob." Jawabnya dengan pandangan –jangan dibahas sekarang, dia tidak ingin mengingat-
Mengerti pandangannya membuat Bob berdehem, mereka langsung menatapnya yang sudah tersenyum misterius.
"Selagi kita lengkap aku ingin menyelidiki sesuatu dikamar ini." Ucap Bob dengan keyakinan yang menjalar diwajahnya.
Ah, Bob mengubah topik pembicaraan.
Pete mengangkat alisnya, "Menyelidiki apa?" Tanya dia heran.
"VCD." Jawab Bob singkat dengan memegang dua VCD ke atas sedikit dengan tangan kanannya.
Anne yang sedari tadi diam dengan melipat kedua tangan depan dadanya bertanya, "Bagaimana caranya?" Tanya Anne disamping Pete.
Bob tersenyum tipis padanya.
"Aku yakin Pete mengetahuinya." Jawabnya dengan menutup mata sebentar.
Saat Bob sudah membuka mata, dia langsung tersenyum misterius ke arah Pete.
Pete menghela napas pelan dan mengangguk, "Ya, sebaiknya aku akan mengambil laptopku." Ujarnya lalu melangkah menuju kamar penginapannya.
____
Pasti bertanya-tanya kok dikit? Alasannya supaya nyambung dengan judulnya. Dah itu ajja alasannya.
Oke, sampai jumpa dikasus selanjutnya. Good Bye.
15/05/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Misterio / Suspenso1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...