Hey, readers... Untuk chapter ini hanya untuk melaporkan saja bukan untuk kasus lain. Sudah double chapter yang diupdate. Okey, baca saja ya ;(
Keep Reading :)
##
Pete Crenshaw masih terlihat tidur ditempat tidurnya. Padahal Handphone-nya telah berdeing beberapa kali. Viesha yang sedang meletakkan pakaiannya dilemari mendesah pelan menatap dia terlihat tanpa gerakan. Dia pun mengangkat telepon milik Pete diatas meja samping kasur.
"Ya, dengan Viesha?"
Lawan bicaranya mengangkat alis, "Ini dengan Dick. bisa bicara dengan Pete?"
Viesha pun membangunkan dia, "Pete, Dick meneleponmu. kau mau menjawab?"
Pete yang tidur kini berbalik menatapnya dan segera memegang lengannya, "Kau saja yang menjawab, jika dia bertanya aku akan ikut ke tempat Tuan Hector? Jawab saja tidak." Jawab Pete pelan.
Viesha mengangguk padanya, segera meletakkan Handphone Pete ditelinganya, "Dia tidak ingin katanya. Tapi, apa kau menelepon untuk mengajaknya ke tempat Tuan Hector?" Tanya Viesha memastikan.
"Memang. Dari mana kau tahu?" terdengar nada keingintahuan pada Dick.
"Dari Pete. tapi sayangnya dia tidak ingin ikut." Jawab Viesha.
Dick menghembuskan napas pelan, "Baiklah, terima kasih."
"Sama-sama." Jawab Viesha. Mereka memutus sambungan bersamaan.
Dilihatnya Pete menatap kosong pada langit-langit. Viesha tahu dia masih memikirkan kejadian kemarin. Masih terbawa suasana.
~~
Para Detective kini berada di World Studios, tempat Tuan Hector Sebastian bekerja sebagai seorang sutradara dikantor tersebut menggantikan Tuan Alfred Hitchock yang telah meninggal.
Diperhatikan satu per satu ke tujuh Detectives tersebut dengan seksama, tapi dia sepertinya merasa jika anggota mereka belum lengkap.
"Pete tidak ikut?"
Sebagian menggeleng dan sebagian terdiam.
"Tidak, Mr.Hector." jawab George.
Tuan Hector menghela napas sambil menutup mata, "Baiklah, mungkin dia masih dalam suasana duka." Lalu menatap mereka, "Tapi, kenapa dia merelakan diri pada ledakan tersebut?" Tanya Hector penasaran.
"Itu karena... dia ingin menyusul kakaknya." Jawab Anne pelan.
Hector baru merapatkan jari-jari tangannya diatas meja, "Kakaknya? Apa dia memiliki kakak?"
"Ya, dia mengatakan seperti itu. Langsung dihadapan Pete, Viesha dan Bob." Jawab Julian sepertinya terikut sedih.
Hector terlihat mengangguk, "Hm, aku mengerti. Oh, ya Bob dan Julian kalian telah membuat laporan kasus?" Tanya dia mengalihkan pembicaraan.
Sepertinya Tuan Hector sekarang dalam mode serius.
Mereka berdua mengangguk.
"Ya, Mr.Hector. tentu saja." Ucap Bob tersenyum bangga.
"Bagus. kalian letakkan saja dimeja. diperiksa setelah urusan kantor ini selesai." Sahut Hector menyambung mengutak-atik laptop.
Mereka mengangguk lagi.
"Tapi, maafkan kami tidak bisa menangkap kawanan tersebut dan hanya mengumpulkan informasi tentang mereka." Ucap Dick menunduk.
Hector berhenti mengutak-atik laptop dan memandang mereka yang sepertinya tidak bersemangat. Jane juga dilihatnya sedari tadi terdiam, belum ada menjawab.
"Jane?" panggil Hector.
"Ah, ya... kenapa Mr.Hector?" Tanya Jane yang tadi melamun sedikit kaget.
"Semangat!! Jangan melamun."
Jane mengangguk dan tersenyum merekah, "Terima kasih, Mr. Hector. Tapi, mengapa anda tidak menelepon polisi saat kami menyelidiki mereka?"
Mendengar pertanyaannya membuat Hector tersenyum misterius, "Sudah aku bilang hanya menyelidiki, belum saatnya kita menyergap tikus dalam sangkar Jane. kau tunggu saja tanggal mainnya dengan mereka."
.......
Maaf ya kalau kurang bagus percakapannya. Baiklah, untuk chapter depan special untuk salah satu pasangan di cerita ini. Siapa ya kira-kira?
Tunggu saja chapter selanjutnya.
Sampai Jumpa.
SriTaurus5
25/04/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Misteri / Thriller1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...