Chapter 16 - Ledakan di Kereta Api - Bob Andrews?

337 37 1
                                    

"AAAHHH!" teriak salah satu perempuan.

Terdengar teriakan dengan khas perempuan terdengar keras digerbong kereta api. Segera petugas Kereta Api langsung mendatangi wanita tersebut yang sedang dalam keadaan terduduk.

Julian dengan tinggi yang ideal dapat melihat seorang perempuan tersebut terduduk dilantai. wajahnya terlihat takut, khawatir, dan... kesal.

Mengapa wanita tersebut kesal? padahal tidak ada apa-apa yang menganggunya ditoilet tersebut dipenglihatannya.

Sebentar.

Dia sepertinya pernah bertemu dengan perempuan yang terlihat sedikit menatap dua penumpang yang berbicara. lalu kembali menatap sebuah tas besar ditoilet tersebut.

Tapi, dimana?
Dimana dirinya pernah bertemu perempuan tersebut?

Entahlah...
Karena lupa dia pun menghela napas kasar.

Jane yang mendengar dirinya seperti kesal pun mengangkat alis, "Ada apa denganmu, Jul?"

Julian menatapnya dengan tenang, "Tidak apa." lalu dia membisikkan sesuatu pada Jane.

Mendengarnya Jane sempat terdiam sebentar, "Iya, sepertinya masih bisa jika saat ini. tapi, dengan bantuan adikmu dan Bob. Hanya mereka yang bisa untuk hal itu."

Bob yang mendengar namanya disebut menoleh. ketika hendak bicara, dia disuruh diam oleh Jane. Meski tidak tahu alasannya, dia tetap menuruti.

Para penumpang satu per satu tampak bubar, meninggalkan tempat yang sempat menjadi kerumunan tersebut.

Jupiter tadi memanfaatkan kerumunan untuk mencari sesuatu yang menganggu pendengarannya. entah apa yang menganggu. tetapi, saat Anne tadi melangkah ke belakang, sesuatu yang mendengar pendengarannya semakin bertambah frekuensinya.

Dia pun melihat kabel dibawah kaki Anne, tepatnya dilantai. kabel tersebut dilihatnya ada yang terluka atau cacat, membuat dia menarik Anne menjauh dari kabel tersebut.

Sebenarnya Anne yang akan bersuara terhenti karena Jupiter menyuruhnya diam, dengan isyarat sebuah jari telunjuk diletakkan dibibir Jupiter sendiri.

Anne mengangguk sebagai jawaban.

*

Anne, Bob, dan Jane berada diruang yang tadi sempat ramai. Bob sedang memotret kabel dan tas yang tak diketahui apa isinya, siapa pemiliknya, dan apa yang terjadi selanjutnya.

"Bob, kau potret saja bagian tas biru dongkar dan kabelnya." perintah Jane.

Bob mengangguk, "Ya, aku tahu."

Anne menimpali, "Kau potret saja daerah sini, jangan jauh-jauh."

"Owh, kau mengkhawatirkanku, Anne? Aku sangattt senang~" sahutnya tersenyum jahil.

Anne merona tipis, "Tidak. siapa bilang."

Mendengar jawaban Anne membuat raut senangnya tergantikan raut cemberut.

Setelah Bob sudah tidak berada diberada didekat mereka, Jane tersenyum tipis, "Kau berkata tidak khawatir pada Bob kan?"

"Ya."

"Tapi.." Jane menatapnya jahil, "Melihat kau tadi merona ucapan Bob kurasa benar, bukan?"

"Tentang itu.. aku.."

"Tidak usah malu. tercetak dengan jelas diwajahmu." Ucap Jane riang.

Anne mengerutkan kening, "Apanya yang tercetak, Jane?"

"Aku beritahu tidak, ya?" ucap Jane berpura-pura berpikir.

"Ayolah, Jane. beritahu aku."

Mereka berdua tertawa sambil memeriksa sekitar ruangan didekatnya.

*

George merasa bosan dengan sosok berempat tersebut yang sedang mengobrol serius sepertinya, dia ingin mengobrol dengan Reswee dan Viesha. Tapi, mereka berdua masih tidur sampai sekarang.

Dia pun berdiri dan melangkah ke ruang dimana Anne dan Jane berada disana.

"Kalian masih lama?" tanya George melipat kedua tangan dan menyandarkan diri dipintu.

Anne menatap George yang terlihat penasaran, "Entahlah, George. dari tadi kami belum menemukannya."

"Menemukan apa?"

"Seorang perempuan tadi dan sebuah kalung." Jawab Jane.

"Perempuan? kalung? Tentu saja kalung masih dipakai perempuan tadi." kata George tertawa pelan.

Jane menatapnya datar, "Tidak, aku sempat melihat kalung tersebut jatuh didaerah sini."

"Disini?" ulang George menunjuk ruangan itu.

Anne menggeleng, "Bukan disini. didaerah luar ruangan ini. tapi, entah kemana."

George menghela napas, "Kalian yakin jatuhnya disini?"

"Tidak sih. Julian yang melihatnya." Jawab Jane tersenyum tak jelas.

George menggeleng pada mereka, "Kenapa kalian mau disuruh? Bagaimana juga dia itu, malah seenaknya duduk dan kalian disibukkan."

Setelah George pergi dari hadapan mereka berdua, seorang pria berperawakan tua -mungkin sekitar berumur 50 tahun jika Anne lihat- datang dengan tergesa-gesa pada mereka.

"Ahh, rupanya kalian disini. kalian teman pemuda berkaca mata-kan?"

Jane mengangguk, "Ya, benar tuan. Ada apa?"

"Sebenarnya aku melihatnya dibawa oleh dua orang berbaju hitam, dan berbadan besar. tapi, aku tidak melihat mereka disini dari awal." ucap pria tua itu panjang-lebar.

*

Hey, minna-san..
Dua chapter sekaligus update :D

Vote and Comments, bagaimana?

Hee, sampai jumpa di chapter selanjutnya.

SriTaurus5
19/04/2017

The Eight Detectives | Revisi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang