Pagi telah terlewati, Jane yang mendengar langkah seseorang pun menoleh dan melihat Julian yang masih menatapnya menyelidik.
Dia pun segera berdiri dan hendak melewatinya.
Namun, Julian menahan lengannya. "Apa aku menganggu ketenanganmu?"
Ditatap intens membuat Jane merona tipis, "Tidak, aku hanya-"
"Aku perlu membicarakan sesuatu padamu."
"Sebaiknya kita membicarakannya bersama yang lain diruang tamu."
"Tidak, aku hanya perlu membicarakannya padamu." sahutnya serius. "Duduk." Perintah Julian.
Jane dengan bimbang duduk dikursi balkon kamarnya, diseberang Julian yang dibatasi meja.
"Siapa yang telah mengurungmu digudang?" Julian mengulang pertanyaan yang sama dengan kemarin.
Jane menunduk, dia bukannya memikirkan jawaban atas pertanyaan Julian yang berada dihadapannya. Tetapi, memikirkan apa yang dikatakan sang pelaku padanya.
'Kenapa kau mencintainya? Apa perasaannya sama denganmu? Apa ada sesuatu istimewa yang diberikannya padamu? Mungkin saja dia seperti yang tidak kau pikirkan.'
Mengingat hal itu membuat Jane menahan air mata dan memegang dadanya, serasa sesak dan perih, seakan akan meronta ingin keluar.
"Kau kenapa? Aku cuma bertanya, Jane." Kata Julian hendak menyentuh wajahnya. Tetapi, ditepis oleh Jane.
"Tidak perlu peduli padaku!" Seru Jane.
"Ada apa denganmu? Apa aku ada mengatakan hal yang salah denganmu?"
Pertanyaan tersebut tidak ditanggapi Jane, "Apa istimewanya seseorang yang berada dalam hatimu? Apa kau begitu mencintainya hingga mengabaikan orang yang didekatmu?"
Julian terdiam mendengar pertanyaannya, "Kenapa kau menanyakannya? Dan siapa maksud orang didekatku?"
"Orang didekatmu adalah aku! Aku hanya ingin tahu? Apakah aku sebagai sahabatmu tidak boleh mengetahui siapa dia?"
Jane sudah menumpahkan air bening yang sudah dia tahan dimatanya, dia merasa tidak bisa menahannya.
"Bukan begitu, hanya saja tidak perlu kau tanyakan lagi."
Perkataan Julian membuat Jane menjadi bingung, "Maksudmu? aku tidak mengerti."
"Karena dia sudah berada dihadapanku." Kata Julian tersenyum cerah, membuat Jane melebarkan mata.
Tetapi, bagi Jane senyum cerah yang dikeluarkan oleh sosok didepannya itu mengandung kesedihan dan kebahagiaan yang tidak ternilai maknanya.
⚫⚫⚫
Dikamar, Pete yang sedang merebahkan diri diranjang pun kembali memikirkan kembali informasi yang didapatkannya bersama Dick dari Pusat Perpustakaan Koran tadi pagi.
Mereka berdua juga sempat menelepon seorang kepala polisi yang bernama Jack untuk membantu menyelidiki kasus ini, tentang apa yang terjadi mereka sudah menjelaskannya melalui telepon yang dipinjam dari Pusat Perpustakaan Koran yang telah mereka kunjungi.
Padahal saat ini jam menunjukkan ke angka 22.45 malam. Namun, dirinya belum mengantuk, masih tetap kukuh membacanya.
Dia menyesap kopi untuk menghilangkan kantuknya. Saat membaca kembali koran yang dipinjam, suara ketukan yang didengarnya tiga kali membuat dia mendongak.
"Oh, Jupe. Ada apa?"
"Kau belum tidur?" Tanya Jupiter dari pintu.
"Iya, seperti yang kau lihat." Jawab Pete tersenyum tipis.
![](https://img.wattpad.com/cover/68799921-288-k325620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Mistero / Thriller1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...