1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed.
The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka.
Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...
Hello, readers. Sebagai janji Author untuk chapter berikutnya yang special, inilah cerita yang sudah dibuat sesuai ide Author sendiri.
Ingatan gelap dan kelam seseorang kembali bangkit, sebab adanya pihak yang ingin membangun kembali masa kelam. Meskipun disisi lain orang yang bersangkutan dengan sang pemilik ingatan gelap dan kelam tak ingin terulang kembali.
Sebelum membaca cerita dibawah, bacalah sebuah tulisan bercetak miring diatas. Bijaklah untuk pembaca. Bagaimana untuk voments sampai chapter 29?
~x~
Dua hari sebelumnya.. Kediaman orang tua Julian, Rue St. Denis, Paris.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Julian yang hendak tidur dikamar rumah orang tuanya pun melihat maid tergesa-gesa padanya.
"Ini untuk tuan." ucap Maid tersebut menyerahkan sebuah amplop.
"Dari siapa, bi?" Tanya Julian menerima amplop.
"Dia tidak mau menyebutkan nama, tuan. saya permisi dulu." Jawab maid dirumahnya lalu bergegas melangkah menuruni tangga.
Julian mengangguk dan masuk kamarnya. Setelah membuka isinya didalam amplop, dia segera melebarkan mata melihat banyak foto-foto dirinya yang berada disuatu ruang bar dengan bitch yang seksi dan dalam keadaan full naked..
Biasanya ruang kosong dibar dipesan oleh tangan-tangan berlimpah uang untuk digunakan setelah berada diruang utama pada bar.
(Gak usah dijelaskan panjang lebar, pasti kalian tahu-lah)
Julian langsung meremasnya foto-foto tersebut. Dia mengumpat dan langsung membuang foto yang diremas ke tempat sampah.
Siapa orang yang berani membuatnya kembali mengingat ingatannya pada masa lalu?
Dia kembali membuka laptop dan membaca situs yang dipasang pada Instagram yang menandai dirinya.
Kau! Tidak akan aku biarkan kau untuk dapat hidup bahagia dengan wanita yang awalnya telah kau nodai dengan perilakumu. Aku akan terus membuatmu mengingat kesalahan yang kau lakukan pada wanitaku yang kau rebut!
Back to Two Days Later,
Julian saat ini pulang ke rumah orang tuanya dengan membawa Jane, dia membawa istrinya karena Ibunya sangat kangen Jane yang sudah dianggap sebagai putrinya sendiri.
"Kau menangis?" Julian duduk dipinggir tempat tidur dan merapikan rambut Jane dengan lembut.
Jane yang mendengar suaranya mengangkat kepala dari sembunyian diantara dua lutut, menunjukkan mata merahnya.
"Tidak." Ucapnya dingin lalu berbaring membelakangi Julian.
Orang yang dibelakangi menghela napas, "Sampai kapan kau mengabaikanku, Jane? Aku minta maaf untuk berita yang kau lihat kemarin."
Tidak ada jawaban.
Julian pun melangkah didepannya dan pindah duduk disisi kiri Jane, kemudian mengambil kedua tangannya.
Tapi, Jane menghentak tangannya dan dia duduk ke arah sudut tempat tidur, punggungnya menempel pada papan tempat tidur. Dengan raut ketakutan dipandang Julian.
"Kau kenapa takut padaku? Mendekatlah, aku tidak akan melakukan apapun." Ucap Julian pelan dan sabar.
"Kau tidak akan melakukan hal seperti dulu padaku?" Tanya Jane dengan berkaca-kaca.
Julian tersenyum pelan dan menggeleng, "Tidak, Jane. Percayalah."
Jane pun mendekatinya dan Julian langsung menarik dirinya pelan pada pelukannya, "Aku tidak ingin membuatmu trauma kembali. Janganlah kau mengingat masa laluku jika kau tidak ingin mengingatnya."
Julian yang merasakan basah dibahunya mempererat pelukannya, dia tidak ingin-sangat tidak ingin membuat wanita dipelukannya kembali terpuruk seperti dulu.
"Kau tetap bersamaku, bukan? Tidak meninggalkanku, bukan? Tetap disampingku, bukan?" Tanya Jane sesenggukan.
Julian merenggakan pelukan, hatinya perih menatap wanitanya dalam keadaan pucat dan dia ikut berkaca-kaca.
"Tentu, Jane. Tentu. Jangan dengarkan perkataan orang lain. Jangan membenarkan apa yang dikatakan dimedia social jika buktinya tidak benar."
Julian bernapas sebentar.
"Maka dari itu jangan menangis lagi, my girl." Ucap Julian menghapus butiran air mata Jane dan mencium matanya dengan penuh perasaan, "Because my eyes, my feeling, my soul, my physical, my love, and my heart just your mine." Ucap Julian dengan tulus.
Jane mengalirkan air mata deras tanpa suara mendengarnya, dia langsung memeluk Julian di tempat tidur. Kemudian melingkarkan kedua tangan ke lehernya, menatapnya tajam pada Julian.
"Kau sesuatu, Lian."
Tentu saja nadanya yang dibuat-buat membuat Julian mengangkat satu alisnya bingung,
"Kau sekarang seperti hendak... memakanku, Jane." ujar Julian tersenyum menyeringai menatap Jane yang duduk diatas perutnya.
Jane merona mendengarnya. Namun, dia membalas senyuman Julian dengan tersenyum devil, membuat Julian bergidik. Lalu menarik dasi Julian dan mengikat kedua tangan pemilik dasi.
-----
Karena words-nya kebanyakan, jadi Author bagi dua untuk chapter special ini. masih ada lanjutan chapter special dari Jane-Julian. So, wait for other chapter.