Hello readers!
Berjumpa dengan cerita author di chapter 8. Kali ini author perpanjang chapter pada kasus pertama. Dibawah ini hanya percakapan sepulang mereka dari kasus. So, belum masuk kasus kedua ya.
Baiklah, jika tidak sabar langsung saja read.
Ok, Check it down~
❤❤❤
Sepulang dari Abnash, mereka menemui Hector Sebastian yang masih bersedia mengetik pengantar pada mereka yang menggantikan almarhum Mr. Hitchock yang telah tiada.
"Jadi, Ethan sudah ditangkap dan dihukum seumur hidup. Walaupun, dia belum sempat melecehkan Jane dan telah membunuh seseorang?" Tanya Hector setelah panjang lebar dan terlihat tidak percaya.
"Chart bukan Ethan." Koreksi Jupiter.
"Ya, siapapun nama dia." Lalu Hector melipat kedua tangan didada, "Hukuman yang setimpal baginya. Walaupun masih muda, berumur 20 tahun. Dia sudah berani melakukannya."
"Itulah dia." Sahut Julian.
"Jul, kau terlihat mengerikan." Ujar Jane menatapnya bergidik dan sedikit menjauh.
"Tenang saja, Jane. Dia hanya kesal. Tetapi, jika kalian menikah undang aku, John dan Van Don ya? Pasti kami datang!" Hector mengedipkan mata.
"Kalau tentang itu, kami tidak tahu kapan, sir." Jawab Jane merona dirangkul Julian lalu tersenyum menatap Hector.
"Uh, jangan bermesraan depan kami!" Kata George sebal.
"Dick, peluk George supaya dia tidak iri karena tidak ikut dalam kasus itu." Kata Anne menggoda.
"Hei, Anne! Aku tidak iri, cuma merasa risih saja. Kalian seperti tidak sopan dihadapan orang spesial."
"Haha, tidak apa George. Mungkin Julian yang tidak mau meninggalkannya karena Chart mengucap Jane wanita yang paling indah dihadapannya." Kata Hector menirukan Ethan.
Jane tertawa kecil, "Haha, itu cuma kata pujian. Bukan kata untuk melamar."
Julian menatap datar Jane. "Yah, tetap saja lain maksud ucapannya."
"Kalian berisik, bisakah kalian diam?" Jupiter yang kesal pun berkomentar.
"Tentu saja bisa." Jawab Bob agak kesal.
"Kenapa kau yang jawab!?" Tanya Jupiter dengan bingung.
"Memang kenapa?" Tanya Bob membuat Jane yang kesal.
"Hei, Bob. Katamu diam. Tetapi, kenapa jawabnya seperti nantang?! Kalau mau diam ya diam." Sambung Jane tajam.
Hector agak bingung dengan situasinya. 😅
Bob terdiam mendengar ucapannya.
"Hei, Jane mudah goyah hatinya." bisik Jupiter pada Julian.
"Apa boleh buat. Itu gara-gara Ethan." jawabnya berbisik kesal mengingatnya.
George menghela napas, "Dia bukan goyah, tetapi sedang dapat."
"Maksudnya?" Tanya Pete Crenshaw dengan bingung.
George menyipitkan mata pada satu laki-laki tersebut, "Tidak. Tidak apa." Dan menolehkan pandangan ke arah lain seraya menghembuskan napas pelan lagi.
Bob menyenggol lengan Julian yang bergumam dalam hati, 'Its scary.' Setelah dia melihat Jane yang menatapnya tajam.
"Tetapi, apa Van Don berada disini?" Tanya Pete melirik ke dapur waspada.
"Sayangnya ada, Pete. Nanti sajalah jika dia tidak ada." Desah Hector.
"Memang kenapa jika ada Vang Don?" Anne tampak tidak mengerti arah pembicaraan mereka.
"Oh, tidak apa. Kau masih kecil. So, jika tidak tahu diam sajalah." Dick tertawa kecil.
"Hey, aku bukan anak kecil! Seenaknya saja! Justru itu aku bertanya." Protes Anne pada kakaknya.
"Sudah, Pete. Jangan membuatnya kesal." Kata Bob menyipitkan mata.
Lalu, Van Don muncul dari arah dapur membawa nampan besar yang berisi 10 mangkok ke atas meja.
"Dari pada ribut, bagaimana jika makan saja. Kalian lapar, bukan?" Tanya Vang Don tersenyum seraya meletakkan satu per satu mangkuk dihadapan mereka.
"Yah, tentu saja." Seru Jupe.
"Kau ini kalau soal makanan nomor satu." Dick menyipitkan mata dan George menyetujui.
"Yeah. Lebih baik kau diet."
"Benar. Supaya tubuhmu bagus, Jupe. Dari pada seperti kau memerankan Baby Fatso again." Sambung Pete pada Jupiter.
Hal itu membuat Jupiter kesal, "Kenapa kau masih membahasnya, Pete!" Seru Jupiter dengan nada tidak terima.
"Sudahlah, Pete. Jangan membuatnya tersinggung." Ucap Anne menengahi mereka.
"George, tolong teleponkan Viesha agar suami dia tidak mengejek orang." Kata Jupiter kesal.
"Oke." kata George pura-pura mengambil hp dan menekan nomor dilayar handphone-nya.
Pete langsung menyambar telepon George. Tetapi, tidak bisa. Karena George lebih gesit darinya.
"Sudahlah, ayo makan selagi panas." Kata Jane yang tertawa kecil membuat lainnya setuju.
"Wah... Thank you, Vang Don atas hidangannya." Kata Julian setelah berbinar setelah mencicipi makanan didepannya, di ikuti ucapan terima kasih dari lainnya.
"Sama-sama." Don membalasnya dengan senyuman hangat.
"Bubur ayam campur irisan kol ini lezat." Kata Anne antusias, diikuti anggukan lainnya.
'~'
Author : Haha, memang percakapan gak jelas. Wkwk. 😂
Readers : Iya, sama kayak Authornya 😑
Author : Apa katamu!!? (sudah memerah dan kakinya dihentak-hentakkan) 😡
Readers : Ah, tidak. Abaikan saja. (tersenyum gak jelas) 😄
Author : Coba bilang sekali lagi. (mata menyipit tajam) 😠
Readers : Ampun! (lari) 🏃🏃
Author : Kok lari? Padahal main-main aja. Haha. 😅
Baiklah langsung saja
tutup chapter ini. Tunggu kasus selanjutnya ya. 😘Author minta maaf kalau readers ada yang kecewa dan gak suka ceritanya. 😅
Ok. Please leave your votes and koments, please.
Salam SriTaurus5
Revisi 13/04/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Mistério / Suspense1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...