45. Namanya

324 32 7
                                    

A/N
Hahaha bagaimana perasaan kalian yang mendapatkan hidden chapter dari chapter sebelumnya? 😂 makin penasaran kah?

Terima kasih karena kalian bersedia membaca aurhor note 😄🌸 akan ada hidden chapter lagi di chapter selanjutnya~

Warm regards,
Matsushina Miyura


Kau kembali mengecewakanku Dila. Kau kembali menghancurkan kepercayaan yang ayahmu ini berikan pada mu.
Apa maumu?
Kembali melawan ayah?

Seperti malam-malam sebelumnya, Dila terbangun secara paksa dengan deru napas yang cepat dan terburu-buru. Keringat yang kiranya setiap malam membasahi tubuhnya bukan merupakan pemandangan asing. Wajahnya yang kian hari semakin pucat itu terlihat semakin gelisah.

Malam yang di temani oleh bintang juga bulan, pancaran sinar lampu malam yang tenang pun tak bisa menenangkan Dila Maulin Sucipto dari rasa mual dan kegelisahan untuk kembali mengeluarkan makan malam yang kiranya sudah tercerna dalam tubuhnya.

Setiap mimpi buruk itu selalu memberikan efek yang berbeda pada tubuh Dila. Namun yang paling sering ia akan merasa mual dan muntah-muntah. Tubuhnya tak bisa menerima tekanan mental yang cukup besar. Kiranya Dila sudah menahan itu semua selama bertahun-tahun lamanya.

Yang mau tak mau memaksa Dila untuk meminum salah satu jenis obat dari benzodiazepine untuk membantunya tertidur. Obat itu adalah obat yang paling ia hindari. Ia tak ingin menggunakan obat tidur karena ia pikir ia masih bisa menangani setiap kecemasan yang selalu menghampirinya.

Dan untuk kasus yang satu ini, Dila menggunakan obat tidur dua kali seminggu.

Ia menahan diri untuk tidak menggunakan obat setiap hari. Meskipun ia harus mengalami gangguan kecemasan dan kegelisahan yang rasanya sepuluh kali lipat dari biasanya, ia dengan keras kepala tak ingin menggunakan obat yang diberikan oleh psikiater.

Perutnya kembali kosong, mulutnya terasa begitu pahit, kepalanya begitu pening, matanya memerah. Oh kiranya Dila harus beristirahat kembali. Malam masih panjang dan ia tak bisa terus terbangun dan tetap terlihat segar di esok hari.

Dila mengambil beberapa anggur dan membawa satu kapsul untuk ia konsumsi.

Malam ini mungkin ia akan kembali tidur, walaupun tak nyenyak.


***


Dila tak keluar dari ruangannya sejak pagi, seperti biasa ia memakan bekal makanannya di dalam ruangannya. Ia bahkan terus berkutat dengan lembaran-lembaran juga e-mail dengan begitu banyak bahasa yang berbeda. Ia sudah mulai sedikit demi sedikit melepaskan jabatannya di Indonesia. Walaupun ia harus melewati penyerahan jabatan secara resmi, tapi beruntung penggantinya cukup baik untuk mulai mengambil alih hampir seluruh tugas Dila.

Sedikitnya ia bersyukur karena begitu banyak pekerjaannya kali ini.

Dentingan jam dinding pun tak mengganggu Dila yang kini begitu fokus membenahi kanji nya yang ternyata salah. Sangat menyedihkan bahwa Dila tak menyadari waktu sudah malam. Bahkan Desi pun dengan setia menunggu Dila untuk pulang. Sesekali ia bahkan memberikan camilan atau minuman untuk Dila yang di matanya tak kenal lelah.

Love? Trust? Work? or Hobbies? [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang