Sekali lagi ia menjambak ujung rambutnya tanpa mengalihkan mata dari kertas yang merupakan sumber pencaharian sampingannya. Beberapa sketsa sudah terbentuk di sana dan ia sedang berusaha keras untuk berjuang membuat lineart. Tangannya memang stabil namun ia rasa ada sebuah getaran tak nyaman yang bisa saja membuat tangannya tak menciptakan sebuah garis indah sempurna seperti biasa.
Sudah tiga hari Rivan tak datang ke kantor dengan alasan bahwa ia sakit dan bahkan beberapa orang mengatakan bahwa kondisinya cukup mengenaskan karena tak bisa berpindah tempat dan hanya duduk seharian di atas kasur sudah menjelaskan betapa sakitnya pria itu. Juga Dila yang mengerjakan sebagian besar tugas Rivan membuatnya semakin tak bisa tertidur. Tiga hari terakhir merupakan hari-hari yang melelahkan juga mengenaskan.
Semakin hari ia merasa tubuhnya semakin tak nyaman. Ia rajin meminum vitamin untuk menyeimbangkan gizi tubuhnya yang kian mengecil. Pening pun sering muncul karena ia jarang tertidur. Dan tidur pun kali ini tak lebih dari 4 jam. Malah biasanya kurang dari 4 jam per hari.
Kemarin ia baru saja menyelesaikan naskah untuk novel barunya. Sebenarnya sudah ada tiga naskah yang di setujui oleh penerbit. Merupakan sekuel juga dua bagian dari trilogi baru novelnya. Dan yang kemarin ia selesaikan itu merupakan buku terakhir dari trilogi terbarunya. Bayangkan saja dalam empat bulan ia berhasil membuat empat buku, yang faktanya, ketiga dari buku itu sudah di kontrak untuk di terbitkan dengan selang waktu satu tahun sekali. Mereka senang karena penulis kesayangan mereka begitu aktif membuat buku. Tentunya mereka menghasilkan banyak uang dari buku-buku yang Dila buat mengingat Dila merupakan seorang yang sudah dikenal di berbagai kalangan.
Naskah yang baru saja selesai itu sudah ia kirimkan melalui e-mail pada editornya sesaat setelah ia menyelesaikan naskah itu. Lalu untuk komiknya, ia sudah membuat begitu banyak chapter baru yang ia simpan di rak dengan rapi. Untuk musik yang dua hari lalu sedang dalam—
“Dila.”
Dila menjauh dengan tiba-tiba dan tubuh beserta kursi kerjanya menghantam ujung meja dengan kuat. Ia meringis kesakitan dan mengusap punggung yang rasanya akan patah itu.
“Maaf mengejutkanmu, tapi aku sudah mengetuk pintu bahkan memanggilmu beberapa kali. Minumlah jus ini, dan segeralah shalat.”
Lina menyimpan segelas jus dengan hati-hati lalu keluar dengan cara yang begitu hening.
Tatapan Dila terfokus pada gelas di hadapannya. Meminum jus bukan merupakan hal yang asing bagi Dila. Lalu pandangannya beralih pada botol vitamin yang berada di samping peralatan gambar yang tersimpan rapi di tempatnya. Ia melakukan hal itu agar ia mudah meminum vitamin karena pada dasarnya ketika ia berada di rumah, ia akan sering berada di ruang kerjanya.Aku akan meminum vitamin setelah ini.
***
Cuaca mendung dan berangin menampakkan penampilan yang begitu abu-abu pada sore hari yang seharusnya terlihat ceria. Dila berdiri di depan sebuah rumah dengan rambut yang tergerai beserta pakaian formal khas yang selalu ia gunakan. Juntaian rambutnya sedikit bergoyang memberikan kesan paling flamboyan dari apa yang seharusnya ia tampilkan. Pikirannya melayangkan pertanyaan mengapa ia harus pergi ke rumah ini. Entah ia bodoh atau kelewat idiot, namun kali ini ia berdiri di depan rumah Rivan.Ia melenguh panjang karena tak mengerti dengan apa yang sudah ia lakukan. Ini semua berawal karena Laura yang meneleponnya berkali-kali saat ia sedang di kantor. Ia bahkan tak memiliki waktu untuk menjawab telepon tersebut karena ia begitu sibuk. Lalu yang terakhir adalah Ibu Rivan yang secara khusus meneleponnya.
Tebak saja apa yang ia katakan.
Tentunya mengenai kondisi Rivan yang bahkan tak membaik. Sebetulnya, untuk apa ia diberitahu tentang hal itu? Ia bahkan bukan siapa-siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love? Trust? Work? or Hobbies? [Dalam Revisi]
RomanceDILA MAULIN SUCIPTO Wanita berusia 27 tahun yang terlalu menyayangi statusnya sebagai wanita karier. "Dila kapan kamu mau nikah?" Permintaan sulit dari sang ayah yang dirasa mustahil pun terucap. Membuat Dila dihantui bayang-bayang akan pernikahan...