21. Will You Hold Me ?

8.1K 697 48
                                    

Sudah sekitar seminggu ini, pasangan SoonHoon seperti yang sedang tertimpa masalah. Entah itu karena apa. Jihoon sudah 3 hari ini tidak pulang ke dorm untuk menggarap lagu yang ia siapkan untuk konser nanti.

Sementara Soonyoung, ia pulang. Hanya saja jam pulangnya menjadi sangat larut. Pernah sekali waktu Seungcheol yang bangun karena haus itu menemukan si dancer itu baru memasuki dorm mereka. Asalkan kalian tahu, waktu itu jam menunjukkan pukul 2 malam. Dia gila.

Sekarang, mereka semua sedang di agensi. Ah, aku sampai lupa, Soonyoung dan Jihoon sudah lama tidak saling berbagi kehangatan.

Terakhir mereka menghabiskan waktu berdua itu sekitar satu minggu yang lalu. Tepatnya sebelum Jihoon mengurung diri dan tepat disaat kekasih mungilnya mengurung diri di studio kecilnya, Soonyoung juga mempunyai aktifitasnya sendiri.

Sang komposer muda itu keluar sebentar untuk mengambil kopi. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tetapi agensi masih ramai oleh hiruk pikuk kehidupan.

Entah sudah berapa hari Jihoon tidak tidur yang jelas matanya sudah seperti mata panda sekarang. Ia hanya memejamkan matanya beberapa jam saja dalam seminggu ini.

"Soonyoung," Sapa Jihoon.

Ia melihat Soonyoung tengah berjalan sendirian. Ia mengembangkan senyum manisnya walaupun sinar dari matanya tidak sekuat seminggu yang lalu. Sinarnya meredup. Kekasih dari Kwon Soonyoung sedang dalam fase dia benar-benar lelah sekali.

Ia menghampiri sang ketua performance tim itu. Berhenti tepat dihadapan kekasihnya. Ia mendongak sedikit, "Kau mau kemana ?" Tanyanya pelan.

Dengan wajah datarnya, Soonyoung menjawab, "Ke bawah."

"Kau sudah makan ?"

"Sudah." Jawabnya singkat.

Tatapan matanya lurus tepat menatap ke mata Jihoon. Namun, tatapannya dingin. Seperti makhluk tak bernyawa. Ada raga tak ada jiwa. Ia seperti kehilangan semangatnya.

"Kau kenapa ?" Jihoon menempelkan telapak tangannya pada kening Soonyoung yang membuat pria itu menghembuskan napasnya dan menarik pelan tangan Jihoon.

"Aku tidak apa. Kau urus saja urusanmu."

Namja kelahiran Busan itu menundukkan kepalanya sambil memainkan ujung bajunya. Jihoon berucap, "Kau pasti lelah–"

"Aku memang lelah. Dan sekarang aku pusing mendengarmu terus berbicara." Tukasnya.

Seperti harapan yang telah kau layangkan setinggi mungkin dan ternyata kenyataannya tidak sesuai yang kau harapkan. Seperti diterjunkan dari langit tanpa sayap yang mampu meringankan sakit yang akan diterina saat jatuh nanti.

Walaupun hanya berharap Soonyoung menjawabnya dengan candaan gilanya, kekehan menyebalkannya, cengiran bodohnya atau bahkan omelan sayangnya kalau Jihoon telat makan. Jihoon tak apa, setidaknya itu lebih baik daripada sudah melayang tinggi dan ternyata ia membalasnya tidak sesuai harapan. Menyakitkan.

"Kalau begitu maafkan aku telah mengganggumu. Aku du–"

"Kau memang mengganggu dan aku saja yang pergi." Sanggahnya.

Soonyoung benar-benar pergi. Tanpa pamit, pergi begitu saja. Tidak ada pelukan sampai jumpa nanti, tidak rayuan murahan yang mampu membuat pipi Jihoon merona dan tidak ada lagi kecupan hangat. Ia benar-benar pergi. Meninggalkan Jihoon diam mematung.

---

"Hyung, apa kau tahu Soonyoung kenapa ?" Tanya Jihoon pada Jeonghan.

Lelaki cantik itu mengidikkan bahunya, "Aku tidak tahu. Akhir-akhir ini–tidak, lebih tepatnya saat kau memutuskan untuk mengurung dirimu di studio, dia jadi begitu." Jelasnya.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang