• For Now

4.8K 602 64
                                    

Song; Kwon Jin Ah & Sam Kim – For Now

Sinar matahari menembus celah tirai yang terbuka. Mata unik dari seorang lelaki bernama Kwon Soonyoung pun ikut bercelah. Sudah pagi. Ia bangkit dari tidurnya dan melangkah ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Dua hari lalu, saat Soonyoung secara tersirat meminta Jihoon pergi, keadaan mereka berdua semakin buruk. Maksud pergi disini bukan menghindar untuk tidak menampakkan wajah dan saling menyapa. Pergi yang Soonyoung maksud adalah berpikir dengan matang tentang hubungan mereka. Soonyoung melakukan itu pun ada maksud tertentu.

Namun, Jihoon benar-benar pergi. Menghindarinya, tidak ingin menatapnya, tidak ingin menyapanya, menghiraukan segala ucapannya dan tidak menganggap keberadaannya. Jujur, Soonyoung sakit menerima kenyataan pahit ini.

Malamnya, dimana semua member berkumpul di meja makan untuk menyantap makan malam membuka mulutnya lebar. Mereka tercengang akan penuturan yang Soonyoung beritahu.

"Aku dan Jihoon memutuskan untuk berakhir."

Jeonghan yang akan menyendokkan nasi goreng seketika terdiam dengan mulut yang terbuka. Jisoo bahkah menepuk dadanya karena tersedak. Chan menjatuhkan sendok yang siap menghampiri mulutnya. Semua terdiam, kecuali Jihoon. Ia selalu pandai mengatur wajahnya. Dibalik wajahnya yang datar, ia menyimpan sejuta perasaan tak bisa diartikan.

Suasana menjadi canggung kala itu. Seungcheol berdeham dan meminta seluruh member makan, lalu beristirahat karena pagi nanti mereka harus terbang ke Vietnam.

Jeonghan menepuk pundak Soonyoung yang masih bergeming di tempat duduknya. "Aku siap kala kau membutuhkan teman untuk bercerita."

Setelahnya Jeonghan pergi meninggalkan Soonyoung dengan pikirannya yang melalang buana.

---

Riuk pikuk penonton begitu meramaikan acara ini. Lagi-lagi, ekspresi datar Jihoon dapat menipu kamera. Segala macam pemikiran yang membuatnya gila beberapa hari ini ia simpan erat. Soonyoung memutuskannya dengan alasan konyol.

Selama itu pula Jihoon menahan sesak itu sendirian. Tidak ada tangisan. Air matanya seolah kering untuk hanya sekedar menangisi kenangan yang pernah diukirnya bersama Soonyoung, terlalu sakit. Bahkan menangis pun rasanya sulit.

Teriakan para Carat membuyarkan lamunan lelaki mungil tersebut. Penghargaan diterima oleh Seungcheol. Grupnya menang. Jihoon senang, bibirnya tersenyum, hatinya tidak.

Lelaki sipit yang menyandang gelar ketua dari performance team itu sesekali melirik ke arah Jihoon. Tidak bisa ia pungkiri memang, sakit melihat Jihoon diam tak bicara sedikit pun. Lebih baik ia melihat Jihoon meraun daripada diam dengan segala lamunannya.

"Kalian tahu Jung Sunhi?" tanya Soonyoung disela-sela acara makan-makan atas kemenangan mereka.

Seungcheol mengangguk seraya memasukkan daging ke mulutnya. "Sunhi noona, aku mengenalnya. Kenapa?"

"Bagaimana jika aku menyukainya? Bolehkah aku menjalin hubungan dengannya?"

Lagi-lagi suasana makan malam menjadi canggung. Mingyu yang hendak mengambil daging pun tidak jadi. Wonwoo hampir menyemburkan cola yang baru ia minum dan bahkan Seokmin langsung menghentikan tawanha karena melihat Seungkwan yang selalu gagal untuk membuka tutup botol.

SoonHoon CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang